Mengapa Tuhan Menunda Jawaban Doa Anda

Mengapa Tuhan Menunda Jawaban Doa?

Pernahkah Anda memiliki kebutuhan yang mendesak dalam hidup Anda dan mendoakannya dengan segenap kekuatan agar Tuhan segera menjawabnya? Pernahkah Anda kecewa ketika jawaban dia itu tidak dikabulkan? Jika jawaban Anda untuk kedua pertanyaan ini adalah "Ya," maka Anda mungkin akan tertarik dengan apa yang akan saya bagikan kepada Anda.

Allah kita adalah Allah yang pengasih dan Ia rindu untuk bersekutu dengan kita. Dia telah menciptakan kita untuk kemuliaan-Nya (Yesaya 43:7), dan Dia bersukacita ketika memberkati kita. Allah juga ingin memberkati kita sehingga Dia dapat menyatakan kemuliaan-Nya yang besar kepada seluruh dunia. Dengan demikian, kita perlu menyadari bahwa Tuhan menginginkan kita untuk berdoa sebab Ia juga ingin menjawab doa-doa kita. Dari sini timbul sebuah pertanyaan: Jika Tuhan ingin agara kita berdoa dan mendapatkan jawabannya, lalu mengapa Dia tidak menjawab semua doa kita?

Yang akan saya bagikan kepada Anda tidak berasal dari buku teks. Saya akan membagikan kepada Anda apa yang telah saya pelajari tentang doa yang dijawab, berdasarkan pengalaman selama tahun-tahun berdoa, memohon, bersyafaat, dan hidup (kadang-kadang berjuang) melalui perjalanan Kristen.

Satu hal yang saya pelajari adalah bahwa Allah menjawab doa, tetapi tidak selalu segera atau sesuai dengan perkiraan saya. Saya akan mengilustrasikan ini. Ada perumpamaan kuno yang diajarkan di beberapa negara yang menggarisbawahi pentingnya anak-anak menaati orang tua mereka.

Kisah ini menceritakan tentang seorang ayah dan anak yang pada suatu hari mengadakan perjalanan ke hutan. Setelah beberapa waktu di hutan si ayah memutuskan untuk duduk untuk beristirahat. Anak laki-laki, di sisi lain, belum mau beristirahat dan memutuskan untuk memanjat sebuah pohon besar. Memanjat lebih tinggi dan lebih tinggi, dari dahan ke dahan, anak itu tiba-tiba berhenti memanjat dan melihat ke bawah dimana ayahnya sedang beristirahat di sana. Ketika anak itu memanggil ayahnya, si ayah langsung melompat berdiri dan menyuruh anaknya untuk segera turun. Anak itu kecewa, tapi tetap patuh, menuruni pohon dengan cepat.

Ketika anak itu bertanya kepada ayahnya mengapa ia menyuruhnya turun, ayahnya menunjuk ke cabang besar tepat di atas di mana ia baru saja berada. Di cabang itu dan dalam jarak yang dekat dimana sebelumnya anak itu berada, terdapat seekor ular besar yang melingkar di sekitar cabang besar. Jika anak itu naik lebih tinggi lagi dan mengganggu ular itu, ia bisa saja terluka parah oleh racunnya.

Apa yang diajarkan melalui perumpamaan ini adalah relatif terhadap hubungan kita dengan Bapa surgawi kita. Dari posisi kita dalam kehidupan, kadang-kadang sulit untuk melihat apa yang ada di depan. Tapi dari sudut keuntungan Bapa, Dia melihat segalanya. Sering kali Dia akan menguji ketaatan kita dengan mengatakan agar kita "menunggu" atau mengatakan kepada kita "tidak." Kita mungkin berpikir Dia tidak sensitif terhadap perasaan kita atau menanggungkan kepada kita terlalu banyak waktu itu; namun, kemudian dengan rahmat kasih-Nya Dia menyatakan kepada kita hikmat-Nya di dalam jawaban-Nya.

