Menggunakan Waktu Sendiri Bersama Allah

Dalam bukunya (saya kira) "The Grass Is Always Greener Over The Septic Tank" ("Rumput Selalu Lebih Hijau di Sekitar Tangki Kakus" - red), Erma Bombeck berbicara tentang apa yang terjadi pada ibu rumah tangga pinggiran kota. Jika tidak hati-hati, menjadi seorang istri yang membesarkan anak tanpa menemukan makna di luar pekerjaan rumah tangga, mungkin dapat menjadikan seorang wanita memudar ke latar belakang kehidupan keluarganya, kehilangan semua eksistensi yang ada.

Dia menulis, "Tak lama kemudian, Anda menjadi seperti bagian lain dari rumah -- seperti blender listrik. Anak-anak Anda pulang dari sekolah, menatap mata Anda, dan bertanya kepada Anda apakah ada orang di rumah."

Saya percaya hal yang sama berlaku dalam hubungan kita dengan Tuhan, khususnya dalam masyarakat tempat kita hidup hari ini.

Hidup ini begitu sibuk. Dan, bukan hanya sibuk, tetapi juga cepat. Kita bekerja berjam-jam lamanya dan menemukan diri kita harus terburu-buru untuk melakukannya. Sepertinya tidak pernah ada cukup waktu dalam sehari dan segala sesuatu dan semua orang sangat menuntut waktu kita.

Craig Miller menulis bahwa langkah cepat hidup kita mulai bertambah kecepatannya pada tahun 1980 dengan adanya penemuan komputer pribadi. Ditambah dengan internet, laju kehidupan di dunia kita akan menjadi lebih cepat secara eksponensial.

Apa artinya?

Ketika Joey pulang sekolah beberapa minggu lalu, dia ingin membuat kesepakatan dengan saya. Dia ingin agar saya mengganti uang sakunya. Dia ingin saya mulai memberinya 1 sen hari ini dan minta untuk menggandakan uang sakunya setiap hari selama 30 hari ke depan.

Nah, jika Anda pernah mendengar teka-teki matematika ini, Anda tahu bahwa dalam waktu 30 hari, 1 sen itu bertambah dua kali lipat hingga menjadi 10 juta dolar.

Craig Miller mengatakan bahwa apa yang terjadi di dunia teknologi kita sedang mengalami tingkat yang sama. Dia menyebutnya pertumbuhan eksponensial.

Hanya saja, hal itu tidak hanya memengaruhi aspek teknologi dari kehidupan kita. Teknologi, pada gilirannya memengaruhi segala sesuatu tentang kita, yaitu cara kita bekerja, cara kita bermain, harapan pada respons, dan produktivitas kita. Oleh karena itu, hubungan kita terpengaruh. Apa yang kita lakukan seorang terhadap yang lain dan bagaimana kita menghargai hubungan tersebut menjadi diatur oleh dua faktor dalam hidup kita: ekonomi dan waktu kita.

Apakah mengherankan jika kita memiliki kesulitan menemukan waktu berbicara dengan Tuhan? Apakah mengherankan bahwa setiap waktu yang digunakan secara kontemplatif, reflektif, mendengarkan Allah membuat kita merasa bersalah? Kita memiliki begitu banyak hal yang harus dilakukan, begitu banyak yang harus diselesaikan sehingga Allah sering terlupakan di dalam hidup kita.

Pelajaran Alkitab kita malam ini diambil dari cerita Lukas tentang kehidupan Yesus. Kita baru di pasal 5, tetapi sudah begitu banyak yang telah terjadi. Beberapa pasal pertama dimulai dengan menceritakan tentang kelahiran Yesus, dan bahkan tentang masa kecil-Nya. Pelayanan mengajar dan menyembuhkan belum dimulai sampai pertengahan pasal 4. Dan di sini, kita hampir satu pasal berikutnya -- pertengahan pasal 5.

Ayat-ayatnya menyiarkan tentang pelayanan Yesus. Sering kali, orang banyak mengejar Dia dan berkumpul di sekeliling-Nya. Mereka datang untuk mendengar perkataan-Nya yang berisikan pengharapan. Lukas mengatakan mereka datang untuk disembuhkan dan dipulihkan dari sakit penyakit.

