Berdoa untuk Kesembuhan

I. Tuhan Tidak Selalu Berkehendak Menyembuhkan

Ya, kesembuhan ada di dalam penebusan, dalam pengertian itu, tetapi tidak pernah diajarkan dalam Alkitab bahwa Allah menginginkan orang Kristen selalu menuntut dan memiliki kesehatan yang sempurna dan kesembuhan yang sempurna dalam kehidupan ini.

Banyak kejadian di Alkitab yang menjelaskan itu.

Sekali lagi Dr. R.A. Torrey, dalam buku kecilnya tentang Kesembuhan Ilahi memberi perhatian terhadap kisah-kisah berikut dalam Alkitab di mana orang-orang mengalami sakit menurut kehendak Allah.

  1. Dalam 2 Raja-raja 13:14 kita membaca: "Elisa menderita sakit yang menyebabkan kematiannya." Dan ketika Anda membaca kisahnya Anda akan melihat bahwa Elisa bukan berada di luar persekutuan dengan Allah, justru ia ada di dalam persekutuan yang paling intim dengan Tuhan; dan ketika sedang sekarat di tempat tidur ia menyatakan nubuat yang luar biasa sebagai juru bicara Allah, bahkan ketika ia “sakit yang menyebabkan kematiannya.”
  2. Dalam 2 Timotius 4:20 Paulus berkata, "Trofimus kutinggalkan dalam keadaan sakit di Miletus." Di sini Paulus yang saleh itu tidak menyembuhkan Trofimus, dan kita juga tidak memiliki petunjuk apakah Paulus atau Trofimuslah yang harus disalahkan.
  3. Dalam Filipi 2:27 kita membaca bahwa Epafroditus "sakit dan nyaris mati." Dan ayat 30 dalam pasal yang sama memberitahu kita bahwa karena kasihnya yang sungguh-sungguh kepada Kristus dan pengabdian kepada karya-Nyalah dia nyaris mati. Epafroditus kelelahan, nyaris mati, dalam melayani Kristus. Jadi, dosa bukanlah penyebab sakitnya dan tidak ada tanda-tanda tersebut di sini.

Selain hal di atas, ada contoh klasik dari rasul Paulus yang memiliki duri dalam daging, dan setelah tiga kali memohon kepada Tuhan, tetap saja tidak hilang (2 Kor. 12:1-10). Tuhan tidak menghilangkan duri dalam daging Paulus, meskipun Paulus berdoa dengan sungguh-sungguh dan berulang kali. Sebaliknya, Dia jelas mengungkapkan kepada Paulus bahwa godaan itu, "utusan Iblis itu" ditaruh di perut Paulus, akan digunakan Allah untuk menjadikan Paulus tetap rendah hati dan hancur hati serta bergantung pada Allah. "Di dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna," kata Tuhan kepada Paulus.

Dan Paulus yang mulia memberikan teladan yang tepat untuk kita semua, ketika, bukannya berkabung dan menjadi putus asa, dia segera mengubah doanya agar sesuai dengan kehendak Allah, dan berkata, "Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku." Paulus melihat bahwa kadang-kadang penyakit lebih baik daripada kesehatan, dan bahwa orang Kristen yang paling baik kadang-kadang diizinkan untuk menderita agar Allah dapat menganugerahkan kuasa-Nya kepadanya.

Jelas bahwa kesembuhan bukan selalu menjadi kehendak Allah. Ketika Allah berjanji dalam Roma 8:28 bahwa "segala sesuatu bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Allah," Dia memasukkan penyakit ke dalam "segala sesuatu."

Betapa banyak berkat yang dihasilkan dari penderitaan orang-orang Kristen! Stefanus mati martir. Jika tulang-tulangnya bisa memuliakan Tuhan dalam keadaan yang patah, tidak bisakah kita, sesekali? Jika perut lemah Timotius tidak disembuhkan tetapi membutuhkan perawatan yang sederhana dan pemanfaatan jus buah, mengapa tidak mungkin bagi orang Kristen hari ini kadang-kadang menderita perut yang lemah untuk kemuliaan Allah? Jika Ayub menderita, jika Paulus menderita, jika Timotius sering lemah, jika Trofimus dan Epafroditus bisa sakit untuk kemuliaan Tuhan, maka terkadang itu bisa saja terjadi pada diri Anda, juga. Adalah atau – untuk kemuliaan Allah bahwa Lazarus sakit dan meninggal. Lalu, adalah untuk kemuliaan Allah bahwa ia harus bangkit dari kematian. Tapi bukanlah untuk kemuliaan Allah jika Lazarus tetap dalam keadaan sehat, jadi, sekali lagi dia meninggal, seperti halnya orang lain, tidak peduli sebaik apapun dirinya.

