Merayakan 30 tahun
melayani bersama
Mezbah Dupa surgawi, menurut Wahyu 8:3-5, adalah tempat malaikat mengambil doa-doa kita dan mempersembahkan doa-doa tersebut dengan kemenyan surgawi di hadapan takhta Allah. Apa hasil dari semua kegiatan surgawi ini? Pada waktu kita menaikkan doa-doa kita melalui Roh Allah ke takhtanya, Dia mengirim kembali doa-doa tersebut dengan cara yang dapat dilihat, didengar, dan dirasakan di bumi! Kita melepaskan kuasa Allah di bumi pada waktu kita memberi Dia sesuatu untuk dikerjakan di Surga. Itulah salah satu alasan mengapa kita berdoa.
Ayub 36:27-28 menjelaskan hal ini -- "Ia menarik ke atas titik-titik air dan memekatkan kabut menjadi hujan, yang dicurahkan oleh mendung dan disiramkan ke atas banyak manusia". Gambaran ini berbicara mengenai siklus air. Uap air dari bumi dan laut, tanah dan danau, naik ke atas membentuk awan di langit. Awan-awan tersebut kemudian mencurahkan hujan sebanyak uap yang menjadi awan tadi. Semakin banyak uap dalam awan, semakin lebat hujan turun.
Demikian juga dengan pujian dan doa, naik ke takhta Allah dan bercampur dengan kemenyan surgawi, kemudian turun kembali ke bumi sebagai manifestasi luar biasa dari kuasa rohani di rumah tangga, gereja, kota, dan bangsa. Semakin kita berdoa, semakin besar pencurahan Roh-Nya atas kehidupan kita. Kebenaran yang sama juga dijumpai dalam Zakharia 14:17 -- "Tetapi bila mereka dari kaum-kaum di bumi tidak datang ke Yerusalem untuk sujud menyembah kepada Raja, Tuhan semesta alam, maka kepada mereka tidak akan turun hujan". Apa yang dikatakan oleh nabi di sini? Tidak ada penyembahan, tidak ada hujan!" Jika kalian menghendaki ada hujan di bumi, kalian harus menyembah. Sampai sejauh mana kadar penyembahan dan doa yang kita naikkan, menentukan besarnya curah hujan yang kita harapkan dalam pencurahan Roh Allah. Nabi Yoel berkata, "Pada akhir zaman, Allah akan mencurahkan Roh-Nya pada semua makhluk." Banyaknya hujan yang kita nikmati tergantung pada pujian dan doa yang kita naikkan ke Surga, yang kemudian disaring dan dicurahkan kembali pada kita sebagai curahan berkat.
Roh Kudus mengilhami doa dan penyembahan secara terus-menerus. Berdoa di dalam Roh memampukan kita untuk menyelesaikan siklus dan syafaat Kristus bagi kita. Roh-Nya akan selalu menggerakkan kita untuk berdoa sesuai dengan kehendak Allah. Melalui doa-doa umat Allah, kehendak Allah yang sempurna dapat terjadi di bumi seperti di Surga. Kita benar-benar memunyai peranan yang penting di dalam siklus Ilahi dari doa. Dimulai di surga, tetapi digenapi di bumi.
