Kunjungi Situs Natal
https://natal.sabda.org
"Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Penjahat yang hampir mati itu percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dari suatu kerajaan yang tidak dapat lenyap oleh maut, atau tidak dapat dihalangi oleh pemunculan-Nya yang terakhir. Di manakah lagi kita menemukan iman seperti ini? Pasti iman seperti ini telah berkenan kepada Tuhan Yesus.
Yesus menjawab, "Sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus. "Perkataan Yesus ini merupakan jawaban atas iman penjahat itu. Hari itu juga penjahat itu bersama-sama dengan Yesus masuk ke surga. Pastilah ia mempunyai iman yang luar biasa.
Kata "Firdaus" disini dipakai bukan untuk suatu keadaan sementara, seperti dunia orang mati atau api penyucian, melainkan langsung di dalam surga. Yesus tidak pergi ke salah satu dari kedua tempat itu, melainkan Ia kembali kepada Bapa-Nya (Yohanes 20:17). Kata "Firdaus" dihubungkan dalam 2 Korintus 12:2-4 dan dalam Wahyu 2:7; dalam kedua referensi itu dengan jelas Firdaus dihubungkan dengan surga.
"Firdaus" diambil dari bahasa Persia yang artinya sebuah taman yang indah dengan pohon-pohon, bunga-bungan, dan sebuah sungai kecil yang beriak-riak, sekelilingnya diberi pagar agar terlindung. Taman ini dihubungkan dengan Taman Eden, di mana dosa masuk dan merusakkannya. Akan tetapi Yesus datang ke dalam dunia yang penuh dosa ini dan membayar hukuman untuk dosa manusia, dan Firdaus dipulihkan kembali di surga (Wahyu 2:7; 22:1-2,14).
Sesuatu telah terjadi kepada penjahat yang tergantung di atas kayu salib itu ketika ia mendengar Tuhan yesus berdoa, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Pada waktu itulah ia mulai mengerti tentang kasih -- kasih Allah. Ia tidak mendengar kutukan dari bibir-Nya yang kudus itu. Perkataan-Nya kepada penjahat yang lain (ayat 40-41) merupakan suatu pengakuan atas dosa-dosanya sendiri dan hukuman yang seharusnya mereka terima. Perkataan itu merupakan suatu pengakuan bahwa Yesus Kristus itu kudus dan tanpa dosa.
Semua yang telah dialami laki-laki itu adalah pertobatan dan iman. Ia belum dibaptis, ia tidak memperoleh kesempatan untuk bertumbuh dalam kekudusan -- hal-hal yang benar, tetapi bukan dasar dari keselamatan. Bahkan pada saat-saat terakhir dari kehidupan, lebih baik bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus daripada mati dan masuk ke neraka. Peristiwa ini menunjukkan bahwa manusia tidak perlu berputus asa, dan ia pu jangan mengira bahwa ia dapat menunggu untuk bertobat sampai saat yang terakhir dalam kehidupannya.
Kayu Salib memecah belah manusia. Satu penjahat masuk ke surga bersama-sama dengan Yesus, sedangkan yang lain masuk ke neraka, hanya karena ia menolak untuk bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus.
Kita semua harus datang kepada Allah sambil berkata, "Tidak ada satu pun yang saya bawa, hanya kepada salib-Mu saya berpegang teguh." Kita semua harus datang kepada Yesus dengan mengakui bahwa kita adalah para penjahat.
Anda tidak akan pernah mempunyai kesempatan untuk mati di atas kayu salib di sebelah Yesus, tetapi Anda dapat menyalibkan Dia dengan tidak menerima Dia sebagai Juru Selamat pribadi Anda (Ibrani 6:6).