Berdoa--dan Berencana

Bacaan : Nehemia 1:1-2:8

Seorang wanita yang baru saja menjanda ingin tetap tinggal di rumah, tempat ia dan suaminya membesarkan anak-anak mereka. Karena tinggal sendiri, ia pun membeli bel alarm rumah. Tetapi sekarang, ia merasa dirinya munafik ketika berdoa memohon perlindungan. Sebetulnya ia tak perlu merasa bersalah. Dalam Alkitab, perencanaan yang bijaksana dan kebergantungan kepada Allah berjalan seirama.

Nehemia memberi kita sebuah ilustrasi alkitabiah tentang cara memadukan rencana dan doa. Nehemia adalah seorang Yahudi yang hidup jauh dari kampung halamannya, dan bekerja sebagai juru minuman raja Persia. Setelah bangsa Israel ditawan selama 70 tahun, Syrus, raja Persia yang pertama, mengizinkan sejumlah orang Yahudi untuk kembali ke kampung halaman mereka. Kemudian, Ezra juga membawa lebih banyak lagi orang Yahudi untuk kembali ke Yerusalem dan membangun Bait Suci. Namun, dalam pasal pertama kitab Nehemia, kita membaca bahwa para tawanan yang kembali justru mengalami masa yang sukar, dan tembok-tembok kebesaran Yerusalem pun tinggal puing-puing (ayat 3).

Nehemia menangis, berpuasa, dan berdoa ketika ia mendengar penderitaan orang-orang Yahudi yang telah kembali ke Yerusalem dari pembuangan. Akan tetapi ia juga bertindak, membuat perencanaan yang matang serta mengambil risiko tinggi dengan meminta izin raja untuk membantu orang-orang Yahudi itu.

Begitu juga saat kita dengan rendah hati bergantung kepada Allah, kita juga perlu melakukan apa yang mampu kita kerjakan dengan bijaksana. Jadi, berdoa--dan berencanalah! [HVL]

Faith does not rule out common sense
In facing life each day,
But takes it by the hand and says,
"We\'ll trust, we\'ll plan, we\'ll pray!" --DJD

Diambil dari:
http://alkitab.sabda.org/illustration.php?id=2278

Komentar