Karunia Roh dalam Doa Syafaat
Karunia-karunia khusus mana yang kita harapkan akan menolong dalam pelayanan doa-doa syafaat kita? Efesus 6:18 menjelaskan cara-cara dan sarana-sarana utama untuk "berdoa di dalam Roh". 1 Korintus 14:2 berkata, "Siapa yang berkata-kata dalam bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah". "Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya. Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. Jadi apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku. Aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, dan aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku." (1 Korintus 14:13-16)
Paulus mengajarkan empat cara: penggunaan bahasa roh, penafsiran bahasa roh, nubuat di dalam doa di hadapan umum, dan doa secara pribadi (menyanyi, memuji, dan menaikkan ucapan syukur di dalam kebaktian umum), dengan maksud untuk membangun atau menguatkan gereja. Karunia nubuat sangat berarti dan besar nilainya karena orang-orang dapat mengerti apa arti dari berita yang disampaikan. Berdoa dalam bahasa roh memiliki nilai yang sama jika yang diucapkan dan diterjemahkan artinya, sehingga dapat dimengerti. Karunia berbahasa roh mempersiapkan gereja untuk menerima penafsirannya. Orang-orang dipersiapkan dan disatukan dalam Roh untuk menerima dan menanggapi kata-kata yang diilhami itu. Di dalam lingkungan Pentakosta, hal ini disebut sebagai suatu "pemberian dalam bahasa roh dan terjemahan (makna) nya". Paulus menempatkan karunia-karunia ini dalam kepentingan yang sejajar (sama, senilai) peranannya di dalam kehidupan doa kita secara pribadi. Berbicara dalam bahasa roh merupakan suatu pengalaman pribadi manusia terhadap Allah, dan ditujukan kepada Allah bukan kepada manusia (1 Korintus 14:2). 1 Korintus 14 menunjukkan empat cara yang melaluinya karunia berbahasa roh dapat diekspresikan dalam persekutuan pribadi kita dengan Allah:
Roh Kudus adalah Roh doa, nyanyian, pujian, dan ucapan syukur yang tidak pernah berhenti. Keempat ekspresi dari karunia bahasa roh adalah hak istimewa bagi setiap orang percaya. Secara mendasar, kesemuanya itu adalah ekspresi iman dari orang-orang percaya. Apabila kita tunduk dalam kerendahan hati dan menanggapi dalam iman, kita dapat berharap Roh Kudus memanifestasikan diri-Nya melalui kita dengan karunia-karunia-Nya.
Karunia Penafsiran di Dalam Doa-Doa Pribadi
Paulus memberikan beberapa prinsip yang segar dan menggembirakan sehubungan dengan doa yang dapat mengubah kehidupan Kristen Anda. Paulus memberitahu kita bahwa ia berdoa dalam bahasa roh lebih dari yang lainnya. Namun, ia mengatakan bahwa ia lebih suka berbicara dengan lima perkataan yang disertai pengertian (nubuat) daripada ribuan kata di dalam bahasa roh di hadapan umum dalam kebaktian bersama (1 Korintus 14:18-19). Jelas bahwa ribuan kata dalam bahasa roh sebaiknya dilakukan saat doa pribadi. Paulus memberi penekanan besar sehubungan dengan pentingnya memahami kehendak Allah. Bila tidak, kita akan bertanya-tanya dan menjadi bingung tanpa tujuan. Allah menghendaki agar kita mengetahui dan memahami kehendak-Nya, sehingga kita dapat taat di dalam iman (Kolose 1:9). Kemudian kita akan melangkah ke mana Dia kehendaki, melakukan apa yang Dia kehendaki untuk kita lakukan, dan mengatakan apa yang Dia kehendaki untuk kita katakan.
Untuk alasan inilah, Paulus menempatkan karunia penafsiran bahasa roh sebagai sesuatu yang sangat penting. "Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya" (1 Korintus 14:13). Tanpa penafsiran, pikiran kita tidak dapat memahami apa yang Roh sedang doakan melalui kita. Kadang-kadang hal itu tidak perlu. Cukup untuk mengetahui bahwa kita memuji dan menyembah Allah melampaui keterbatasan bahasa yang kita pelajari. Sungguh menggembirakan mengetahui Roh Kudus dapat bersyafaat melalui kita dengan kuasa dan hikmat, pada saat kita tidak mengetahui bagaimana atau apa yang patut kita doakan. Sering kali Allah memberikan suatu beban doa kepada beberapa orang, dan mereka tidak mengetahui apa yang akan mereka doakan pada saat itu. Banyak yang merasa terbeban untuk berdoa bagi beberapa orang, tetapi tidak tahu apa yang harus didoakan. Ketika mereka menanyakan kepada orang yang mereka doakan apakah mereka berada dalam bahaya atau kesukaran, mereka akan menjawab "Ya!" Roh Kudus tahu apa yang menjadi kebutuhan dan mengilhami orang Kristen lainnya untuk mendoakan seseorang yang berada dalam suatu kebutuhan.
