Doa Seorang Nabi yang Marah (Yunus 4:2,3)

Yunus marah karena pengampunan diberikan kepada kota yang bertobat itu. Ia tidak berada dalam keadaan untuk menikmati Allah dan karunia Allah. Perbedaan menyolok antara perasaan hati Allah atas pertobatan Niniwe dan perasaan hati Yunus atas penyesalan Allah karena Allah tidak jadi menghukum Niniwe adalah suatu yang menyedihkan dan merendahkan. Mungkin Yunus berpikir bahwa kehancuran Niniwe akan meyakinkan umatnya betapa bodohnya menyembah berhala itu.

Baik Yunus maupun orang Israel dapat mengerti kemurahan hati Allah. Mereka berpikir bahwa kemuarahan hati Allah hanyalah untuk orang Israel, umat perjanjian Allah; sedangkan Allah ingin mengajar mereka bahwa kemurahan hati Allah hanyalah untuk orang Israel, umat pernjanjian Allah; sedangkan Allah ingin mengajar mereka bahwa kemurahan dan kasih-Nya ditujukan kepada segala bangsa di dunia ini. Israel telah mengenal kebenaran tentang Allah selama beratus-ratus tahun, tetapi gagal untuk menyebarluaskannya kepada bangsa-bangsa kafir yang tinggal di sekitarnya. Gereja terus telah mengenal kebenaran dari Injil Kristus selama dua ratus tahun, akan tetapi masih ada berjuta-juta orang yang belum pernah mendengar nama Yesus Kristus itu. Kita juga sebagaimana orang Israel harus bertobat.

Kita sebaiknya belajar bahwa ketidakpekaan yang timbul karena kita membiarkan perbuatan dosa tanpa penghukuman akan menghilangkan kemampuan kita untuk membedakan apa yang benar dan salah.

Satu hal yang patut diingat, pohon jarak (Yunus 4:9-11) menaungi Yunus sama seperti Allah menjadi pelindung bagi Niniwe. Pohon jarak tidak dapat hidup terus, tetapi Allah tetap sama selama-lamanya.

Komentar