Saya telah belajar melalui masa-masa ini untuk tidak mempertanyakan Tuhan atau untuk meragukan bahwa Dia dapat dipercaya. Dia selalu memikirkan kebaikan saya seperti ayah dalam perumpamaan kuno di atas. Dia tidak menjawab saya sesuai dengan bagaimana Dia seharusnya menjawab menurut pikiran saya, tapi biasanya saya akan menjadi sadar kemudian bahwa kebijaksanaan-Nya begitu tak terbatas dalam melakukan apa yang Dia lakukan atau cara Dia melakukannya. Kemuliaan bagi Dia!

Saya juga belajar dari selama bertahun-tahun berdoa (untuk hal-hal) bahwa Allah lebih peduli bahwa saya bersekutu dengan-Nya daripada Dia akan memberi saya "hal-hal." Seseorang pernah berkata bahwa tidak apa-apa untuk memiliki "hal-hal" tapi jangan membiarkan "hal-hal" itu memiliki Anda. Itulah maksud Allah menunda atau menolak "hal-hal" saya. Saya akan mencoba untuk menjelaskannya dengan lebih baik demikian. Ya, saya seperti Anda dan menginginkan hal-hal yang baik. Injil Matius (Mat. 6:33) berbicara tentang keinginan Bapa Surgawi saya untuk memberi saya banyak hal, namun, sebelum Dia memberi saya sesuatu, Dia pertama kali akan memastikan bahwa saya cukup dewasa untuk menangani hal-hal tersebut. Sebagai contoh, meskipun anak saya ingin mengendarai mobil saya ketika ia berumur 12 tahun, saya tidak memberikan kunci mobil kepadanya dan berkata, "Tentu, Nak. Silakan membawanya jalan-jalan." Tentu saja dia harus bertumbuh menjadi dewasa dan mendapatkan SIM sebelum saya mengijinkan dia mengemudi.

Saya puas bahwa berkali-kali saya meminta hal-hal yang saya belum siap untuk menerimanya. Ujiannya adalah ini: Apakah saya akan menggunakan hal atau hal-hal yang diminta itu untuk Kemuliaan Tuhan dan bukan untuk diri saya sendiri? Misalnya, jika Allah memberi saya satu juta dolar sebelum saya tahu nilai dan tujuan penatalayanan yang setia, apakah saya akan menggunakan uang itu untuk memuliakan Dia dan Kerajaan-Nya? Dengan sedih saya mengatakan, mungkin tidak. Tuhan memiliki alasan yang baik untuk menahan beberapa hal yang saya minta. Alasannya: Saya perlu lebih banyak usaha dan kedewasaan di bidang yang hanya dapat dicapai dengan persekutuan yang terus-menerus dengan Dia.

Terlebih lagi, ada hal lain yang mencakup tujuan Allah untuk menunda atau menolak jawaban atas doa-doa saya. Ini mungkin adalah pelajaran yang paling penting yang saya pelajari dalam kaitannya dengan kehidupan doa saya. Tuhan ingin memperkaya hidup saya dengan kasih karunia-Nya. Kasih karunia itu baik. Kasih karunia adalah segalanya bagi orang Kristen. Anda tidak akan memiliki apa-apa dari Tuhan tanpa menerima kasih karunia-Nya. Kasih karunia-Nya tidak berdasarkan jasa kita dan tak habis-habisnya. Ketika Rasul Paulus berdoa agar "duri dalam daging"nya dihilangkan dari dia karena melukainya, Tuhan mengatakan kepadanya, "Tidak." Allah berkata kepada Paulus bahwa Dia tidak akan menghilangkan utusan Setan itu, melainkan akan memberikan Paulus anugerah yang cukup untuk dia bertahan menghadapinya. Mengapa Allah bertindak seperti ini? Teks memberikan alasannya dengan mengatakan bahwa kuasa Allah menjadi sempurna di dalam kelemahan.

Ada sesuatu yang harus Anda ketahui tentang kasih karunia Allah. Kasih karunia-Nya tak habis-habisnya dan akan dicurahkan atas kita sepanjang kekekalan. Begitu luasnya kedalaman kebaikan Allah sehingga Dia akan mengambil keabadian untuk mengosongkannya. Karena tidak ada akhir dalam keabadian, maka tidak ada akhir untuk kasih karunia. Kita membaca dalam Efesus 2: 7-8: "supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah."