Ada saat-saat Allah menghendaki kita untuk mengetahui pikiran dari Roh-Nya. Kita perlu mengetahui kehendak-Nya dan memiliki hikmat-Nya dalam situasi-situasi tertentu. Kita perlu memahami motivasi di balik sikap dan tindakan kita. Pada saat-saat seperti itu, kita dapat memohon kepada Allah untuk memberi kepada kita penafsiran dari doa-doa yang kita naikkan dalam bahasa yang tidak kita ketahui itu. Sekali lagi kita diingatkan bahwa, pada waktu Roh Kudus mengadakan syafaat bagi kita dan melalui kita, semuanya adalah sesuai dengan kehendak Allah (Roma 8:27). Karena itu, kita dapat memercayai Roh Kudus untuk mengilhami "doa-doa kita dengan pengertian", sesudah kita mengadakan waktu beberapa saat "berdoa di dalam roh".
Mendengarkan Doa-Doa Kita Sendiri
Berdoa di dalam bahasa roh harus merupakan ekspresi iman, kerendahan hati, penundukan diri, dan ketaatan di hadapan Allah dan Roh Kudus-Nya. Ini menolong untuk menyelaraskan hati dan pikiran kita dengan hati dan pikiran Allah. Dengan cara ini, kita mulai berpikir dan merasakan sebagaimana Allah berpikir dan merasakan. Prinsip yang sama berlaku juga untuk pujian dan ucapan syukur. Banyak dari kita sudah mengalami saat-saat memuji Allah di dalam bahasa roh dan dalam bahasa Indonesia -- berulang-ulang dari satu bentuk penyembahan ke bentuk yang lain. Barangkali, kita tidak menyadari bahwa pujian kita dalam bahasa Indonesia sering kali merupakan respons dari pujian kita di dalam bahasa roh (karunia lidah). Dalam pengertian itu, doa yang kita ucapkan dalam bahasa yang bisa dimengerti, merupakan suatu bentuk dari penafsiran.
Ada sebuah kesaksian yang indah mengenai hal ini. Suatu ketika ada seseorang yang selama bertahun-tahun selalu bangun pagi-pagi sekali dan memulai hari itu dengan menyembah di dalam Roh. Sering kali, ada nyanyian yang dinyanyikan dalam pikirannya. Tetapi sedikit sekali ia memberi perhatian. Pada suatu hari, pendetanya menasihatinya untuk memberikan perhatian pada hal yang nampak kecil tersebut, dan mengarahkan hati dan pikiran untuk lebih serius sehubungan dengan berbagai dorongan hati dan pikiran yang muncul. Sering kali, suatu gerakan halus dan dorongan yang lembut dari Roh dapat berlalu begitu saja tanpa memperoleh perhatian. Roh itu bagaikan seekor burung merpati sifatnya dan tidak memaksakan pelayanan-Nya atas kehidupan kita. Dia menghendaki agar kita peka pada jamahan-Nya yang tampak hanya sepintas itu. "Suara-Nya yang lembut", sering kali datang berupa pikiran-pikiran yang mengilhami secara diam-diam atau melalui suatu melodi atau nyanyian yang sangat berarti. Ia memutuskan untuk mengikuti nasihat pendetanya. Pagi berikutnya sementara ia menyembah, ada sebuah nyanyian kecil lainnya dalam benaknya. Kata-katanya dalam bahasa Inggris dan ia memberi perhatian khusus pada kata-kata tersebut. Ia dapatkan kemudian bahwa kata-kata dari nyanyian tersebut mempersiapkannya untuk peristiwa-peristiwa sepanjang hari itu yang belum ia ketahui sebelumnya.
Selama 30 tahun ia mengabaikan dan membiarkan berlalu begitu saja pelayanan yang lembut namun penting dari Roh Kudus Allah. Seharusnya, ia mengetahui hal itu karena ia suka menyanyi dan menyembah Tuhan sementara ia melakukan aktivitasnya. Pujian dan nubuatan, kedua-duanya sudah disampaikan tanpa ia menyadari apa yang Allah sedang berikan untuk dikerjakan melalui Roh-Nya, agar siap menghadapi persoalan-persoalan hari itu. Nyata sekali bahwa pelayanan yang sangat berharga dari Roh Kudus, telah menjadi berkat besar baginya secara pribadi selama bertahun-tahun.
