Merayakan 30 tahun
melayani bersama
Musa berkata kepada umat Israel, "Kamu ini telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku naik menghadap Tuhan, mungkin aku akan dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu" (ayat 30). Dosa mereka itu besar, tetapi keinginan Musa untuk meminta ampun bagi mereka justru lebih besar lagi. Dosa mereka tidak terlalu besar untuk diampuni bagi Allah dalam kemurahan-Nya yang tak terbatas. Jadi Musa mengakui dosa-dosa mereka kepada Allah dan berdoa, "Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu -- dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Allah tulis. Kita tidak tahu buku apakah itu. Mungkin buku ini adalah Buku Kehidupan, atau mungkin juga buku yang berisi daftar nama umat Allah. Satu hal yang pasti, Musa rela untuk mengorbankan hidupnya jika hal itu dapat menghapuskan dosa orang lain. Allah berkata kepada Musa, "Siapa yang berdosa kepada-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku." Para pemimpin yang memuja berhala dan memberontak terhadap Allah terhadap dibantai oleh orang-orang Lewi. Merekalah orang-orang yang dihapuskan dari buku Allah. Tetapi, kelihatannya bahwa Allah menangguhkan putusan hukuman-Nya dan memberikan masa pencobaan bagi umat Israel.
Kemudian Allah berkata kepada Musa: "Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu; akan berjalan malaikat-Ku (Malaikat Yehovah) di depanmu." Mereka takut Allah meninggalkan mereka, tetapi Allah mengirimkan malaikat Yehovah untuk memimpin mereka (Keluaran 32:1-34:35).
Umat Israel tidak dibinasakan, hanya karena pendamaian yang akan diberikan oleh Tuhan Yesus Yesus Kristus di atas kayu salib di Golgota hampir seribu lima ratus tahun kemudian. Bandingkan doa Tuhan Yesus: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripada-Ku, tatapi janganlah seperti yang Kau kehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki" (Matius 26:39). Yesuslah yang dibinasakan di atas kayu salib demi dosa-dosa kita dan dosa seluruh umat manusia.
Apakah kita juga memiliki beban bagi orang-orang berdosa seperti yang dilakukan oleh Musa? Apakah kita memiliki belas kasihan yang sama bagi orang-orang yang tersesat? Apakah kita berdoa seperti yang dilakukan oleh Musa? Kita dapat kita mau!