Doa untuk Kedatangan Mesias (Yesaya 63:15-19; 64:1-12)

Doa dalam dua pasal ini merupakan satu kesatuan, tetapi dapat dibagi dalam dua bagian. Doa ini dapat dianalisa sebagai berikut:

"Pandanglah dari surga" 63:15
Bapa ayat 16
Dosa ayat 17
Penghancuran ayat 18, 19
"Turun" 64:1-7
Bapa ayat 8
Dosa ayat 9
Kehancuran ayat 10-12

Nabi Yesaya berseru kepada Allah untuk memandang keadaan umat-Nya Israel dari surga. Yesaya menyatakan bahwa Allah adalah Bapa mereka, Penebus mereka dan bahwa nama Allah itu kekal. Ia mengatakan bahwa dosa merekalah yang menyebabkan kehancuran mereka. Nabi Yesaya mengingatkan mereka akan berkat-berkat yang mereka terima di masa lalu, mengakui kesukaran yang sedang mereka alami, mengakui dosa-dosa mereka dan keadilan Allah dan memohon pelepasan dan pengampunan oleh karena belas kasihan-Nya. Allah adalah Tukang Periuk dan orang Israel adalah tanah liatnya.

Dalam pasal 63 Yesaya berbicara tentang kedatangan Mesias untuk menyediakan penebusan bagi Israel dan seluruh umat manusia. Kedatangan-Nya mendatangkan hukuman bagi orang Yahudi yang tidak percaya sebab mereka menolak Dia. Nabi Yesaya menceritakan tentang berkat-berkat Allah pada waktu yang lalu dan bagaimana Allah sudah memperlihatkan kuasanya yang besar kepada orang Israel. Yesaya mengatakan kepada Allah bahwa Allah adalah Bapa mereka dan Penebus mereka yang kekal. Ayat 17 sebaiknya diterjemahkan: "Mengapa Engkau telah memberikan kesengsaraan atau mengizinkan kami sesat dari jalan-jalan-Mu?" Mereka memiliki tanah air mereka yang indah hanya sebentar saja, sampai saat musuh-musuh mereka mendatangkan kekacauan dan kehancuran ke atas mereka, tetapi itu adalah hukuman Allah karena dosa-dosa mereka.

Doanya dilanjutkan dalam pasal 64 di mana ia berbicara tentang "turunnya" Mesias yang akan mengambil alih kekuasaan kerajaan-kerajaan di dunia. Pada saat itu, juga, kedatangan-Nya pada mulanya akan mendatangkan kehancuran dan penghukuman atas orang Yahudi dan orang kafir yang telah menolak Mesias yaitu Kristus. Doa Yesaya kepada Allah Bapa untuk meminta pengampunan tidak didasarkan atas kebenaran mereka, yang seperti kain kotor, tetapi berdasarkan atas belas kasihan Allah. Ia berdoa: "Janganlah meneruskan siksaan yang amat sangat atas diri kami."

Komentar