Kunci untuk kehidupan yang dipenuhi dengan Roh adalah iman yang sederhana seperti seorang anak kecil. Dapatkah kita memercayai bahwa ada masa-masa -- barangkali lebih sering dari yang kita sadari -- di mana Allah ingin menolong kita melalui karunia-karunia kasih-Nya berupa bahasa roh, penafsiran, dan nubuat? Dapatkah kita memercayai Dia untuk melayani kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan kita secara pribadi melalui kehidupan doa kita? Dia mengenal kita lebih baik daripada kita sendiri mengenal diri kita, dan Dia senantiasa siap untuk menyediakan tuntunan rohani, koreksi, dan perlindungan yang kita perlukan.
Luapan dari Roh Allah sering kali mendatangkan perkataan penafsiran atau pandangan nubuat untuk menguatkan. Orang-orang telah melakukan kesalahan serius bila mereka "mempergunakan" karunia-karunia Allah dalam cara-cara yang keliru. Semua bimbingan akan selaras dengan firman Allah, dan mendapatkan persetujuan atau konfirmasi dari para penasihat atau konselor yang berhikmat dan takut akan Allah di dalam Tubuh Kristus. Musuh (setan) selalu berkeinginan untuk mendorong kita ke satu ekstrem ke ekstrem yang lain. Kebanyakan dari kita mungkin sudah tidak mengharapkan Roh Kudus untuk secara pribadi, bergerak di dalam dan melalui kita dengan karunia-karunia-Nya. Jika hati Anda sudah digerakkan oleh pemberitaan ini, bawalah keinginan-keinginan Anda kepada Tuhan. Mintalah Dia untuk memenuhi Anda dengan Roh Kudus-Nya yang menyegarkan. Angkatlah suara Anda dalam satu pujian sementara Dia mengarahkan penyembahan Anda. Setiap suara yang kita ucapkan dalam iman, kasih, dan ketaatan, akan diilhami oleh Roh Kudus Allah.
Bahasa doa rohani kita (berbicara dalam bahasa roh) terdiri dari suara-suara atau ucapan-ucapan yang tidak dapat kita mengerti dengan pikiran kita. Semuanya diilhami oleh Roh Allah. Kita tahu bahwa semuanya itu merupakan ekspresi dari pujian, doa, dan syafaat. Dengan iman kita mengangkat suara kita dan mengetahui bahwa setiap suara yang kita bentuk dengan lidah dan bibir kita, sudah didorong oleh Roh Kudus. Kadang-kadang, pujian kita disuarakan dengan sebuah lagu dan melodi yang mengalir dari hati kita kepada-Nya. Sungguh karunia indah yang Allah sudah berikan. Kita hanya berserah pada Roh Kudus untuk memampukan kita mengekspresikan hati dan pikiran Allah. Kadang-kadang, penafsiran bahasa roh akan berupa penyembahan. Pada saat lain bisa melalui doa-doa yang melaluinya Tuhan bermaksud menyatakan sesuatu kepada kita, yang sejalan dengan maksud tujuan-Nya untuk kehidupan kita. Dalam cara ini, karunia penafsiran dapat meningkatkan kuasa dan maksud dari doa-doa kita. Kadang-kadang, hal itu datang bersamaan dengan pandangan-pandangan nubuat (kata marifat), yang dapat menolong kita bersyafaat secara lebih spesifik untuk keluarga, gereja, para utusan Injil, bahkan yang berkaitan dengan kepentingan-kepentingan nasional dan dunia. Umat Allah yang dikuasai oleh Roh untuk berdoa, dapat mendatangkan suatu perubahan di dalam dunia ini!
Diambil dan disunting dari:
Judul buletin | : | Filadelfia, Edisi Januari -- Maret 1999, No. 22 |
Judul artikel | : | Berdoa di dalam Kuasa Roh |
Penulis | : | Ralph Mahoney, direvisi oleh Dr.Robert Frost |
Penerbit | : | Yayasan Pekabaran Injil "Filadelfia", Purwokerto |
Halaman | : | 14 -- 20 |