Pakaian dari Kulit Binatang Merupakan Lambang dari Penebusan (Kejadian 3:7,15,21; 4:3-8)

Segera setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Allah memberikan suatu janji penebusan. Kejadian 3:15 mengandung janji keselamatan oleh Tuhan Yesus Kristus, Dia yang akan meremukkan kepala Ular itu.

Dr. A.B. Simpson menulis, "Lambang pertama adalah pakaian dari kulit binatang yang digunakan Allah untuk menutupi ketelanjangan mereka. Pastilah pakaian ini diambil dari binatang-binatang yang dijadikan korban bakaran yang telah diajarkan kepada mereka supaya dipersembahkan sebagai pengakuan atas dosa mereka dan pengharapan akan keselamatan. Kita mengetahui bahwa tak lama kemudian Habel mempersembahkan sebgai pengakuan atas dosa mereka dan pengharapan akan keselamatan. Kita mengetahui bahwa tak lama kemudian Habel mempersembahkan korban-korban seperti itu, pasti sebelumnya sudah ada perintah Ilahi agar ia melakukan hal itu. Mengapa perintah itu tidak diberikan pada waktu itu? Sungguh tepat bahwa bahan penutup tubuh mereka yang diambil dari korban yang berlumuran darah itu dijadikan lambang dari jubah kebenaran Juru Selamat mereka. Pada korban itu mereka langsung dapat melihat pernyataan dari kesalahan mereka dan hukumannnya (Christ in the Bible, Genesis, halaman 75-76).

Iblis mencobai Adam dan Hawa dengan menugbah perintah khusus Allah menjadi sebuah pertanyaan. Ia mengatakan kepada mereka bahwa pengetahuan mereka akan bertambah dan mereka akan menjadi seperti Allah (Kejadian 3:5) Apakah yang mereka ketahui sebelum dan sesudah mereka jatuh ke dalam dosa? Sebelum mereka berdoa, hati nurani mereka memberikan kesaksian bahwa mereka masih murni, tidak berdosa, tanpa kesalahan, memiliki persekutuan dengan Allah, dan taat (Roma 2:15; Ibrani 10:2). Adam bukanlah makhluk separuh monyet, separuh manusia. Ia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Ia seorang pribadi yang cerdas dan dapat memberikan nama kepada setiap binatang yang hidup (Kejadian 2:19). Jika menurut Anda memberi nama setiap binatang itu kelihatannya mudah, cobalah memberikan nama baru kepada setiap binatang, tetapi buatlah supaya nama-nama baru itu menjelaskan karakteristik setiap binatang. Apa yang mereka ketahui setelah mereka berdosa? Hati nurani mereka mengatkan bahwa mereka adalah orang-orang berdosa, bahwa mereka bersalah, bahwa mereka telah kehilangan persekutuan mereka dengan Allah, bahwa mereka dalam keadaan telanjang, dan bahwa mereka menyembunyikan diri dari hadapan hadirat Allah. Apa yang mereka peroleh sebagai akibat dari ketidaktaatan mereka?

Lalu Adam dan Hawa menyemat daun pohon ara dan membuat cawat (Kejadian 3:7). Ibaratnya selama enam ribu tahun manusia telah menyemat daun pohon ara untuk mencoba menutupi dosa mereka. Tetapi daun-daun pohon ara merupakan alat penutup yang sangat tidak memadai bagi dosa dan rasa malu yang sedemikian besar itu.

Pakaian dari kulit binatang merupakan penyataan dan pengajaran yang pertama yang diberikan Allah mengenai pemujaan kepada Allah. Dilihat dari Kejadian 4:3-5, nampaknya hal itu sudah sepenuhnya ditetapkan dan diterima sebagai jalan yang dipilih Allah untuk berbakti kepada Allah. Kita mendapatkan bahwa Habel menghampiri Allah dengan korban yang berdarah sebagai suatu pernyataan dari ketaatan dan imannya. Meterai tanda persetujuan Allah diberikan berdasarkan atas tindakan iman Habel yang taat.

Bila Anda membaca Ibrani 11:4-6, terlihat jelas bahwa ketaatan dan iman Habel itu disebabkan karena ia mengenal perintah-perintah khusus Allah. Sementara ia menyembah Allah, ia membawa korbannya dan berdoa kepada Allah supaya mengampuni dosa-dosanya. Sebaliknya, Kain secara sengaja tidak taat kepada Allah dan ia dihukum. Allah tidak akan menghukum Kain dan Ia tidak adil jika sebelumnya Ia tidak memerintahkan manusia untuk melaksanakan bentuk pemujaan yang benar dan kita tahu bahwa Allah itu adil.

