Doa Yang Penuh Dengan Iman

Ditulis oleh: Steven Paembonan

Doa adalah kebutuhan utama dari setiap orang percaya. Doa merupakan nafas hidup orang percaya. Tanpa berdoa hidup kita sama dengan mati. Doa merupakan sarana bagi kita untuk selalu menjalin relasi dengan Tuhan. Dalam doa kita juga dapat memohon kepada Tuhan atas pergumulan-pergumulan yang kita alami. Jika kita memiliki iman yang besar, maka bukan hal yang mustahil bila Tuhan akan mejawab doa kita. Disini saya akan membagikan pengalaman pribadi saya tentang permohonan doa saya.

Waktu saya kecil saya pernah memiliki cita-cita menjadi seorang guru. Saya terobsesi dengan guru yang pernah mengajar saya. Menurut saya guru itu pekerjaan yang mulia karena memberikan ilmu dan pengetahuan kepada orang lain. Itulah alasan saya bercita-cita menjadi seorang guru. Setiap hari saya mendoakan cita-cita tersebut dengan iman walaupun pada saat itu saya masih kecil. Ternyata iman ini yang menuntun saya pada masa depan saya.

Waktu terus berlalu dan hampir tiba saatnya kelulusan kelas 12. Pada posisi ini saya harus menentukan masa depan saya ke depannya. Kebetulan pada saat itu saya juga termasuk siswa yang memiliki nilai di atas rata-rata sehingga saya mendapatkan kesempatan untuk masuk ke perguruan tinggi negeri melalui jalur undangan atau yang lebih dikenal dengan istilah SNMPTN. Pada saat itu saya hanya berharap bisa masuk salah satu perguruan tinggi negeri di Surakarta, entah itu program studi apa saja yang penting bisa kuliah. Semalam sebelum pendaftaran SNMPTN dilaksanakan, saya berdoa kepada Tuhan untuk memipin saya kepada rencana-Nya agar masa depan saya ada dalam tangan Tuhan dan rencana-Nya dapat terlaksana dalam hidup saya. Sebenarnya pada saat itu saya tidak tahu dan bimbang harus memilih studi selanjutnya dan saya hanya bisa mengandalkan Tuhan. Dalam angan-angan, saya menginginkan masuk Sastra Inggris karena kebetulan kejuruan yang saya ambil pada saat SMA adalah bahasa. Jadi tidak jauh-jauh lah dari bahasa. Saya juga memiliki keinginan untuk masuk ke hukum karena menurut saya bisa menghasilkan banyak uang. Tidak pernah terlintas dalam pikiran saya untuk memilih menjadi guru pada saat itu. Pada saat itu saya tidak meminta hikmat dari Tuhan dan lebih memilih pilihan yang telah saya tentukan sendiri. Saya rasa itu adalah pilihan yang terbaik bagi saya. Akan tetapi ternyata semuanya itu salah. Dari sini saya belajar bahwa terkadang kehendak saya dengan kehendak dan rencana Tuhan berbeda.

Pada hari berikutnya tiba saatnya pelaksanaan SNMPTN. Sebelumnya saya memasukkan berbagai syarat administrasi dan puji Tuhan saya tidak mengalami kendala. Pada saat sudah masuk laman SNMPTN, saya disediakan tiga pilihan untuk memilih program studi dan universitas yang saya kehendaki. Saat itu saya berambisi untuk memilih pilihan-pilihan yang telah saya rencanakan. Pada pilihan pertama saya mengambil Hukum di UNS, yang kedua adalah Sastra Inggris di UNS, dan satunya lagi Sastra Inggris di UM. Setelah saya mengisi pilihan yang telah disediakan tersebut, tiba-tiba laman SNMPTN server down akibat terlalu banyak yang mendaftar pada hari pertama dan saya tidak jadi mendaftar. Mungkin pada saat itu Tuhan mengijinkan hal ini terjadi agar saya tidak masuk disana. Beberapa hari saya menunggu dan satu minggu sesudahnya sudah bisa mengisi kembali. Saya kembali mengisi pilihan yang telah saya tentukan sebelumnya tanpa berdoa terlebih dahulu, dan akibatnya terjadi lagi hal yang tidak diinginkan yaitu server down lagi dan saya kembali tidak jadi mendaftar. Dari situ saya mulai berpikir kenapa setiap saya ingin mendaftar selalu mengalami hal tersebut. Dan pada dua hari sebelum pendaftaran ditutup saya masih belum mendaftar, takutnya servernya down lagi. Akhirnya saya berdoa agar servernya tidak down dan saya bisa memilih pilihan yang telah saya rencanakan. Di dalam doa, saya juga meminta hikmat dari Tuhan agar apa yang saya pilih boleh berkenan di hadapan Tuhan. Saya berdoa dengan penuh iman dan pengharapan kepada Tuhan dan saya hanya berserah kepada Tuhan kalau saya tidak bisa mendaftar SNMPTN. Akhirnya Tuhan menjawab doa saya. Tuhan mengingatkan saya akan cita-cita saya pada waktu saya masih kecil yaitu menjadi guru. Tetapi saya berusaha mengelaknya dan tetap pada pendirian saya. Pada hari terakhir pendaftaran saya mendaftar pukul 23.00 padahal penutupannya pukul 24.00. Di situ saya berdoa pada Tuhan agar masa depan saya nanti sesuai dengan rencana-Nya. Entah apa yang terjadi, mungkin ini adalah pekerjaan Tuhan, ketika saya memilih program studi, saya tidak sengaja memilih program studi Bimbingan dan Konseling UNS(kebetulan pada saat itu program studi Bahasa dan Sastra Inggris berada di atas program studi Bimbingan dan Konseling). Dan saya baru menyadari setelah semua sudah diverifikasi. Secara otomatis saya terdaftar di program studi Bimbingan dan Konseling. Saya juga tidak bisa mengubah pilihan tersebut karena sudah terlanjur diverifikasi. Pada saat itu saya merasa kecewa terhadap pilihan yang tidak sengaja tersebut dan berharap saya tidak diterima disana.

Tiba saatnya hari pengumuman SNMPTN. Saya merasa deg-degan melihat hasilnya karena pada saat itu banyak teman saya yang tidak diterima di jalur SNMPTN. Saya akhirnya berdoa kepada Tuhan agar saya bisa diterima pada program studi Hukum dan Sastra Inggris. Tetapi sekali lagi rencana Tuhan berbeda dengan apa yang saya rencanakan. Saya malah masuk pada program studi Bimbingan dan Konseling. Pada saat itu saya sangat kecewa dan sempat berpikir untuk tidak usah kuliah sekalian. Tetapi Tuhan Yesus sangat mengasihi saya. Dia menginginkan saya untuk menjadi seorang guru BK dan konselor bagi orang-orang yang mengalami masalah, karena melalui ini saya bisa menjadi saluran berkat bagi orang lain dan bisa memberitakan kebenaran yang sejati yaitu Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Pada saat itu saya baru menyadari apa arti panggilan hidup saya dan saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan ingin memakai saya untuk menjadi alat-Nya untuk melaksanakan misi-Nya. Ternyata doa saya pada waktu kecil yang penuh iman dan pengharapan menentukan masa depan saya sekarang ini. Pelajaran yang dapat saya ambil yaitu selalu berdoa kepada Tuhan dalam mengambil setiap keputusan dan tidak mengandalkan diri sendiri. Sekian kesaksian doa yang dapat saya sampaikan. Semoga menjadi berkat buat kita semua. Tuhan Yesus Memberkati.

Komentar