Kunjungi Situs Natal
https://natal.sabda.org
Pasal ini mulai dengan, "Kemudian datanglah firman Tuhan kepada Abram." Setelah melakukan hal apakah, Allah berfirman kepada Abram? Setelah Abram taat kepada Allah dan pindah menuju ke Kanaan (Kejadian 12:1-9); setelah ia taat kepada Allah dan berpisah dari Lot yang duniawi (Kejadian 13:1-18); setelah ia taat kepada Allah dan menolak pahala duniawi yang diberikan kepadanya (Kejadian 14:1-24). Firman Tuhan selalu datang kepada orang seperti Abram setelah ia melakukan suatu tindakan ketaatan yang pasti. Dalam pasal 15 ada sejumlah perkataan yang baru dipakai untuk pertama kalinya dalam Alkitab. Perkataan-perkataan itu adalah "Firman Tuhan": "Perisai" firman Tuhan adalah perisai kita; "Tuhan Allah", "Adonai Yehovah", dan "percaya", Abram percaya kepada Allah.
Ayat pertama berisi sebuah janji besar, "Akulah perisaimu; upahmu akan sangatbesar." Hal itu bukanlah sebuah janji akan berkat-berkat sementara. Apa yang dimaksudkan ialah bahwa Allah sendiri menjadi bagian dari Abram, dan ia lebih baik daripada semua berkat-berkat materi. Allah akan menjadi pelindung dan penjaganya. Allah seolah-olah telah berkata, "Yang Aku janjikan bukanlah tanah Kanaan, tetapi keselamatan yang akan datang dari BENIH yang dijanjikan -- Yesus
Kristus." Allah bukan saja menjadi pemberi pahala, tetapi Ia sendiri menjadi pahala kita untuk selama-lamanya. Bagi Abraham dan keturunannya, janji itu seperti iman yang sangat besar (Roma 4:12,16).
Allah telah memberikan segala sesuatu kepada Abraham kecuali seorang anak. Doa Abraham ditulis dalam ayat dua dan tiga. Kedengarannya seperti suatu keluhan. Segala sesuatu yang telah diberikan Allah kepadanya tak berarti jikalau ia tidak mempunyai seorang anak. Dalam ayat empat Allah memberikan jawaban-Nya. Eliezer tidak akan menjadi ahli warisnya, melainkan seseorang yang berasal dari tubuhnya sendiri.
Abraham meminta seorang anak dan ia mendapatkan suatu penglihatan dan sebuah janji (Kejadian 5:1-32). Ia meminta seorang anak dan dijanjikan akan diberikan keturunan tak terhitung banyaknya. Abraham percaya kepada Allah dan Allah memperhitungkan kepercayaannya itu sebagai kebenaran. "Abraham menjadi bapa orang-orang beriman (Roma 4:16). Ia mempunyai jutaan anak dalam iman. Ia tidak hanya memiliki anak yang tak terhitung jumlahnya, tetapi juga mendapat tanah.
Abraham berdoa lagi, "Dari manakah aku tahu, bahwa aku akan memilikinya?" Untuk mensahkan janji itu, Allah membuat suatu perjanjian dengan Abraham (Kejadian 9:1-17). Ia harus mempersembahkan korban di atas mezbah (ia selalu memiliki sebuah mezbah) yang terdiri atas tiga ekor binatang berkaki empat dan dua ekor burung yang tidak haram. Ia memotong binatang-binatang ini menjadi dua bagian, sebagian untuk Allah dan sebagian lagi untuk dirinya. Kemudian pada sore harinya api Allah membakar korban-korban itu. Tidaklah mengherankan bahwa Allah telah menyatakan rahasia keilahian-Nya kepada seseorang yang memiliki iman dan ketaatan seperti itu (Kejadian 15:1-21; 16:1-16).