Kunjungi Situs Natal
https://natal.sabda.org
Doa Orang yang Baik tetapi Keliru (Lukas 18:9-14)
Salah satu bahaya yang sering kita hadapi ialah bahwa kita terlalu banyak memojokkan si orang Farisi dalam cerita yang dicatat oleh Tabib Lukas ini. Sebenarnya si Farisi ini hanyalah mencerminkan kebenaran tentang semua orang yang memiliki ide bahwa ia adalah orang yang cukup baik, walaupun masih berada di luar Kristus. Akan tetapi, ini adalah alasan cerdik yang dilakukan oleh orang yang "baik" itu untuk menutupi diri sendiri dengan kekurangan orang lain.
Ketika Tuhan Yesus mengatakan, "Jangan kamu menghakimi supaya kamu tidak dihakimi," Ia meletakkan suatu prinsip psikologi yang tepat, antara lain bahwa biasanya kita menimpakan kepada orang lain apa yang ada di dalam diri kita sendiri. Jadi, janganlah kita memperlakukan orang Farisi ini seperti seorang manusia langka, karena sifat seperti itu biasanya ada di dalam setiap orang.
Tidak ada orang yang lebih baik, lebih modern, lebih mampu daripada seorang yang berasal dari suku tertentu di Indonesia, yang karena keturunannya, kedudukannya, pendidikannya, hartanya membuat dia berpikir bahwa dia lebih unggul daripada orang lain. Ini adalah salah satu misal dari kebohongan dalam kebaikan manusia. Pandangan semacam itu melahirkan manusia "superior". Karena dia tidak melakukan apa yang dilakukan orang lain, atau melakukan apa yang tidak dilakukan orang lain, maka ia menganggap bahwa dia adalah manusia superior, dan perasaan superioritas ini adalah dosa yang paling jahat karena hal itu adalah kesombongan, dan kesombongan merupakan akar dosa.
Hal yang selalu tampak di dalam orang yang sungguh-sungguh baik adalah kerendahan hati dan rasa syukur kepada Allah karena kasih karunia-Nya. Orang yang benar-benar baik akan selalu menyadari bahwa tanpa kasih karunia Allah, ia akan berkubang di dalam lumpur dosa seperti orang lain yang telah jatuh yang perlu dikasihani itu. Dia tidak akan menjadi sombong, tetapi akan penuh dengan syukur.
Pikirkan Rasul Paulus, rasul yang terbesar, yang menulis lebih dari separuh Perjanjian Baru, dan menjadi utusan Injil pertama yang mendirikan gereja di seluruh Asia Kecil dan Eropa. Namun orang yang brilian, yaitu rasul yang penuh dedikasi ini menyebut dirinya sebagai orang "yang paling berdosa" dan "paling hina di antara segala orang kudus".
Tuhan Yesus sendiri berfirman, "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya" (Matius 6:5).
Ada dua gambaran yang jelas tentang sifat kesombongan manusia dalam Lukas 18:9. Apakah kedua sifat yang dimaksud? Baca ayat 11, dengan siapa orang Farisi itu berdoa? Mengapa pemungut cukai itu dibenarkan (dinyatakan benar), sedangkan orang Farisi itu tidak?
Diambil dari:
Judul majalah | : | Kalam Hidup Oktober 1997 |
Penulis | : | Tidak dicantumkan |
Penerbit | : | Yayasan Kalam Hidup -- Gereja Kemah Injil Indonesia, Bandung |
Halaman | : | 25 -- 26 |