"Karena iman, Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik daripada korban Kain" (Ibrani 11:4). Iman kepada Allah selalu menuntut suatu penyataan Allah sebagai jawabannya. Dilihat dari sudut penafsiran Perjnjian Baru, terlihat jelas bahwa korban Habel merupakan suatu persembahan iman dan korban Kain merupakan suatu persembahan tanpa iman. "Iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh firman Kristus" (Roma 10:17). Kemungkinan besar bahwa korban persembahan Habel termasuk kematiannya merupakan jawabannya terhadap suatu penyataan Allah yang sudah diberikan tentang metoda persembahan korban? "Tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan" (Ibrani 9:22). Tidak boleh kita beranggapan bahwa di dalam pakaian dari kulit binatang itu ada suatu penyataan tentang korban yang harus dibantai sebagai cara untuk menghampiri Allah?

Kesimpulan kita ialah bahwa Kain mengetahui apa yang harus dilakukannya, tetapi ia dengan sengaja menolak untuk melakukannya. Ya, ia memang telah membawa persembahan buah-buahan yang indah, dengan demikian ia mengakui akan keperluannya, tetapi tanpa beriman kepada cara pengampunan Allah. Saya teringat akan persembahan buah-buahan para wanita Bali yang dibawa ke kuil, di atur dalam suatu bentuk kerucut terbalik dengan deretan buah yang terdiri dari pelbagai warna. Bagi manusia, persembahan Kain itu indah, tetapi bagi Allah persembahan ini tidak indah. "Tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan." Tanpa beriman kepada darah Yesus Kristus, Anak Allah, tidak ada pengampunan." Karena itu Allah benar-benar adil dan benar ketika Ia menghukum Kain dan memberikan suatu kutukan kepadanya (Kejadian 4:11-12). Cara pendekatan Kain kepada Allah hanya sekedar menyematkan daun pohon ara saja. Dewasa ini ada berjuta-juta orang yang berbuat seperti itu. Mereka tidak menghampiri Allah sesuai dengan cara yang sudah ditetapkan-Nya.

Mary Baker Eddy, pendiri sekte "Christian Science" menulis dalam bukunya, "Science and Health", "Darah Yesus secara materi tidak dapat membersihkan kita daripada dosa, baik ketika darah itu dikucurkan pada salib terkutuk itu maupun ketika darah itu masih mengalir dalam tubuh tubuhnya selama ia tiap-tiap hari melaksanakan pekerjaan Bapanya" (S.H. 25:6-9). Mary Baker Eddy meragukan pernyataan Allah seperti yang dikatakan Iblis kepada Adam dan Hawa. Ia menolak cara persembahan korban darah untuk menebus dosa. Ia hanya menyemat daun pohon ara untuk menutupi dosa. janganlah Anda tertipu.

Allah menghargai persembahan Habel karena itu merupakan suatu persembahan iman kepada Dia yang akan datang untuk "meremukkan kepala Ular" yaitu Tuhan Yesus Kristus. Adam dan Hawa telah mengatakan kepada Kain dan Habel apa yang telah dinyatakan Allah kepada mereka dan mungkin Allah telah mengulangi pernyataan itu kepada mereka. Allah menolak korban Kain dan "Kain pergi dari hadapan Tuhan" (Kejadian 4:16). Apakah ada pernyataan lain yang lebih menyedihkan atau lebih tidak memberikan harapan dalam Alkitab? Begitu juga jadinya setiap orang yang menolak darah Yesus Kristus sebagai suatu persembahan korban bagi dosa mereka akan terpisah untuk selama-lamanya dari Allah. Mereka akan masuk ke dalam api neraka yang disiapkan untuk Iblis dan para pengikutnya (Ibrani 10:29; 2 Petrus 2:4; Wahyu 20:10,14). Saya tidak akan menutup pasal ini dengan suatu catatan yang bernada suram. Alkitab (Mazmur 51:19). Count Zinzendorf menulis sebuah nyanyian yang, indah bait pertamanya berbunyi sebagai berikut:

Darah dan kebenaran-Mu, ya Yesus
Tudung telanjangku Meski dunia dihanguskan
Tak akan kain itu dimakan
Terima kasih Tuhan untuk "darah Yesus Kristus yang membersihkan kami dari semua dosa."

Komentar