Selamat Merayakan Kenaikan Tuhan Yesus dan Pentakosta 2024
'Di rumah Bapa-Ku ada banyak tempat tinggal; jika tidak demikian, Aku tentu sudah mengatakannya kepadamu karena Aku pergi untuk menyediakan sebuah tempat bagimu.'
Pada 2016, upaya kudeta mengguncang Turki. Ulama Muslim Fethullah Gülen langsung dituduh sebagai dalangnya. Pemerintah Islam meluncurkan kampanye penganiayaan dan pemenjaraan yang keras, yang awalnya menargetkan simpatisan Gülen, kemudian ke semua anggota oposisi.
Gerakan Gülen (juga disebut Hizmet) mempraktikkan Islam Sunni ortodoks dengan pengaruh Sufi yang kuat. Perhatian khususnya adalah interpretasi modern Islam. Itu sebabnya, mereka berfokus pada sains, pendidikan, dan dialog dengan agama lain. Pengaruh mereka menyebar melalui asrama, sekolah, dan universitas. Banyak HizmetStud (penganut Hizmet - Red.) memiliki posisi kunci di militer, peradilan, media, dan bisnis. Diperkirakan bahwa hingga 4 juta orang terkait dengan pergerakan tersebut pada satu kurun waktu tertentu. Sangat sedikit pengikut Gülen yang telah bertobat kepada Yesus Kristus.
Ayshe menghadiri sekolah Hizmet dan menghadiri waktu salat di universitas. Semua itu berubah ketika dia membaca ayat-ayat Al-Qur'an yang memerintahkan kekerasan. Ini memicu krisis spiritual dalam dirinya. Untuk mengatasinya, dia mulai mengadakan doa malam. Selama waktu-waktu ini, dia diberi wahyu Perjanjian Baru. Dia "secara tidak sengaja" membukanya dan membaca Matius 5:44, ketika Yesus mengajarkan, "Kasihilah musuhmu." Wahyu ini membawanya untuk menjadi pengikut Raja Damai yang sejati.
POKOK DOA:
Bagi mereka yang dipenjarakan dalam gerakan Gülen agar kiranya Tuhan mengungkapkan diri-Nya kepada mereka. (Yesaya 61:1)
Bagi para pengikut gerakan Gülen di pengasingan agar minat mereka untuk berdialog dengan agama lain menjadi pencarian sejati akan Tuhan. (Matius 7:7)
Agar para pengikut Gülen menyadari bahwa kerinduan mereka akan kehidupan yang saleh hanya dapat dipenuhi dalam Yesus. (Galatia 2:20)