Merayakan 30 tahun
melayani bersama
HIDUP MENULAR DI KIRGIZSTAN
Ketika kami mengunjungi teman-teman di sebuah desa di Kirgizstan dan saling berbagi mangkuk teh seperti biasa, teman kami, Azim, menolak. "Tidak, terima kasih. Saya sedang berpuasa." Tentu saja, setiap muslim yang baik berpuasa selama bulan Ramadan. Ini adalah salah satu ritual terpenting dari kepercayaan mereka. Namun, Azim? Dia adalah satu-satunya pengikut Yesus di desanya. Mengapa dia berpuasa?
Orang-orang Kirgizstan hidup di kaki gunung-gunung besar dan bangga dengan tradisi mereka. Mereka utamanya adalah orang Kirgizstan, kemudian orang muslim. Setelah runtuhnya Uni Soviet, orang-orang mulai mencari jati diri mereka, lalu mengingat asal-usul mereka. Ini memperkuat Islam, tetapi juga menghidupkan kembali adat lama dari sebelum orang-orang menjadi muslim. Hanya beberapa orang di desa yang secara konsisten berpuasa atau pergi ke masjid secara rutin. Namun, seluruh desa saling mengunjungi untuk berbuka puasa. Bagi mereka, Ramadan adalah tentang komunitas dan identitas. Lalu, mengapa Azim berpuasa? Setelah menjadi pengikut Yesus, dia tidak ingin lagi berhubungan dengan orang muslim selama bertahun-tahun. Mereka telah mempersulit hidupnya. Namun, saat imannya tumbuh dan dia meminta hikmat dari Tuhan, dia mengerti bahwa dia bisa mengikut Yesus dalam budayanya sendiri. Dan, itu termasuk puasa. Ini adalah cara yang hebat baginya untuk menghabiskan waktu bersama orang lain di desa dan memberi tahu mereka apa artinya mengikut Yesus.
KITA BERDOA
1. Bagi orang percaya yang tinggal di komunitas muslim yang sebagian besar belum terjangkau tanpa saudara-saudari mereka, agar mereka memiliki hikmat dan mengalami tuntunan Roh Kudus untuk dapat memahami iman mereka kepada Yesus dengan cara yang dapat dimengerti.
2. Untuk Kirgizstan dengan Yesaya 58:1-12.
3. Agar banyak orang Kirgizstan menjadi percaya kepada Yesus dan menemukan cara untuk mengikut Dia dalam budaya mereka.