Bacalah kisah tentang David Brainerd, seorang pendoa, dan lihatlah betapa sungguh-sungguh kehidupan doanya, seberapa kuat imannya, betapa luar biasa jawaban yang diberikan Allah atas doa-doanya, dan kemudian jelaskanlah bagaimana, ia meninggal karena TBC sebelum ia berumur tiga puluh, dengan senanghati menerima, yakin bahwa itu adalah kehendak Allah yang sempurna baginya, kemajuan terbaik, yang bisa dimilikinya! Penyakit, seperti semua hal lain yang terjadi pada manusia yang berdosa, dapat digunakan Allah untuk kemuliaan-Nya dan sebagai persiapan kita untuk pelayanan-Nya dan Surga.

Ibu saya meninggal ketika dia berusia sekitar dua puluh delapan tahun. Di tempat tidur tempat dia meninggal, dia meminta kami berjanji untuk bertemu di Surga; kami bernyanyi, "Teguhlah Dasar Orang-Orang Suci Kepunyaan Tuhan," dan sambil menengadah, menyatakan bahwa ia melihat Yesus dan bayinya. Jadi, benar-benar penuh dengan Roh dan sukacita, dia pergi ke Surga. " Apakah penyakitnya adalah kehendak Allah? Saya, yang telah merasa sangat kehilangan selama lebih dari tujuh puluh tahun, merasa yakin bahwa itu adalah kehendak-Nya.

Dan, semua pengajar rohani yang mengajarkan bahwa Allah menghendaki setiap orang Kristen harus memiliki kesehatan yang sempurna, cepat atau lambat akan mengalami penyakit pada dirinya, dan kadang-kadang bersama dengan itu semua imannya runtuh, dan bahkan menjadi gila. Dan, penyakit itu akhirnya menyebabkan kematian, bahkan untuk orang yang paling berpikiran rohani, orang Kristen yang paling baik, mereka yang menuntut kesempurnaan tanpa dosa dan juga mereka yang menuntut kesehatan yang sempurna dari Allah. "Manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja" (Ibrani 9:27), dan kematian membuktikan bahwa tidak ada seorangpun yang pernah hidup (kecuali Henokh dan Elia, yang tidak pernah mati) yang telah mencapai baik kesehatan sempurna atau sisi kebenaran yang sempurna dari kesuraman ini.

Jadi, meskipun Kristus "sendirilah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita," dan meskipun kematian Kristus di kayu salib itu pasti menjamin semua orang yang dilahirkan kembali dengan iman bahwa suatu hari tubuh kita akan memiliki penebusan sempurna serta kodrat kita, kita belum memiliki semua yang dibayarkan untuk kita. Kesembuhan tubuh tidak dapat langsung diklaim dalam setiap kasus, sebagaimana pengampunan dosa dapat selalu langsung diterima dengan iman yang bertobat. Kesembuhan sempurna, sama dengan kebangkitan tubuh kemuliaan, adalah penebusan yang dilakukan oleh Kristus, kita diberitahu dalam Roma 8:18-23. Tapi "pengangkatan, yakni, pembebasan tubuh kita," itu tentu saja belum sepenuhnya menjadi milik kita sampai Yesus datang.

II. Biasanya kehendak Allah untuk Kesembuhan Ada di dalam Jawaban Doa

Orang yang berdoa untuk kesembuhan, baik untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain, harus mengatakan, "tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39). Sebelum salah satu dari kita bisa menuntut Tuhan atau mengklaim kesembuhan, kita harus, dengan hati yang berserah, siap untuk sakit terus-menerus atau sampai kematian datang, jika itu merupakan kehendak Allah.

Tetapi, syukur kepada Tuhan, menyembuhkan orang sakit biasanya menjadi kehendak Allah. Kita tahu bahwa sejumlah besar orang sakit akan sembuh tanpa dokter atau obat-obatan. Tuhan menaruh kekuatan kesembuhan di alam, dan tubuh itu sendiri cenderung untuk memerangi penyakit. Hal itu jelas menunjukkan bahwa biasanya kesehatan adalah rencana Allah, dan bahwa penyakit itu biasanya dari Setan.

Kita tahu bahwa belas kasih dan kasih Allah terhadap anak-anak-Nya yang terkasih lebih besar daripada kasih dari seorang ayah duniawi. Dia tidak pernah menginginkan kita menderita, kecuali bila itu untuk kebaikan kita sendiri dan dengan demikian, untuk kemuliaan-Nya. Dia yang "tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?" (Roma 8:32), yaitu, segala sesuatu, benar-benar baik dan untuk kebahagiaan dan kesejahteraan kita. Kecuali, Dia melihat bahwa penyakit yang disebabkan Setan bisa menjadi kepentingan kita yang terbaik, lebih baik daripada kesehatan untuk sementara waktu, maka kita bisa yakin Dia ingin menyembuhkan penyakit kita. Tentang kesehatan dan juga hal-hal lain yang dibutuhkan orang Kristen, sering kali adalah benar bahwa " kamu tidak memperolehnya karena kamu tidak berdoa."