Namun, ada sesuatu tentang Yesus, yang Lukas tidak ingin kita lewatkan. Ini adalah sesuatu yang spesifik tentang Yesus, yang sangat penting bagi Lukas, sesuatu yang menurutnya sangat penting bagi kita juga. Yesus selalu menyediakan waktu untuk menarik diri dari dunia dan berdoa, untuk berbicara dengan Allah.

Jangan lewatkan aspek kehidupan Yesus tersebut. Ketika kita bertanya apa artinya menjadi seorang Kristen, ketika kita berusaha menemukan cara untuk menjadi orang yang Tuhan inginkan, ketika kita berusaha menemukan cara untuk menjadi seperti Kristus dalam hidup dan iman kita, kita tidak bisa meremehkan kenyataan bahwa Yesus menyediakan waktu untuk berdoa.

Ini bukan doa kilat. Yesus mengkhususkan waktu untuk berdoa, kadang-kadang berdoa sepanjang malam. Dan, meskipun kita dapat menghubungkan dengan ide menghampiri Allah sepanjang malam ketika kita berada dalam krisis dan terbebani dalam hati kita, saya punya firasat bahwa bukan hanya saat krisis yang menyebabkan Yesus menggunakan sejumlah besar waktu tersebut dengan Allah.

Bill Hybels berbicara tentang aspek menggunakan waktu sendirian dengan Allah dan nilai waktu ini. Dia berkata, "Jika kita benar-benar terjun dalam perdagangan, kita dilatih untuk percaya bahwa waktu adalah uang. Itu sebabnya, kita berbicara tentang mengelola waktu, menggunakannya secara efisien dan menguntungkan."

Jejalkan lebih. Mulai lebih awal. Bekerja lebih lama. Membawa pulang pekerjaan. Menggunakan laptop di kereta komuter. Menelepon klien saat mengemudi. Memeriksa email Anda saat Anda terbang. Membuat jadwal untuk sarapan, makan siang, dan makan malam untuk menghasilkan keuntungan. Kinerja, kinerja, kinerja -- itu adalah kunci untuk promosi, untuk meningkatkan kompensasi, demi kekuasaan.

Saya akan menambahkan bahwa kita diyakinkan, dan kadang-kadang begitu, bahwa kita terjebak dalam kecepatan kinerja untuk sekadar bertahan hidup.

Bill Hybles melanjutkan, "Terjebak dalam kecepatan intens itu dapat bermanfaat! Menarik ketika adrenalin mulai mengalir dan Anda berguling, ketika Anda mulai berlomba semakin cepat. Namun, itu menyisakan sedikit waktu yang berharga untuk saat-saat teduh dengan Tuhan."

Saya melihat orang-orang berada pada kecepatan ini tanpa henti. Tidak pernah ada waktu yang membosankan; tidak pernah ada waktu reflektif juga. Merasa takut, saya bertanya pada diri sendiri, "Di manakah suara Allah yang kecil dan tenang di tengah kehidupan kita yang sibuk? Kapan kita membiarkan Tuhan memimpin dan membimbing, mengoreksi dan menegaskan? Dan, jika hal ini jarang atau tidak pernah terjadi, bagaimana kita bisa menjalani kehidupan Kristen yang benar-benar sejati?"

Luther Gibbs adalah seorang pendeta di Kingston, Jamaica. Dia berbicara tentang pentingnya waktu sendirian dengan Allah di dalam doa dan hidup dalam kehidupan orang Kristen dengan menyampaikan sebuah cerita.

Suatu waktu, ada dua aliran sungai di kaki gunung. Di atas gunung terdapat sebuah danau besar, dan di depannya terdapat sebuah padang gurun yang luas.

Kedua aliran sungai ingin mengairi padang gurun dan suatu hari, mereka mulai membicarakan tentang bagaimana untuk mewujudkan itu. "Menurutku, supaya berhasil, kita harus menemukan cara untuk mendaki gunung dan tersambung dengan danau," kata sungai pertama.

