Doa, Hal Meminta atau Memberi?

Salam kasih,

Ada berbagai misteri dari doa yang belum banyak kita ketahui sebagai orang percaya. Apakah itu sekadar perihal meminta, menerima kuasa, atau malah praktik memberi dalam kerohanian? Ketika Musa berjuang untuk mengeluarkan bangsanya dari perbudakan di Mesir, doa-doanya untuk meminta tulah sebagai hukuman atas Firaun dikabulkan oleh Allah.

Musa memang menjadi alat Allah untuk menegakkan kedaulatan-Nya atas Israel pada saat itu. Allah berdiri di samping Musa agar kuasa-Nya yang besar sebagai pencipta alam semesta nyata atas Firaun yang bersikukuh untuk terus menahan umat-Nya di tanah Mesir. Dalam konteks ini, doa-doa Musa berada dalam otoritas yang didelegasikan dari Allah sendiri sehingga apa yang menjadi permintaannya terjadi.

Sebagai orang percaya, kita masing-masing juga memiliki otoritas dari Allah atas berbagai delegasi tugas-Nya kepada kita, seperti bersaksi, menginjili, memberitakan kebenaran dan janji-janji Tuhan, menjalani mandat budaya, dan menjadi garam dan terang. Semua itu adalah tugas yang sudah didelegasikan Allah kepada kita. Namun, sudahkah kita berdoa seperti Musa ketika kita tengah mengerjakan tugas yang didelegasikan dari Allah tersebut? Melalui artikel e-Doa kali ini, kiranya kita akan semakin memahami makna doa sebagai kuasa yang telah didelegasikan-Nya untuk mendukung kita dalam menjalani tugas dan panggilan kita sebagai orang percaya. Amin.


N. Risanti

Pemimpin Redaksi e-Doa,
N. Risanti

Komentar