Kunjungi Situs Natal
https://natal.sabda.org
Oleh: Gabriel
Jika mengingat kembali masa-masa sewaktu saya masih duduk di bangku sekolah menengah, terkadang saya berpikir: "Rasanya mustahil jika saya bisa melewati masa-masa tersebut tanpa doa dan bimbingan Tuhan." Sampai sekarang, hal tersebut masih tetap terniang dalam benakku. Ya, periode itu memang merupakan periode yang paling berat dalam hidupku sampai saat ini. Sekolahku bisa dikategorikan sebagai "sekolah prestis" di kotaku. Meskipun demikian, aku mendaftar di sekolah ini bukan karena keiinginanku. Oleh sebab beberapa hal yang terjadi pada waktu itu, orang tuaku mendesakku untuk masuk ke sekolah tersebut. Awalnya, aku bersikeras menolak untuk mendaftar di sekolah tersebut. Namun, setelah beberapa hari, akhirnya aku meyakinkan dan memberanikan diriku untuk mendaftar dan melanjutkan studiku di sekolah tersebut dengan berat hati.
Hari pertama sekolah pun tiba, tetapi perasaan yang mengganjal hatiku akan sekolah tersebut masih ada. Hari hari berlalu, tetapi kakiku masih terasa berat setiap kali aku berangkat menuju ke sekolah. Jika aku mengingat-ingat masa itu, aku masih tidak tahu mengapa aku bisa merasa seperti itu. Meskipun tiap hari aku berdoa dan mencoba untuk berpikir positif, perasaan berat hatiku selalu muncul kembali saat aku menapakkan kakiku di sekolah. Semuanya terasa "tidak pas". Mulai dari hal pertemanan, pelajaran, guru, dll.. Semuanya terasa asing.
Memang benar bahwa aku merupakan seorang yang pendiam dan bukan orang yang "outgoing". Meskipun begitu, aku biasanya merasa nyaman dengan diriku sendiri, atau memiliki beberapa orang teman dekat yang membuatku merasa nyaman dan gembira. Namun, perasaan tersebut tidak pernah kudapatkan di sekolah ini. Aku berusaha untuk lebih aktif dalam mencari teman, tetapi apa boleh buat, tidak ada yang "cocok" dan mereka meninggalkanku. Bukan hanya itu, aku mulai kesulitan dalam mengikuti pelajaran yang diberikan. Nilai-nilaiku semakin jatuh dan aku mulai banyak membolos. Guru-guru di sekolah tersebut cenderung lebih "strict" jika dibandingkan dengan guru-guru di sekolahku sebelumnya. Mereka bahkan mulai mengolok-olokku di depan kelas karena nilaiku yang jelek. Semua hal ini tertumpuk di dalam hatiku dan aku menjadi marah dan kesal, hingga aku "melawan" guru-guruku. Bukannya perasaan lega yang kudapat, malahan hukuman-hukuman yang membuatku jauh lebih kesal, hingga aku lebih sering untuk bolos sekolah sampai terlintas di pikiranku untuk keluar dari sekolah.
Pada suatu malam, tiba-tiba air mataku menetes mendengar siaran radio rohani yang sedang kuputar. "Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi." (Yosua 1:9) Ayat itu dibacakan oleh sang penyiar dan aku mulai berdoa di tempat tidurku. Mungkin untuk pertama kalinya, aku berdoa bukan karena rutinitas ataupun untuk meminta sebuah barang, melainkan menceritakan masalahku kepada Tuhan serta meminta bimbingan-Nya agar aku bisa melewati hari-hari sulit. Perasaanku menjadi lega. Untuk pertama kalinya aku tidak merasa berat hati. Meskipun masih banyak hari-hari sulit yang akan kuhadapi, aku merasa tenang dan yakin bahwa aku bisa melewati hari-hari itu karena Tuhan menguatkanku.
Terkadang kita berdoa hanya untuk meminta sesuatu (meminta hal-hal bersifat materi) atau hanya sekadar untuk rutinitas. Akan tetapi, ada hal lain yang bisa kita lakukan dengan doa yaitu "berbicara dengan Tuhan". Luangkanlah waktumu untuk menceritakan hari-hari dan permasalahanmu kepada Tuhan, alih-alih hanya untuk "meminta". Berdoalah dengan ketulusan dan "kepasrahan" akan rencana-rencana Tuhan yang ada di hidupmu saat ini.
"TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya." (Mazmur 37:23-24) Ini berarti, apa yang Tuhan telah tetapkan, itu semua merupakan kehendak-Nya dan hal tersebut tidak akan melebihi kekuatanmu. Apapun yang kamu alami, ada maksud Allah yang lebih besar. Oleh karena itu, janganlah cepat putus asa. Jika kamu menghadapi masalah, berdoa dan berserahlah kepada Tuhan, sebab Dia akan terus bersamamu, dan Dia akan memberimu kekuatan dan ketabahan untuk melewati semua rintangan hidupmu. Amin.