Mengapa Kejahatan Dibiarkan? (Habakuk 1:1-4,12-17)

Habakuk dibingungkan dengan keheningan dan kesabaran Allah dalam membiarkan kejahatan berlangsung terus. Karena itu ia berdoa: "Berapa lama lagi, Tuhan, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar?" (ayat 2). Betapa seringnya kita berdoa seperti itu! Ia melanjutkan: "Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan,
sehingga aku memandang kelaliman? tidak pernah muncul keadilan" (ayat 3, 4).

Tuhan menjawabnya dalam ayat-ayat lima sampai sebelas. Allah berkata: "Aku melakukan suatu pekerjaan dalam zamanmu yang tidak akan kamu percayai, jika diceritakan" (ayat 5). Pekerjaan apakah itu? "Akulah yang membangkitkan orang Kasim" (ayat 6). Kemudian Allah menceritakan kepadanya betapa kejamnya orang Kasim itu (ayat 7-11).

Tetapi jawaban itu tidak memuaskan nabi Habakuk. Ia melanjutkan doanya dalam ayat-ayat 12-17, katanya: "Ya, Tuhan, !!. !!. !!. Yang Mahakudus." Kenyataan bahwa Allah akan memakai orang Kasdim untuk menghukum orang Yehuda sangatlah membingungkan Nabi Habakuk. Bagaimana Allah dapat memakai orang Kasdim untuk menghukum para pelaku kejahatan yang tidak sejahat seperti orang Kasdim? (ayat 12). Tentu saja mata Allah terlalu suci untuk melihat kejahatan itu (ayat 13). Bagaimana Allah dapat berdiam diri saja apabila orang fasik menelan orang yang lebih benar daripada mereka? (ayat 13).

Orang Kasdim adalah mereka mereka yang menangkapi orang seperti menjala ikan dan menjadi kaya dari jarahannya; kemudian mereka mempersembahkan korban untuk jala-jala mereka. Jadi nabi Habakuk mengakhiri doanya dengan sambil bertanya apakah dengan "begitu boleh dihampakannya pukatnya selalu, dengan tiada tahu sayang dan dengan membunuh beberapa bangsa" (ayat 17, Terjemahan Lama).

Nabi itu menunggu jawaban Allah (Hab 2:1). Allah menjawab doanya (Habakuk 2:2-4) dan menceritakan tentang berkat-berkat yang akan datang melalui Mesias. Allah melanjutkan jawaban-Nya dalam Habakuk 2:5-8.

Komentar