OD: Kamis, 23 April 2020 -- Qatar

04/23/2020 6:31 am
Asia/Jakarta

Qatar adalah monarki absolut, dan orang-orang percaya mengalami penganiayaan di semua tingkat masyarakat: pemerintah, masyarakat setempat, bahkan keluarga bisa berbahaya bagi orang percaya, terutama bagi mereka yang berlatar belakang "M".

Saat ini, ada banyak pekerja migran percaya di Qatar yang membantu negara itu mempersiapkan diri untuk Piala Dunia FIFA 2022. Mereka hidup dan bekerja dalam kondisi yang buruk, tetapi meskipun demikian, komunitas-komunitas orang percaya ini bertumbuh.

Pastor Samuel (nama samaran) adalah seorang pekerja migran Filipina berusia 30 tahun yang bekerja dengan upah rendah selama 11 jam sehari, dan melakukan pelayanannya pada malam hari. Dia berkata, "Di negara "M" ini, kita terbatas dalam penginjilan yang terlalu terbuka. Akan tetapi, tidak ada yang bisa menghentikan kita berbicara dengan sesama pekerja kita dan bersaksi kepada mereka dalam kehidupan kita sehari-hari. Setiap hari, Tuhan memberi kita kesempatan untuk menunjukkan kasih-Nya kepada orang lain."

Simon (nama samaran), seorang warga Sri Lanka yang bekerja di Qatar, berkata, "Saya tidak akan pernah berharap menjadi orang percaya di negara "M" yang begitu ketat. Namun, itu terjadi." Dia menjadi seorang percaya setelah bertemu sekelompok pekerja orang percaya.

Berdoalah bersama kami agar Tuhan mempergunakan kehadiran pekerja ekspatriat untuk menjadi agen kabar baik-Nya.

Komentar