Alkitab mengatakan kepada kita bahwa bahkan di masa yang akan datang Allah akan mencurahkan kekayaan kasih karunia-Nya kepada umat-Nya. Puji Tuhan!

Dalam Ibrani 4:16 dikatakan kepada kita bahwa Allah memberi kita kasih karunia "menolong" pada waktunya. Apa itu kasih karunia "menolong"? Hal ini memungkinkan adanya anugerah. Setiap hari kita harus berdoa agar Tuhan akan memberi kita kasih karunia yang memungkinkan kita untuk hidup bagi kemuliaan-Nya. Ketika kita berdoa kepada Tuhan untuk menghapus beban yang tampaknya di luar kemampuan kita untuk kita tanggung, kita harus meminta anugerah untuk memungkinkan kita melakukannya. Alkitab mengatakan dalam I Kor. 10: 13 bahwa Allah tidak akan mencobai kita melebihi apa yang bisa kita tangani, tetapi akan menyediakan cara untuk menyelesaikannya. Pahamilah. Jalan keluar tidak mungkin muncul di depan kita dalam sekejab. Tuhan mungkin menunda pintu terbuka untuk jalan keluar sehingga kita dapat mengalami kuasa kasih karunia-Nya lebih lama.

Satu kata terakhir mengenai kasih karunia yang ditambahkan, itu ada dalam berbagai ukuran. Itu benar. Dalam Kisah Para Rasul pasal empat, para Rasul diberi "kasih karunia yang besar." Dalam II Kor. 8:7: "Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, — dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami — demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini." Dalam Yakobus 4:6 dikatakan bahwa Tuhan memberi, "... kasih karunia yang lebih ..." Hal ini memungkinkan Allah untuk memberikan anugerah yang besar, lebih besar, dan terbesar.

II Korintus 9:8: "Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan."

Saya menyukai kalimat, "... segala kasih karunia kepada kamu," Berlimpah kasih karunia adalah tingkat tertinggi dari kasih karunia yang diberikan kepada Anda dalam hidup ini. Anda menerima kasih karunia Allah yang menyelamatkan untuk dilahirkan kembali. Anda dapat memohon Tuhan untuk tetap memberikan kasih karunia dalam peperangan rohani. Anda dapat memohon Tuhan untuk memberikan kasih karunia dalam hidup sehari-hari bagi Kristus dalam kemenangan. Tapi ketika Allah mencurahkan kasih karunia yang berlimpah, Anda ada di dalam "zona." Anda mengalir dalam limpahan kebaikan Allah. Anda terendam dalam kemuliaan-Nya yang luar biasa. Anda diberdayakan dalam urapan-Nya. Kasih karunia yang melimpah terus memberi dan memberi dan memberi.

Jadi inilah beberapa hal yang saya pelajari tentang doa. Tuhan tidak selalu menjawab saya dengan segera atau dengan cara yang terbaik menurut pikiran saya. Namun, Dia memiliki alasan-Nya mengapa Dia menunda jawaban saya. Demi kepentingan terbaik saya, Dia memberi saya kasih karunia untuk menanggungnya. Saya pikir Dia melakukan ini karena Dia ingin menjadikan saya yang terbaik yang saya bisa di dalam Dia -- teguh, tak tergoyahkan, dan selalu berlimpah-limpah dalam pekerjaan Tuhan. Jadi, jika lain kali Anda tergoda untuk bertanya-tanya mengapa doa Anda tidak dijawab, Anda bisa memikirkan keajaiban kasih karunia-Nya yang menakjubkan, tempat Anda menemukan diri Anda di dalamnya. Dia memikirkan yang terbaik untuk Anda. Dia mendukung Anda! Ayo. Pujilah Dia.

Jaga iman dan dengan segala cara terus belajar melalui doa. (t/Jing Jing)

Diterjemahkan dari:

Nama Situs : Prayway
Alamat URL situs : http://www.prayway.com/articles/Why_God_might_delay_.html
Judul asli artikel : Why God Might Delay the Answer to Your Prayer
Penulis : Terry Dashner
Tanggal akses : 7 Februari 2013

Komentar