Selamat Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
https://natal.sabda.org
Isi surat ini adalah tentang bagaimana kita dapat menghadapi penderitaan dengan sabar, dengan sukacita, dan demi kemuliaan Allah. Surat ini terutama ditujukan kepada orang-orang Kristen Yahudi di Asia Kecil (1 Petrus 1:1), tetapi juga kepada orang-orang Kristen bukan-Yahudi di daerah itu.
Tujuannya dua berganda: Pertama, banyak diantara orang-orang Kristen yang mula-mula mempunyai pendapat bahwa Paulus dan Petrus menganut pandangan yang berbeda mengenai dasar-dasar iman Kristen. Karena itu, ia menulis surat ini untuk mengoreksi pendapat mereka yang salah itu. Kedua, surat ini juga dimaksudkan untuk menguatkan dan memberi semangat kepada orang-orang Kristen Yahudi (dan bukan-Yahudi) yang mengalami aniaya yang hebat dari orang-orang yang tidak percaya, baik Yahudi maupun bukan-Yahudi. Dalam kedua suratnya, Petrus memenuhi perkataan Tuhan Yesus untuk "menguatkan saudara-saudaranya" (Lukas 22:32).
"Gambaran Petrus dalam keempat Injil dan surat-suratnya jauh berbeda. Dalam kitab-kitab Injil, Petrus melihat Tuhannya dimuliakan; dalam surat-suratnya, kita melihat Petrus dimuliakan oleh kasih karunia Allah. Dalam kitab-kitab Injil, kita melihat Petrus yang tidak sabar, penuh semangat, gelisah, cepat tersinggung, dan penuh ambisi untuk memiliki kuasa duniawi, tetapi dalam surat-suratnya kita melihat Petrus yang sabar, tahan dalam penderitaan, dapat dipercaya, penuh kasih, dan dengan semangat yang telah disucikan dan dimuliakan" (Dr. Robert Lee).
Kata-kata kunci dalam Surat Petrus yang pertama ialah: "mahal", "pengharapan", "pilihan", "rencana", dan "penderitaan". Paulus disebut "Rasul Iman"; Yohanes disebut "Rasul Kasih"; dan Petrus disebut "Rasul Pengharapan". Petrus menyebut ketiga Pribadi "Tritunggal", tetapi tidak memakai kata itu dalam suratnya (1 Petrus 1:2). Kata "penderitaan" ("menderita") dipakai sedikitnya dua belas kali dalam surat ini. Penderitaan Kristus disebut dalam setiap pasal.