NAIROBI, KENYA

Populasi muslim: 500.000

Nairobi adalah ibu kota Kenya dan memiliki angka populasi sekitar 4,3 juta jiwa. Populasi muslim sebagian besar terdiri dari orang-orang yang pernah berimigrasi: orang Nubis yang datang ke negara itu pada pertengahan abad ke-19, muslim Swahili dari wilayah pesisir, dan Somalia dari negara tetangga.

Di distrik Eastleigh (Mogadishu Kecil), terdapat komunitas Somalia terbesar ketiga di Afrika yang tinggal di luar negara asalnya. Mereka merupakan mayoritas muslim di Nairobi dan sebagian besar bersikap konservatif secara budaya dan agama. Mereka berpengaruh dalam bisnis dan dianggap pekerja keras. Namun, mereka juga dianggap agresif oleh kelompok populasi lain. Meski begitu, beberapa pemuda Somalia tidak begitu konservatif dan tertutup; mereka lebih terbuka dan suka menjaga kontak dengan orang nonmuslim.

Somalia adalah kelompok etnis terbesar yang belum terjangkau Injil di Kenya, tetapi karena mereka terkait dengan kelompok ekstremis, beberapa orang takut pada mereka. Meski demikian, beberapa orang percaya berusaha menjalin relasi dan terlibat, antara lain melalui layanan sosial dan diskusi agama publik dengan para pemimpin muslim.

Abdi menjadi pengikut Yesus di universitas. Akibatnya, keluarga muslimnya mengusirnya. Sulit baginya untuk berhubungan dengan orang Kristen di Nairobi karena kelompok ini mencurigainya. Jadi, bersama dengan beberapa orang Kristen Somalia lainnya, dia mulai bertemu secara pribadi dengan seorang pendeta. Mereka berdoa dan memikirkan bagaimana membangun kelompok Somalia untuk menjangkau rakyat mereka sendiri.

POKOK DOA

1. Berdoa untuk kaum muda muslim di Nairobi agar mereka mencari dan ingin belajar lebih banyak tentang Tuhan dalam Alkitab.
2. Berdoalah untuk perlindungan, kebijaksanaan, dan dorongan bagi pengikut Yesus yang secara sadar mencari dialog dengan muslim, sekaligus tempat di mana mereka dapat mengajukan pertanyaan dan menerima pelatihan (Roma 10:17).
3. Doakan agar mereka yang membutuhkan dapat menerima bantuan dan perhatian. Doakan pula agar ekstremisme kian kehilangan pengaruhnya.