Suara Profetik - Perkataan Allah untuk Kemenangan Anda

Sunyi senyap mewarnai suasana hari itu. Terasa seperti kota mati tanpa penghuni! Para pedagang menutup toko mereka walaupun hari belum berakhir. Anak-anak sekolah enggan untuk bermain di taman kota seperti biasanya. Burung-burung menyimpan nyanyian mereka seolah turut menyatakan keprihatinan mereka. Hanya bunyi gesekan dedaunan yang ditiup angin yang terdengar di halaman Rumah Tuhan saat itu. Tidak seorang pun berani membuka suara mereka setelah raja Yosafat menaikkan doanya mewakili seluruh Yehuda yang berdiri di hadapan TUHAN, juga segenap keluarga mereka dengan istri dan anak-anak mereka saat itu. Satu menit berlalu dalam kebisuan, dua menit... tiga menit... seolah lama... sekali. Tiba-tiba di tengah keheningan Yahaziel bin Zakharia bin Benaya bin Matanya, seorang Lewi dari bani Asaf, dihinggapi Roh TUHAN di tengah-tengah jemaah, dan berseru:

"Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah. Besok haruslah kamu turun menyerang mereka. Mereka akan mendaki pendakian Zis, dan kamu akan mendapati mereka di ujung lembah, di muka padang gurun Yeruel. Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana TUHAN memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, TUHAN akan menyertai kamu." (2 Tawarikh 20:15-17)

Mendengar hal itu, berton-ton beban yang seolah ditaruh di pundak Yosafat lepas begitu saja. Seketika hilanglah segala pusing kepala yang dideritanya beberapa hari terakhir ini karena kurang tidur. Dengan segera berlutlah raja Yosafat dengan mukanya ke tanah. Seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem pun sujud di hadapan TUHAN dan menyembah kepada-Nya. Serasa air sejuk dari surga yang membasahi bumi, hilanglah seluruh ketegangan bangsa Yehuda. Secara spontan orang-orang Lewi dari bani Kehat dan bani Korah, yang terkenal sebagai penyanyi dan pemusik diantara bangsa itu, bangkit berdiri untuk menyanyikan puji-pujian bagi TUHAN, Allah Israel, dengan suara yang sangat nyaring.

Perang belum dimenangkan, namun bangsa Yehuda sudah begitu yakin akan kemenangan mereka. Bahkan mereka telah merayakan kemenangan itu! Suara profetik yang diberikan oleh Allah melalui Yahaziel telah mengubah pandangan bangsa tersebut dan akhirnya mengubah hasil akhir dari peristiwa ini. Setiap pemimpin umat Tuhan perlu mendengarkan dan menerima pewahyuan yang segar dari Allah untuk masa kini. Ada pesan-pesan khusus yang Allah ingin sampaikan bagi gereja, komunitas dan kota-kota di muka bumi ini.

Momen Kebangkitan

Suara profetik adalah seperti api yang menyebar di seluruh dunia membakar hati hamba-hamba-Nya untuk bangkit dan melakukan perkara-perkara besar bagi Dia. Momen-momen kebangkitan sedang diledakkan oleh kuasa Roh Kudus, menembus semua kota di muka bumi ini:

  1. 21 Juta orang Kristen di seluruh dunia berdoa menembus "Jendela 10/40." Yaitu suatu gerakan yang ditujukan untuk menjangkau manusia yang belum terjangkau yang berada di daerah-daerah antara 10 derajat Lintang Utara dan 40 derajat Lintang Utara katulistiwa yang diterbentang dari Afrika hingga Asia. Negara-negara di Jendela 10/40 ini merupakan negara dengan penduduk yang terpadat dengan angka kemiskinan yang sangat tinggi.

  2. 700.000 orang Korea berkumpul di Seoul untuk mengubah dunia pada tanggal 25 Juni 1994. Dibutuhkan tiga tahun untuk mempersiapkan acara yang disebut "Satu Hari Untuk Mengubah Dunia".

  3. 850.000 orang menyanyi dengan sukacita dalam cuaca dingin dan hujan di Sao Paulo, Brazil. Dengan kegembiraan Latin mereka menyanyi dan menari di hari "Satu Hari Untuk Mengubah Dunia" hingga semua terbenam.

  4. 643 juta orang telah melihat film Yesus. Film Yesus dipertunjukkan di lebih dari 200 negara setiap hari. Dan telah diterjemahkan ke dalam 315 bahasa dengan satu terjemahan baru dihasilkan tiap 10 hari.

Di Indonesia pun suara profetik Allah sudah terdengar. Para pemimpin gereja atau denominasi mulai menangkap visi Allah dengan cara mereka masing-masing. Gereja-gereja Tuhan mulai bangkit dalam iman dan pengertian mengenai keberadaan umat Tuhan di Indonesia, lebih jauh lagi yang berkenaan dengan tegaknya Kerajaan Allah di Indonesia. Ada suatu kerinduan yang lebih bagi keselamatan seluruh bangsa, termasuk semua suku-suku bangsa yang belum terjangkau. Beberapa gereja dipakai dalam mengumandangkan lagu-lagu pujian dan penyembahan yang bertemakan kota atau bangsa. Yang lain bergerak dalam mobilisasi doa, menggalang acara-acara kebersamaan antar Tubuh Kristus, mencanangkan kerja sama misi bagi suku-suku bangsa di Indonesia, mengorganisasikan Berbaris Bagi Yesus, dan masih banyak lagi. Bentuk realisasi visi Allah bisa bermacam-macam, tetapi kalau kita perhatikan dengan seksama, inti dan tujuannya sama. Inilah waktunya untuk Tubuh Kristus bergandengan tangan bersama-sama menjangkau daerahnya masing-masing. Suara profetik Allah mengajak umat Tuhan dan para pemimpin Kristen di Indonesia untuk bangkit dan menjadi sinar bagi bangsa dan negara kita.

