Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Doa
Isi surat ini adalah tentang bagaimana kita dapat menghadapi penderitaan dengan sabar, dengan sukacita, dan demi kemuliaan Allah. Surat ini terutama ditujukan kepada orang-orang Kristen Yahudi di Asia Kecil (1 Petrus 1:1), tetapi juga kepada orang-orang Kristen bukan-Yahudi di daerah itu.
Tujuannya dua berganda: Pertama, banyak diantara orang-orang Kristen yang mula-mula mempunyai pendapat bahwa Paulus dan Petrus menganut pandangan yang berbeda mengenai dasar-dasar iman Kristen. Karena itu, ia menulis surat ini untuk mengoreksi pendapat mereka yang salah itu. Kedua, surat ini juga dimaksudkan untuk menguatkan dan memberi semangat kepada orang-orang Kristen Yahudi (dan bukan-Yahudi) yang mengalami aniaya yang hebat dari orang-orang yang tidak percaya, baik Yahudi maupun bukan-Yahudi. Dalam kedua suratnya, Petrus memenuhi perkataan Tuhan Yesus untuk "menguatkan saudara-saudaranya" (Lukas 22:32).
"Gambaran Petrus dalam keempat Injil dan surat-suratnya jauh berbeda. Dalam kitab-kitab Injil, Petrus melihat Tuhannya dimuliakan; dalam surat-suratnya, kita melihat Petrus dimuliakan oleh kasih karunia Allah. Dalam kitab-kitab Injil, kita melihat Petrus yang tidak sabar, penuh semangat, gelisah, cepat tersinggung, dan penuh ambisi untuk memiliki kuasa duniawi, tetapi dalam surat-suratnya kita melihat Petrus yang sabar, tahan dalam penderitaan, dapat dipercaya, penuh kasih, dan dengan semangat yang telah disucikan dan dimuliakan" (Dr. Robert Lee).
Kata-kata kunci dalam Surat Petrus yang pertama ialah: "mahal", "pengharapan", "pilihan", "rencana", dan "penderitaan". Paulus disebut "Rasul Iman"; Yohanes disebut "Rasul Kasih"; dan Petrus disebut "Rasul Pengharapan". Petrus menyebut ketiga Pribadi "Tritunggal", tetapi tidak memakai kata itu dalam suratnya (1 Petrus 1:2). Kata "penderitaan" ("menderita") dipakai sedikitnya dua belas kali dalam surat ini. Penderitaan Kristus disebut dalam setiap pasal.