40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- SENIN, 27 APRIL 2020

04/27/2020 8:04 am
Asia/Jakarta

ORANG NUBIA DI MESIR

Abu Ali* tumbuh sebagai seorang muslim tradisional di sebuah desa Nubia di sebelah selatan Aswan, Mesir. Seiring bertambahnya usia, dia menjadi tertarik pada Tasawuf. Dia menghabiskan berjam-jam untuk bermeditasi setiap hari dan merindukan penglihatan akan Allah, tetapi tidak ada yang terjadi. Karena kecewa, dia kembali mencari dan akhirnya berbalik kepada Yesus.

Pada abad ke-6, terdapat tiga kerajaan di Nubia, yang semuanya mengadopsi iman Kristen. Inilah asal-usul berdirinya salah satu gereja Afrika yang pertama. Namun, pada abad ke-13, penyebaran Islam menyebabkan jatuhnya gereja ini. Saat ini, hanya ada beberapa orang Kristen di antara orang-orang Nubia. Sebanyak 99% dari 2 juta penduduk Nubia mengikuti Islam Sunni. Akan tetapi, banyak yang tertarik pada Tasawuf, seperti Abu Ali. Beberapa konsep dari aliran mistis ini membuat mereka lebih terbuka terhadap Injil.

Tingkat pengangguran yang tinggi, sebagian dikarenakan pembangunan Bendungan Aswan pada 1971, memaksa ribuan orang pergi ke negara-negara Teluk sebagai pekerja untuk menghidupi keluarga mereka. Banyak dari mereka yang dipengaruhi oleh Wahhabisme (aliran Islam konservatif, lihat hari ke-5). Mereka mulai mengikuti kewajiban-kewajiban keagamaan secara lebih ketat dan membawa pulang religiositas yang lebih ketat ke tanah air mereka. Ini meningkatkan resistansi terhadap kepercayaan Kristen di Nubia.

*) Nama-nama orang dalam majalah ini disamarkan untuk alasan keamanan.

KITA BERDOA

1. Kisah Para Rasul 22:14-15, agar orang-orang Nubia kembali kepada iman nenek moyang mereka.
2. Bagi orang Nubia yang ditandai oleh Tasawuf atau Wahhabisme ketat, supaya mereka mengalami perjumpaan dengan Yesus yang mengubah hidup.
3. Meminta hikmat bagi kelompok pengikut Yesus yang terus bertambah di antara orang-orang Nubia serta orang-orang Kristen asing yang berhubungan dengan mereka.

Komentar