Merayakan 30 tahun
melayani bersama
Elia, nabi besar orang Yahudi, tiba-tiba muncul dalam percaturan kehidupan orang Yahudi. Elia telah mengatakan kepada Ahab, raja yang jahat itu, bahwa tidak akan ada hujan kecuali kalau Eli memintanya (1Raj 17:1). Elia berdoa supaya tidak ada hujan selama tiga tahun enam bulan dan memang hujan tidak turun.
Pada masa itu banyak orang Israel yang menyembah berhala. Orang-orang itu bercabang hati (1Raja 18:21). Pada suatu saat mereka menyembah Yehova dan pada saat lain mereka menyembah Baal. Pada saat itu Ahab sedang mencari Elia agar dapat membunuhnya. Kemudian Allah berkata kepada Elia, "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada Ahab," (1Raja 18:1) dan ia melakukannya. Ahab berkata, "Engkaulah itu, yang mencelakakan Israel?" Elia mengatakan bahwa Ahablah yang mencelakakan Israel (1Raja 18:17,18). Elia memerintahkan raja Ahab untuk memanggil segenap orang Israel dan nabi-nabi Baal dan nabi-nabi Asyera ke Gunung Karmel.
Elia menantang orang Israel serta Raja Ahab (ayat 21) dan berkata, "Allah yang menjawab dengan api, dialah!" (ayat 24). Sebuah mezbah dan korban sembelihan disiapkan untuk Yehova dan untuk Baal. Nabi-nabi Baal berdoa dari pagi sampai Yehova dan untuk Baal. Nabi-nabi Baal berdoa dari pagi sampai sore, tetapi tak ada sesuatupun yang terjadi. Mereka melukai diri mereka dengan pisau, tetapi Baal tidak dapat melakukan apa-apa.
Perhatikan doa Elia yang pendek dan sederhana. Ia berdoa supaya Tuhan mau menjawab doanya sehingga orang Israel boleh mengetahui bahwa "Engkaulah Allah, ya Tuhan, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali." Lalu turunlah api Tuhan menyambar habis korban bakaran dan mezbah itu. Pertandingan itu membuktikan bahwa Tuhan adalah Allah bagi orang Israel, yang lalu sujud menyembah dan berkata, "Tuhan, Dialah Allah."
Sementara Raja Ahad itu sedang makan dan minum, apa yang sedang dilakukan oleh Elia? Sambil membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya, ia berdoa sampai datanglah suatu awan kecil yang dengan cepat berubah menjadi hujan yang lebat.
Rasul Yakobus menggunakan kejadian ini untuk mendorong kita supaya berdoa dengan iman. "Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun ...... Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya" (Yak 5:17,18).
Allah menjamin bahwa kita dapat berdoa dengan iman dan kuasa yang seperti itu. Kita dapat memiliki iman dan kuasa seperti itu jika kita memiliki ketaatan dan pengabdian yang sama kepada Allah seperti yang dimiliki Elia.