Doa untuk Kebangunan Rohani (Habakuk 3:1-19)

Habakuk berdoa, "Tuhan, telah kudengar kabar tentang Engkau, dan pekerjaan-Mu, ya Tuhan, kutakuti (ayat 2), gemetarlah hatiku (ayat 16). Sekarang ia mengerti jawaban Allah atas kebingunannya. Kesulitan-kesulitannya diselesaikan, dan damai Allah menguasai jiwanya. Ia kemudian mengungkapkan isi hatinya dalam sebuah doa yang indah dalam bentuk nyanyian, pujian dan kepercayaan kepada Allah. Doanya yang berbentuk sajak ini merupakan salah satu dari bagian-bagian Alkitab yang agung dalam Perjanjian Lama.

Nabi Habakuk berdoa, "Ya Tuhan, ... Hidupkanlah itu (pekerjaan-Mu) dalam lintasan tahun, nyatakanlah itu dalam lintasan tahun; dalam murka ingatlah akan kasih sayang! (ayat 2). Habakuk tahu bahwa yang diperlukan oleh dirinya dan segenap umat Israel ialah suatu kebangunan rohani. Ia sadar bahwa keperluan Yehuda dan juga gereja kita sekarang, bukanlah suatu komisi atau program yang lebih baik, tetapi Allah mencari orang-orang yang lebih baik, yang lebih suka berdoa.

Sebelum mengadakan suatu kebangunan rohani, doa yang harus dipanjatkan bukan berbunyi "Hidupkanlah pekerjaan saya," melainkan "Hidupkanlah pekerjaan-Mu, Ya Allah."

Habakuk kemudian memberikan suatu gambaran yang mendalam tentang keagungan Tuhan di Sinai dan pekerjaan Allah yang luar biasa dalam membawa orang Israel ke Tanah Perjanjian (ayat 3-15). Habakuk menghendaki agar Allah melakukan lagi hal-hal yang seperti itu. Hasil dari doanya ini jiwanya merasa damai walaupun Allah membawa orang Kasdim untuk menduduki tanah Yehuda yang dikasihinya. Imannya di dalam Allah akan memberinya rasa damai di saat ia menghadapi kesukaran.

Habakuk menyatakan kepercayaan dan imannya di dalam Allah dan tiga ayat terakhir dari doanya merupakan bukti bahwa rohaninya sudah dibangkitkan. Ayat-ayat itu merupakan pernyataan dari seseorang yang telah mengalami kebangunan rohani. Tidak ada hasil kesusastraan mana pun di luar Alkitab yang begitu indah dan begitu membangkitkan ilham seperti ayat-ayat ini. Jika orang Kasdim datang dan membinasakan segala sesuatu, namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku" (ayat 18).

Karena tidak ada lagi doa-doa yang tercatat dalam Perjanjian Lama, maka selanjutnya akan diberikan suatu komentar ringkas tentang setiap kitab yang belum dibicarakan.

Komentar