Cara Untuk Mengetahui Kehendak Tuhan: Doa

Ditulis oleh Okti

"Prayer doesn't change God. It changes us."

Mungkin kita akan bertanya-tanya, mengapa kita yang diubahkan oleh doa, dan bukannya Tuhan, Sang Penjawab doa, yang menjadi tujuan dari setiap doa dan permohonan kita? Saya memang mengetahui bahwa dalam berdoa kehendak Tuhan-lah yang jadi. Namun bagaimana sesungguhnya kehendak Tuhan, dan apa kaitannya dengan doa, belumlah saya pahami secara mendalam selama beberapa kurun waktu dalam hidup saya. Namun, Puji Tuhan, perlahan-lahan seiring dengan waktu, saya pun semakin memahami tentang doa dan kehendak Tuhan.

Kehendak Tuhan pada dasarnya merupakan segala sesuatu yang Tuhan inginkan untuk kita lakukan, dan mengetahui kehendak-Nya merupakan tugas dalam kehidupan orang percaya. Selain itu, kehendak Tuhan adalah: sesuatu yang pasti bersifat baik (sesuai dengan sifat dan karakter Tuhan yang baik); sesuatu yang pasti akan terjadi pada akhirnya (walaupun pada awalnya jalan kita melenceng atau tidak searah dengan rencana Tuhan); kehendak Tuhan itu terdapat dalam Alkitab (melalui prinsip-prinsip dan perintah-perintah-Nya); dan ketika kita melakukan kehendak Tuhan, hidup kita akan berada dalam jalur yang benar, di mana terdapat damai sejahtera dan kebahagiaan di dalamnya.

Bagaimana hubungan antara kehendak Allah dengan doa? Doa merupakan salah satu cara supaya kita dapat mengetahui kehendak Tuhan. Namun, doa bukanlah suatu upaya untuk membujuk atau mempengaruhi Tuhan dalam mengabulkan permohonan kita, atau pun untuk mengubah kehendak-Nya. Doa syafaat Abraham untuk Sodom dan Gomora menjadi ilustrasi dalam hal ini. Dalam peristiwa tersebut, doa Abraham seolah-olah dapat "melunakkan" Tuhan, karena tampaknya Tuhan setuju dengan tawar menawar yang dilakukan oleh Abraham. Benarkah demikian? Pada kenyataannya, Sodom dan Gomora tetap dibinasakan (tetapi Tuhan tetap menyelamatkan Lot dan keluarganya), dan Abraham pun akhirnya dapat mengerti bahwa Allah tetap berdaulat dalam rencana dan kehendak-Nya untuk membinasakan Sodom & Gomora yang penuh dengan dosa. Melalui dan di dalam doa, Allah memproses kita untuk semakin mengerti dan memahami kehendak-Nya.

Lalu, apa gunanya kita berdoa jika pada akhirnya tetap kehendak Allah yang terjadi? Nah, masalah pada doa bukanlah terletak pada Allah, tetapi pada kita. Ketika permohonan kita tidak dikabulkan, artinya masih ada yang salah atau kurang tepat di dalam permohonan tersebut (1 Yohanes 5:14). Sikap orang kristen yang benar ketika mendapat jawaban "tidak" dari Tuhan adalah dengan mengubah hati dan menerima jawaban dari-Nya dengan tetap bersyukur dan percaya, bahwa Ia memberi jawaban yang tepat. Setelah mengalami proses bertumbuh yang benar dan menempatkan hati pada posisi yang tepat, pada akhirnya kita tidak akan memohon sesuatu yang sifatnya bertentangan atau melenceng dari kehendak Tuhan. Pada titik ini kita tidak akan memiliki keinginan selain daripada hanya untuk melakukan keinginan Tuhan. Itulah saat dimana Tuhan akan mengabulkan doa atau permohonan kita, yaitu saat kehendak kita menjadi selaras dengan kehendak-Nya (Yohanes 9:31). Di sinilah doa menjadi alat bagi Tuhan untuk mengubah hati dan karakter kita, bukan untuk menyenangkan kita.

Sesungguhnya orang Kristen memiliki tindakan yang khas dan tepat ketika berdoa, yaitu berlutut, menundukkan kepala dan melipat tangan. Pada ketiga tindakan itulah terkandung makna sikap yang dalam dari doa, yaitu merendahkan diri, menundukkan hati, dan menyerahkan hasil keputusan di bawah kedaulatan Tuhan. Tanpa memiliki ketiga sikap itu, "Jadilah kehendak-Mu" tidak akan menjadi pengakuan tulus yang keluar dari hati, kecuali sebagai pelengkap yang tercantum dalam akhir doa-doa kita. Sebuah formalitas.

Jelaslah sekarang bagi saya bahwa doa bukanlah media untuk meminta dan memaksakan kehendak kita kepada-Nya, melainkan menjadi media agar kita semakin dapat memahami dan menerima kehendak Tuhan dalam hidup ini. Lagu dalam Kidung Jemaat 460 rasanya sangat tepat untuk menutup kesimpulan saya mengenai doa dan berdoa ini. Saya diberkati ketika mendengarkan syairnya, dan saya harap Anda juga :-)

"Jika jiwaku berdoa kepadaMu, Tuhanku,
Ajar aku t'rima saja pemberian tanganMu
Dan mengaku, s'perti Yesus di depan sengsaraNya:
Jangan kehendakku, Bapa,
kehendak-Mu jadilah. "

Amin.

Komentar