Kunjungi Situs Natal
https://natal.sabda.org
Setelah pembunuhan Gedalya, gubernur yang diangkat oleh raja Babel, sebagian dari sisa-sisa orang Israel yang ditinggalkan di negri itu merasa takut akan apa yang mungkin terjadi akibat pembunuhan itu nanti, jadi mereka berpikir untuk mengungsi ke Mesir. Di bawah pimpinan Yohanan mereka mencari Yeremia dan memintanya untuk berdoa bagi mereka dan bertanya kepada Allah apa yang harus mereka lakukan dan mereka berjanji akan taat kepada apa pun yang dikatakan Allah kepadanya! Pada waktu itu mereka tahu bahwa Yeremia merupakan nabi Allah yang benar untuk Israel. Mereka minta nasehat Allah, bukan karena mereka ingin mengetahui kehendak-Nya, tetapi untuk mendapatkan pengesahan untuk apa yang telah mereka putuskan, yaitu untuk mengungsi ke Mesir. Kemunafikan dan ketidakjujuran mereka membatalkan doa mereka sebelum mereka meminta Yeremia untuk berdoa bagi mereka. Orang-orang Kristen juga sering kali berdoa seperti itu dan doa seperti itu sia-sia belaka.
Yeremi berjanji untuk dengan setia memberikan amanat Allah kepada mereka. Kira-kira sepuluh hari kemudian Allah menyatakan firman-Nya dan kehendak-Nya kepada Yeremia, yaitu bahwa mereka tidak boleh pergi ke Mesir sebab jika mereka pergi juga, mereka akan binasa (ayat 7-22).
Roda-roda Allah menggilas dengan lambat, tetapi sangat baik kerjanya karena kebanyakan dari mereka yang mengungsi ke Mesir mati kelaparan dan dibunuh pedang di sana.
Yeremia telah mengalami masa penderitaan rohani yang besar dalam memenuhi tugas yang telah diberikan Allah kepadanya. Dengan setia, ia menyampaikan firman Allah, sudah barang tentu dengan berlinang air mata. Tugasnya yang sulit mengubahnya menjadi seorang yang berani.