Ya, terima kasih kepada Tuhan, menyembuhkan milik kepunyaan-Nya biasanya adalah kehendak Allah, maka Dia menyuruh kita untuk berdoa. "Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! "Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia. Dan individu-individu "hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh." (Yakobus 5:13,14,16). Tidak semua orang berdosa yang kita doakan akan diselamatkan, tidak semua orang sakit yang kita doakan akan membaik, namun demikian, doa membuat banyak orang berdosa diselamatkan, dan tidak diragukan lagi banyak orang sakit disembuhkan sebagai jawaban atas doa yang dinaikkan, baik meninggal atau tetap tidak sehat. Jadi, tugas pertama mengenai penyakit adalah mendoakannya.

Dalam pengalaman saya sendiri, setelah saya mendoakan orang sakit, saya kadang-kadang merasa jelas bahwa Allah memiliki beberapa alasan yang baik untuk membuat orang tetap sakit, dan saya tidak bisa memiliki iman untuk kesembuhannya. Dalam beberapa kasus saya merasa bahwa Tuhan akan, tidak menyembuhkan karena berkat-Nya terhalangi oleh dosa. Tuhan tidak hadir untuk menyetujui dosa atau mengabaikannya. Kadang-kadang saya merasa bahwa orang Kristen tidak mau menantikan Tuhan dengan iman, tetapi lebih mempercayakan kepada dokter dan bantuan manusia; kadang-kadang ada dosa dalam kehidupan duniawi, ketamakan, tidak mengampuni, atau kebiasaan cabul.

Tetapi, dalam sebagian besar kasus, di mana orang-orang Kristen tampak sungguh-sungguh mau meninggalkan dosa dan menantikan Tuhan untuk menemukan kehendak-Nya mengenai penyakitnya, Dia menyembuhkan sakit itu! Kesembuhan adalah sesuatu yang normal dan hal yang diharapkan oleh seorang Kristen yang hidup menurut kehendak Allah.

Saya pikir kadang-kadang orang Kristen harus lapar, kadang-kadang perlu keluar di musim dingin tanpa tempat tidur, atau tanpa pakaian cukup, demi Kristus. Kita harus bersedia untuk menderita bagi-Nya. Paulus, dan banyak orang Kristen lain yang paling baik telah menderita hal-hal ini. Tetapi, biasanya itu bukanlah kehendak Tuhan. Biasanya, orang Kristen berdoa agar mendapatkan roti sehari-hari dan pakaian yang cukup.

Jadi, saya percaya, biasanya orang-orang Kristen dapat menghampiri Tuhan ketika dalam keadaan sakit dan disembuhkan. Jadi, orang Kristen harus belajar untuk dengan sungguh-sungguh dan yakin datang kepada Allah dalam doa setiap kali mereka sakit dan meminta kesembuhan. Jika Roh Kudus dengan jelas mengungkapkan bahwa bukan kehendak Allah untuk menyembuhkan, maka kita, seperti Paulus, harus dengan senang hati menerima kehendak Allah, mengetahui bahwa itu adalah lebih baik daripada apa pun. Ingat, doa bukan memberitahu Tuhan, melainkan memohon kepada Tuhan. Tapi kecuali Allah mengungkapkan bahwa Dia memiliki rencana lain setelah kita sungguh-sungguh mencari tahu kehendak-Nya dan untuk membuatnya menjadi milik kita, maka - kita dapat dengan yakin menantikan kesembuhan dari Tuhan.

Saya pikir, saya harus mengatakan bahwa dalam ratusan doa saya untuk orang-orang sakit, jawaban-jawaban yang saya terima, ada yang perlahan, ada yang tiba-tiba, ada yang setelah lama menantikan Tuhan. Jadi, saya percaya bahwa menyembuhkan anak-anakNya ketika mereka sakit biasanya adalah kehendak Tuhan, asalkan mereka mengakui dan meninggalkan dosa-dosa mereka dan mencari wajah-Nya dengan hati yang berserah.(t/Jing Jing)

Diterjemahkan dan disunting dari:

Judul artikel : Praying for Healing, Continued
Judul buku : Prayer: Asking and Receiving
Penulis : John R. Rice
Penerbit : Sword of The Lord Publishers, Murfreesboro, 1942
Halaman : 112 -- 116

Download Audio

Komentar