Doa Simson (Hakim-hakim 16:28-31)

Kedua orang tua Simson adalah orang-orang saleh yang pada saat ia dilahirkan telah menyerahkan dan memisahkan dia untuk Allah sebagai seorang nazir Allah. Kekuatannya yang besar disebabkan oleh Roh Allah yang turun ke atasnya dan rambutnya tidak pernah dipotong sampai ia mengizinkan Delila memotongnya.

Pada suatu ketika, ia membunuh seribu orang Filistin dengan tulang rahang seekor keledai. Pada saat itu ia memakai kekuatannya untuk kemuliaan Allah. Justru setelah pertempuran inilah ia merasa sangat haus dan kita membaca tentang doanya yang pertama (Hakim-hakim 15:18).

Karakter Simson dapat dipersamakan seperti suatu campuran antara besi dan tanah liat. Ia menjadi seorang yang kuat bila ia taat kepada Allah dan menjadi lemah bilamana ia mengikuti keinginan hatinya sendiri yang membawa dirinya kepada hubungan yang tidak kudus dengan gadis-gadis Filistin. Ini merupakan perangkap yang menghancurkan dirinya. Keinginannya untuk mendapatkan kepuasan hati membawanya kepada suatu kemerosotan moral yang secara tidak sadar telah pula menumpulkan kepekaannya sebagai seorang nazir Allah. Keperluannya yang terbesar adalah suatu kehidupan yang sepenuhnya diabadikan kepada Allah. Bayangkanlah apa yang mungkin akan dilakukan Allah untuk dia dan melalui dia, seandainya hidupnya benar-benar diabadikan kepada Allah. Dr. F.B. Meyer menulis: "Setiap pencobaan yang berhasil diatasi menghasilkan dua hal yaitu kekuatan dan kesenangan."

Simson memiliki suatu kesempatan besar untuk menjadi seorang hakim Israel, tetapi ia ternyata mengalami kegagalan yang menghancurkan. "Hukuman yang diterimanya sama mengerikannya seperti dosanya. Ia kehilangan kekuatannya, dan kelumpuhan rohani biasanya dilanjutkan dengan menyerah pada pencobaan dan kompromi dengan kejahatan. Ia kehilangan kemerdekaannya. Ia kehilangan kedua matanya. Ia menjadi bahan tontonan musuh-musuhnya sementara mereka menyombongkan kemenangan Dagon atas Yehova" (A.B. Simpson, Christ in the Bible --Hakim-Hakim, halaman 129, 130.)

Akhirnya Simson bertobat dan dipulihkan kembali ke dalam persekutuan dengan Allah. Ia berdoa kepada Allah meminta kekuatan dan Allah memberinya. Ia mati dengan kemenangan atas orang Filistin dan yang mati dibunuhnya pada waktu matinya itu lebih banyak daripada yang dibunuhnya pada waktu hidupnya.

Walaupun Simson mengalami kegagalan, Allahlah yang merencanakan untuk memakai Simson menolong umat Israel menghancurkan dominasi orang Filistin atas Israel (Hakim-hakim 14:4). Kadang-kadang Allah memakai alat-alat yang kurang baik untuk melaksanakan tugas-Nya tetapi hal itu tidak boleh membuat kita mempunyai gambaran bahwa orang-orang yang dipakai Allah itu selalu demikian.

Komentar