Doa Seorang Farisi dan Seorang Pemungut Cukai (Lukas 18:10-14)

Suatu pembacaan yang teliti dari kedua doa ini menunjukkan bahwa kepribadian mereka amat berbeda, seperti siang dan malam.

Orang Farisi mengatakan kepada Allah bahwa ia seorang yang sangat baik; pemungut cukai mengatakan bahwa ia seorang yang berdosa.

Orang Farisi menuduh pemungut cukai tentang dosa-dosa yang tidak dilakukan orang Farisi itu; pemungut cukai tidak menuduh siapa pun juga.

Orang Farisi membanggakan kebenarannya; pemungut cukai tidak membanggakan apa-apa.

Orang Farisi ingin dilihat orang ketika sedang berdoa; pemungut cukai berdiri jauh-jauh, memukuli dadanya ketika ia berdoa.

Orang Farisi berpendapat bahwa ia tidak memerlukan apa-apa; pemungut cukai tahu bahwa ia memerlukan pengampunan.

Orang Farisi berpendapat orang lain berdosa; pemungut cukai mengakui, "aku orang berdosa ini." Orang Yunani menekankan kata "ini."

Orang Farisi tidak memohon belas kasihan; pemungut cukai memohon belas kasihan.

Doa orang Farisi tidak ada pertobatan dan pengakuan dosa; doa pemungut cukai mencakup kedua-duanya.

Orang Farisi tidak dibenarkan; pemungut cukai dibenarkan, ia berada di hadapan hadirat Allah dalam keadaan sudah diampuni. Dibenarkan berarti dosanya diampuni.

Orang Farisi tidak memperoleh jawaban; pemungut cukai memperoleh jawaban atas doanya.

Orang Farisi direndahkan; pemungut cukai dimuliakan.

Perbedaan antara kedua doa ini akan mengajar kita cara yang paling baik untuk berdoa. Doa manakah yang Anda pergunakan? Doa manakah yang saya pergunakan?

Komentar