Bilamana dan Bagaimana Asal Mula Doa?

Banyak orang menduga bahwa doa dimulai segera setelah penciptaan Adam dan Hawa. Ada sesuatu hubungan dan persekutuan antara Allah dan mereka. Rupa-rupanya sudah menjadi kebiasaan bagi Adam dan Hawa untuk bertemu dengan Allah "pada waktu hari sejuk", untuk berbicara dengan Dia dan bersekutu dengan Dia (Kejadian 3:8). Hubungan yang indah itu putus ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Meskipun begitu, Allah membuat suatu jalan supaya doa manusia dapat diampuni sehingga ia dapat berhubungan kembali dengan Allah. Ia berjanji bahwa pada suatu hari, Ia akan mengirimkan Dia yang akan menumpahkan darah-Nya bagi dosa semua orang yang mau percaya kepada-Nya (Kejadian 3:15). Yesus berkata, "Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa"(Matius 26:28).

Allah menjadikan doa sebagai bagian dari sifat manusia. Tak ada satu suku bangsa pun di dunia yang tidak berdoa kepada seseorang atau sesuatu. Misalnya, mereka berdoa kepada matahari atau gunung-gunung, atau kepada roh-roh (jahat atau baik) atau kepada Allah di surga. "Warga itulah orang mulai memanggil nama Tuhan" (Kejadian 4:26). Tidak dapat dipastikan bahwa saat itu merupakan permulaannya adanya doa dalam Alkitab. Dari Set, yang berada dalam garis keturunan orang-orang saleh, Enos dilahirkan pada tahun 235 setelah dunia diciptakan (Kejadian 5:3,6). Saya tidak percaya bahwa mereka telah menunggu selama itu sebelum mereka mulai berdoa. Bagian terakhir Kejadian 4:26 berbunyi, "Waktu itulah orang mulai memanggil nama Tuhan." Mungkin pada waktu itulah mereka mulai berdoa bersama-sama dalam kelompok-kelompok untuk saling memperkuat kepercayaan masing-masing kepada Allah. Mereka ingin dikenal sebagai orang-orang yang mengasihi dan berbakti kepada Allah. Mungkin juga bahwa doa yang pertama dalam Alkitab dipanjatkan setelah Allah menciptakan Hawa dan memberikannya kepada Adam. Mungkin untuk mengucapkan syukur dan memuji Allah. Adam berkata, "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki" (Kejadian 2:23). Nampaknya wajarlah jika Adam bertelut sampai ke tanah dan memuja Allah untuk pemberian seperti itu karena wanita merupakan puncak kehebatan ciptaan Allah, ciptaan-Nya yang paling indah.

Komentar