"Buang-buang waktu!" balas sungai satunya. "Kamu tidak akan pernah berhasil. Selain itu, lihatlah semua tanah kering ini yang berseru meminta air. Aku akan pergi."

Maka, sungai kedua mengalir keluar ke padang gurun. Saat matahari semakin panas, tanah semakin mengering, aliran sungai menjadi lebih kecil. Akhirnya, sungai itu surut karena tidak memiliki sumber daya.

Sementara itu, sungai pertama berjuang mendaki gunung. Itu adalah pendakian yang panjang dan sulit, tetapi akhirnya bergabunglah sungai ke danau dan bertanya, "Maukah kau membantuku untuk mengairi padang gurun?" "Ya,” adalah jawabannya. Maka, bersama-sama danau, sungai pertama mengalir menuruni gunung dan ke padang gurun, membuat lahan yang kering menjadi subur.

"Doa membantu saya untuk melakukan apa yang dilakukan oleh sungai pertama," jelas Pdt. Gibbs, "Membuat diriku menyatu dengan sumber daya: danau. Dengan doa, hidup dan pelayanan saya terus disiram. Tanpa itu, saya pasti kering.

Di sekolah, saya ingat belajar sains tentang konsep sederhana menyelesaikan sebuah sirkuit listrik. Dengan kabel dan baterai, wadah dan bola lampu, kami bereksperimen untuk menyelesaikan rangkaian sirkuit. Itu menjadi jelas ketika kami telah menunjukkan pemahaman cara sirkuit listrik bekerja. Bola lampu menyala.

Menggunakan waktu sendirian dengan Tuhan adalah seperti menyelesaikan sirkuit. Cahaya kita tidak bisa bersinar, tidak ada transfer daya sampai kita menyelesaikan sirkuit. Ini adalah tentang membuat diri kita menyatu dengan sumber daya, seperti yang ditulis oleh Pdt. Gibbs.

Mari kita melihat doa dari perspektif hubungan. Pierre Wolff bercerita tentang sepasang suami istri. Kisahnya adalah respons untuk seseorang yang mengatakan bahwa mereka terlalu sibuk untuk berdoa.

Pasangan ini memiliki empat anak yang sibuk dalam kegiatan ekstrakurikuler rutin -- menari dan bisbol, pelajaran musik dan pramuka. Si istri adalah ibu rumah tangga dan sukarelawan di sekolah dan rumah sakit. Si suami adalah seorang insinyur sipil dan kepala departemen di tempat kerja. Dia juga anggota Jaycees, dan mereka berdua sering mengadakan jamuan makan di rumah.

Mereka berdua adalah orang yang sangat sibuk, yang menjalani kehidupan yang sangat sibuk.

Namun, mereka punya cara untuk menunjukkan kasih mereka satu sama lain. Percakapan mereka sepanjang minggu mungkin singkat dan cepat, tetapi seminggu sekali, satu malam, selalu pada malam yang sama (dan saya suka cara Wolff menjelaskan itu) -- satu malam dalam seminggu adalah suci bagi mereka.

Mereka tidak pernah melewatkannya dan tidak ada sesuatu yang mengganggu. Mereka kadang pergi ke sebuah restoran, mereka bisa pergi ke bioskop atau bermain. Kadang-kadang, mereka pergi berjalan-jalan, kadang-kadang mereka duduk diam di rumah bersama-sama atau masak bersama-sama.

Namun, mereka tidak pernah melewatkannya. Waktu mereka bersama-sama adalah suci.

Ini adalah kunci hubungan mereka dan merupakan sebuah cara yang mengagumkan untuk menjaga hubungan tetap hidup dan sehat.

Nah, jika masuk akal bahwa menggunakan waktu bersama-sama yang suci baik untuk pernikahan, betapa lebih penting waktu suci yang digunakan untuk doa dan persekutuan dengan Tuhan kita.