Menjadi Umat yang Profetik

Allah rindu agar umat-Nya menjadi umat yang profetik, yaitu umat yang
mengerti dan mengenal rencana Allah bagi generasinya serta terlibat di
dalamnya.

  1. Umat yang profetik dimulai dari abdi Allah yang dikuduskan dan tidak takut untuk memberitakan kebenaran Firman serta membawa bangsanya dalam standar Firman Tuhan.

  2. Umat yang profetik membawa pertohatan yang radikal dan tidak kompromi terhadap dosa.

  3. Umat yang profetik adalah umat yang membangun kehidupan doanya secara konsisten.

  4. Umat yang profetik adalah umat yang rindu akan kesatuan dan persatuan Tubuh Kristus.

  5. Umat yang profetik adalah umat yang hidup di dalam pujian dan penyembahan.

  6. Umat yang profetik adalah umat yang memunyai beban dan belas kasihan atas orang-orang berdosa.

  7. Umat yang profetik adalah umat yang mencintai kotanya.

Seseorang mengatakan, ada orang yang membuat hal-hal terjadi, beberapa yang lain hanya melihat apa yang terjadi, tetapi banyak orang yang bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Di mana posisi kita? Saya harap kita bukanlah orang yang bertanya-tanya apa yang sedang terjadi, dan apa yang sedang Roh Kudus kerjakan di dunia ini. Namun harapan saya, biarlah kita menjadi individu-individu yang profetik untuk menggenapi rencana Allah dalam dunia ini.

Doa Profetik Bagi Kota Tercinta

Bayangkan dua pesawat terbang yang sedang melayang-layang di atas sebuah kota, membawa uang sejumlah satu milyar rupiah dalam kargo mereka. Pesawat pertama membawa jumlah ini dalam kepingan seratus rupiah, sedangkan pesawat satunya dalam lembaran lima puluh ribu rupiah. Ketika kedua pesawat itu mendarat dan mengeluarkan kargo mereka, disiapkan dua tim untuk mengambil kargo mereka yang berupa kepingan seratus rupiah dan lembaran lima puluh ribu rupiah. Tim mana yang akan lebih sibuk, lebih ribut, dan membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga? Tentu saja tim pesawat pertama yang memindahkan satu milyar rupiah dalam kepingan seratus rupiah. Tim ini melambangkan orang-orang Kristen yang sibuk dengan berbagai macam kegiatan. Tidak pernah sebelumnya dalam sejarah kekristenan, gereja memunyai begitu banyak aktifitas dan sedikit pengaruh bagi lingkungannya. Mengapa? Karena menunggu di ruang atas yaitu di mezbah doa sudah ditinggalkannya.

Doa menghantarkan kita untuk menghampiri hadirat Allah dan mencari kehendak-Nya bagi kota-kota kita, serta sehati mendoakan agar kehendak Allah yang sempurna tersebut dapat terlaksana di bumi. Seorang yang profetik memperoleh daftar doa dari Allah dan strategi-strategi untuk mencapai kemenangan bagi kotanya. Doa profetik yang dinaikkan kepada Allah dapat mengubah masa depan suatu bangsa. Bangsa Yehuda yang tadinya putus asa, ketakutan tanpa harapan, mendadak berubah menjadi sebuah bangsa yang penuh semangat dan penuh dengan puji-pujian. Lukisan masa depan mereka yang tadinya berwarna gelap dan suram penuh puing kehancuran, cucuran darah, dan tangis kematian kini diganti dengan cerahnya warna-warni keemasan panji kemenangan dan emas hasil rampasan. Bagaimana dengan kehidupan gereja mula-mula? Kisah Para Rasul 2:42 mencatat bahwa kehidupan mereka dipenuhi dengan pengajaran rasul-rasul, persekutuan, memecahkan roti dan berdoa. Doa-doa mereka tidak untuk kepentingan diri mereka sendiri, melainkan untuk kepentingan lingkungannya. Terbukti di Kisah Para Rasul 19:10, seluruh penduduk Asia telah mendengar Firman Tuhan. Allah rindu agar umat Tuhan masa kini memanjatkan doa profetik bagi kotanya dan keselamatan penduduknya.

"Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juru Selamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran." (1 Timotius 2:1-4)

Diambil dari:

Judul buku : Kota Pujian
Judul artikel : Suara Profetik -- Perkataan Allah untuk Kemenangan Anda
Penulis : Jimmy B. Oentoro
Penerbit : Harvest Publication House, Jakarta 1997
Halaman : 48 -- 52

Komentar