Suatu Doa yang Tidak di Dalam Kehendak Allah (Kejadian 17:17-22)

Dalam pasal ini Allah memberikan sebuah janji khusus bahwa Sarai akan memperanakkan seorang anak laki-laki dan bahwa Allah akan membuat perjanjian dengan Ishak, anak Sarai dan untuk mengsahkannya Allah mengubah nama Abram dan Sarai dan membuat suatu perjanjian dengan mereka. Abraham akan menjadi bapak dari banyak bangsa dan Sara akan menjadi ibu dari bangsa-bangsa. Ishak berarti "tertawa" dan Abraham tertawa. Apakah ia tertawa karena tidak percaya atau karena ia berpikir bahwa berita itu "terlalu baik untuk dapat dipercaya?" (Kejadian 21:6).

Pada saat itulah Abraham berdoa, "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup dihadapan-Mu." Apa yang dimaksudkan Abraham dalam doa itu ialah agar Allah menerima Ismael sebagai seseorang dengan siapa Ia akan membuat perjanjian-Nya. Maksudnya ini bertentangan dengan kehendak Allah karena setelah ia berdoa, Allah berkata bahwa Ia akan membuat perjanjian-Nya dengan Ishak dan bukan Ismael, anak sulung Abraham. Walaupun demkian, Allah menguji iman Abraham, karena ia harus menunggu tiga belas tahun untuk kelahiran Ishak yang dijanjikan. Kadang-kadang kita harus menaati jawaban atas doa-doa kita dan penggenapan atas apa yang dijanjikan kepada kita.

Dr. Griffith Thomas menulis: Di dalam hati manusia ada suatu keinginan untuk mencari pengganti untuk apa yang sudah dijanjikan Allah kepada kita." Betapa seringnya kita menerima hal yang kurang baik padahal kita bisa memperoleh hal yang terbaik dari Allah. Allah dengan penuh kemurahan menjanjikan suatu berkat bagi Ismael sehingga dari dirinya berkembang suatu bangsa yang besar. Dalam hal ini, doa untuk Ismael terjawab tetapi bukan seperti yang diinginkan Abraham. Perhatikan perkataan "tetapi" dalam ayat 21. Allah dengan keras menekankan bahwa perjanjian-Nya akan diadakan dengan Ishak. Oleh karena itu doa Abraham, seperti yang dimaksudkannya, tidaklah sesuai dengan kehendak Allah. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa doa-doa kita bagi anak-anak kita sebaiknya jangan untuk keinginan pribadi, tetapi demi kehendak Allah.

Komentar