Anda memiliki kartu doa di depan Anda. Malam ini, Anda akan diminta untuk membuat komitmen dalam kehidupan doa Anda. Pertanyaan kami malam ini adalah, seberapa besar komitmen Anda untuk mengikuti teladan Yesus yang ditunjukkan-Nya kepada kita, yang selalu menggunakan waktu yang signifikan dengan Allah, tidak peduli seberapa sibuk pelayanan-Nya?

Saya melihat banyak cara untuk kita bisa mulai memenuhi komitmen kita ini. Saya mencari cara untuk bisa meraih kehidupan doa bagi masing-masing kita, di mana pun kita berada dalam perjalanan kita.

Ada contoh doa yang singkat. Satu buku yang saya baca menyebutnya dengan senyum dan lirikan. Ini adalah doa singkat yang kita doakan ketika sesuatu menyentuh hati kita.

Mungkin, seseorang yang kita temui yang tidak kita kenal. Atau mungkin, yang lebih pribadi di alam.

Namun, itu adalah doa senyum dan lirikan -- doa singkat tentang ucapan syukur dan permohonan.

Bagaimanapun, kehidupan doa kita tidak bisa menetap di langkah ini selamanya. Untuk memiliki kehidupan doa yang memuaskan dan sehat di masa mendatang, kita perlu melanjutkan ke langkah yang lain.

Beberapa sumber berbicara tentang membaca Alkitab dengan cara yang tenang. Beberapa berbicara tentang menggunakan waktu membaca Mazmur secara khusus.

Lainnya berbicara tentang menikmati himne atau mendengarkan musik.

Yang lain berbicara tentang doa berulang-ulang dan ritual yang dapat kita hafal dan memiliki makna bagi kita sehingga kita bisa mengucapkannya seperti Doa Bapa Kami atau Mazmur 23.

Bill Hybles memiliki pola doa dan beberapa sumber yang berbicara tentang memanfaatkan kalender doa.

Saya mencari sumber-sumber ini demi mencari jawaban-jawaban untuk dibagikan kepada Anda, yaitu penemuan orang-orang dalam kehidupan doa mereka. Dan, saya mencari kunci ajaib yang membuka persekutuan mereka dengan Allah.

Saya bertanya-tanya apakah saya bisa menemukan apa itu dalam kehidupan doa mereka, cara atau metode apa yang membantu mereka terhubung dan menjalin hubungan ilahi.

Apa yang saya temukan adalah bahwa tidak ada cara tertentu untuk berdoa, tidak ada satu metode atau pola tertentu, tidak ada kunci ajaib untuk kehidupan doa yang sukses.

Sebaliknya, ada ketekunan, dan pengakuan tentang pentingnya dan prioritas untuk berdoa di tengah-tengah dunia yang sibuk.

Setiap sumber daya, setiap individu memiliki komitmen terhadap kehidupan doa yang berkomitmen -- komitmen untuk memiliki waktu suci dengan Allah.

Malam ini, undangan ada di hadapan kita. Akankah kita membuat komitmen suci yang sama untuk menggunakan waktu sendirian dengan Tuhan?

Akankah kita bertumbuh satu langkah dalam kehidupan doa kita tahun ini?

Mari kita berdoa.

Oh Tuhan, besar dan indah cara-Mu berbicara kepada kami. Sering kali, kami merasa frustrasi dan acak-acakan. Hidup kami kacau, berantakan, dan sering ngebut di luar kendali kami. Kami harus mengakui bahwa prioritas pertama kami bukanlah selalu hubungan kami dengan-Mu.

Jangan biarkan kehidupan kami mengendalikan kami. Tolonglah kami untuk menjaga hubungan kami dengan-Mu menjadi prioritas.

Jangan menyerah pada kami. Jangan berhenti mengingatkan kami. Jangan berhenti berusaha untuk mendapatkan perhatian dari kami.

Tuhan, tolonglah kami dalam membuat komitmen ini dan tetap setia menjalankannya. Dalam nama Yesus kami berdoa, amin. (t/Jing Jing)

Diterjemahkan dan disunting dari:

Nama situs : Sermon Central
Alamat URL : http://www.sermoncentral.com
Judul asli artikel : Spending Time Alone With God
Penulis : Tammy Garrison
Tanggal akses : 23 Agustus 2013

Komentar