Doa-Doa Keluhan Musa (Bilangan 11:11-17)

Musa, yang bekerja melampaui batas dan dibebani dengan bangsa yang tidak taat, merasakan tertekan dan memanjatkan sebuah doa yang berisi keluhan. Nabi-nabi lain juga pernah melakukan hal yang sama dan pastilah kita juga kadang-kadang berdoa seperti itu. Keluhan yang sudah menjadi kebiasaan merupakan sebuah doa besar dalam pandangan. Betapa besarnya Alkitab itu dalam memperlihatkan karakter dan kegagalan-kegagalan dari tokoh-tokohnya yang paling terhormat. Ini merupakan petunjuk pertama tentang keragu-raguan yang terdapat dalam kerohanian dari panglima yang terkenal ini. Baiklah kita waspada agar tak seorang pun dari antara kita yang memiliki hati yang jahat yang tidak percaya, sehingga kita tidak pernah meragukan kemahakuasaan dan kekekalan-Nya.

Musa mengalihkan pandangannya dari Allah dan kepada dirinya sendiri. Kita harus ingat bahwa Allah tidak pernah memberikan suatu beban kepada kita tanpa memberikan kekuatan yang memadai untuk menanggungnya. Kita tidak boleh memandang beban itu terpisah dari Allah.

Dengan penuh kemurahan Allah menjawab doa Musa dengan memberikan tujuh puluh orang untuk menolongnya menanggung beban itu. Allah mengambil sebagian dari Roh yang hinggap pada Musa dan ditaruh-Nya atas ketujuh tua-tua itu dan mereka pun bernubuat (ayat 25,26). Kemudian dua orang, yang tidak termasuk dalam kelompok itu, juga bernubuat ketika Roh itu hinggap pada mereka. Yosua meminta supaya Musa melarang mereka. Pada saat itu terlihat kelemahlembutan dan kebesaran Musa yang memancarkan seperti sebuah binatang yang bersinar terang. Ia berkata, "Apakah engkau begitu giat mendukung diriku? Ah, kalau seluruh umat Tuhan menjadi nabi, oleh karena Tuhan memberi Roh-Nya hinggap kepada mereka!" (ayat 29).

Berikut ini ada beberapa pertanyaan yang dapat dipergunakan untuk menguji diri kita sendiri: Apakah saya merindukan kedatangan kerajaan Allah melalui orang lain sama seperti melalui diri saya sendiri? Dapatkah saya berdoa dengan sungguh-sungguh demi keberhasilan saingan saya sama seperti saya berdoa untuk diri saya sendiri juga? Dapatkah kita mengatakan, sebagaimana yang dikatakan oleh Musa tadi, "Ah, kalau seluruh umat Tuhan menjadi nabi?" Dapatkah kita bersukacita seandainya semua orang Kristen dapat mencari standar yang sama dalam karunia-karunia dan anugerah seperti yang sudah kita capai? Doa Musa selanjutnya akan memperlihatkan lebih banyak kelemahlembutan dan kebesaran Musa.

Komentar