Sebuah Doa Natal

Yesus yang terkasih,

Merupakan sebuah hal yang baik bahwa Engkau dilahirkan di malam hari. Dunia ini memang tampak terlihat gelap. Mataku cukup baik untuk melihat hikmahnya. Tetapi, hikmah tersebut tampak meredup akhir-akhir ini.

Pembunuhan-pembunuhan ini, Tuhan. Anak-anak ini, Tuhan. Pelanggaran terhadap yang tidak bersalah. Kejahatan dilakukan secara terang-terangan.

Seluruh dunia tampaknya berada di tepi jurang. Ingin segera menembak. Mengumpat. Kami mendengar ancaman senjata kimia dan bom nuklir. Apakah hidup kami hanya sejauh dari sekali tekan tombol pemusnahan?

Dunia-Mu tampak sedikit gelap di Natal kali ini. Tetapi, Engkau dilahirkan di dalam gelap, bukan? Kau datang di malam hari. Para gembala adalah pekerja-pekerja malam. Orang-orang Majus mengikuti sebuah bintang. Tangisan pertama-Mu terdengar dalam bayang-bayang. Untuk dapat melihat wajah-Mu, Maria dan Yusuf harus menyalakan lilin. Saat itu gelap. Gelap dengan kecemburuan Herodes. Gelap dengan penindasan bangsa Roma. Gelap dengan kemiskinan. Gelap dengan aksi kekerasan.

Herodes datang untuk merampas, membunuh bayi-bayi. Yusuf membawa-Mu dan ibu-Mu ke Mesir. Engkau adalah seorang imigran sebelum menjadi orang Nazaret.

Oh, Tuhan Yesus, Engkau memasuki dunia yang gelap pada masa-Mu. Maukah Engkau masuk pada masa kami? Kami lelah dengan pertumpahan darah. Kami, seperti orang-orang Majus, mencari bintang. Kami, seperti para gembala, berlutut di palungan.

Natal ini, kami meminta-Mu, sembuhkanlah kami, tolonglah kami, lahirlah baru di dalam kami.

Dengan penuh harap,
Anak-anak-Mu

(t/N. Risanti)

Diambil dari:

Nama situs : huffingtonpost.com
Alamat URL : http://www.huffingtonpost.com/max-lucado/a-christmas-prayer_2_b_2302548.html
Judul asli artikel : A Christmas Prayer
Penulis Artikel : Max Lucado
Tanggal akses : 17 Oktober 2013

Komentar