Misi Yesus ke Dunia

Falsafah Dasar Yesus Kristus tentang Penginjilan

Falsafah dasar Yesus Kristus tentang penginjilan sebenarnya berkisar seputar pemahaman tentang diri-Nya dan misi-Nya. Rentetan pemahaman tentang pribadi Yesus dan misi-Nya dapat dilihat dalam penjelasan di bawah ini.

  1. Yesus melihat diri-Nya sebagai "Pemberita yang diurapi Allah" (Pemberita Mesias) dengan tugas Mesianik (Lukas 4:18) yang datang untuk melakukan pekerjaan sebagai Imam Raja, Imam Besar (pemberi berkat); imam -- yang memberi diri sebagai korban. Tugas Mesianik ini berhubungan dengan pekerjaan tebusan, di mana Ia telah dikhususkan untuk itu. Dari pihak Allah, Ia adalah korban anugerah untuk menebus manusia berdosa. Sedangkan dari pihak manusia, Ia adalah korban pengganti, yaitu mengambil tempat manusia. Dia dikutuk dan dihukum untuk menggantikan manusia (1Petrus 2:22-24 -- banding Yesaya 53). Inilah inti berita Injil (1Yohanes 4:10).

  2. Yesus melihat diri-Nya sebagai "Pemberita yang diutus" dengan suatu berita (Pemberita Rasul/Apostle) dengan tugas apostolik. Untuk ini bacalah Lukas 4:19, yang berbicara tentang tugas misioner/penginjilan. Tugas ini menyangkut "datang sebagai utusan Allah" dengan "karya pembebasan", yaitu pembebasan dalam segala bidang atau pembebasan total. Bila Yesus membebaskan, Ia membebaskan secara total, yaitu meliputi segi materi dan nonmateri manusia itu dari kuasa dosa (Galatia 5:1). Jadi, berita pembebasan Yesus itu harus bekerja dalam segala bidang pula. Pembebasan rohani adalah kunci dalam pembebasan di segala segi kehidupan. Semua yang telah dibebaskan akan hidup dalam rahmat Tuhan (Yohanes 17:18).

  3. Yesus melihat diri-Nya sebagai Penyataan Kerajaan/Pemerintahan Allah. Di sini Ia melihat diri-Nya sebagai "tanda" bagi manifestasi kerajaan itu (Lukas 17:20-21).

    Kehadiran Yesus di bumi adalah sebagai "tanda" bahwa kerajaan Allah memulai babak pembebasan dan penguasaan-Nya secara baru di bumi (Matius 16:21-28; Markus 8:31 -- 9:1; Lukas 9:22-27). Dengan demikian, berita penginjilan adalah berita "kerajaan Allah", berita yang berkisar pada Alkitab; berita sekitar pribadi Yesus Kristus, dan berita kristologis. Berita pembebasan ini bertumpu pada pribadi Yesus Kristus dan dimensinya bergerak pada batas yang berikut.

    1. Penyataan kerajaan Allah adalah penyataan pembebasan Kristus yang membebaskan dari kuasa dosa. Yohanes Pembaptis menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu" (Markus 1:4) dan Yesus Kristus menyerukan: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil" (Markus 1:15). Yohanes dan Yesus menyampaikan berita kerajaan itu yang dapat dibuktikan sebagai "menyatakan diri" dalam pertobatan.

      Dalam pertobatan, Allah membebaskan para petobat itu dari dosa dan mengklaim kekuasaan pemerintahan-Nya atas mereka yang telah dibebaskan itu. Dalam penginjilan, berita "Kerajaan Allah" datang dalam kuasa pembebasan yang diwujudkan melalui "pertobatan". Pertobatan (berita kerajaan) harus mendapat tempat dalam tugas penginjilan itu.

    2. Penyataan kerajaan Allah adalah penyataan pembebasan Allah yang menekankan kepada "kewajiban taat" dari mereka yang telah dibebaskan. Hal in dapat diungkapkan dalam cara berikut.

      • Menyambut kerajaan Allah -- datanglah kerajaan-Mu. Orang yang telah dibebaskan akan menggunakan kebebasan untuk memberikan kesempatan kepada Allah memerintah hidupnya (Matius 6:10).

      • "Menyaksikan" kuasa kerajaan Allah itu bekerja (Matius 6:13), yaitu dalam pengudusan, pengampunan, kecukupan kebutuhan sehari-hari, kerelaan mengampuni, bertahan terhadap pencobaan atau kejahatan (Matius 6:9-13).

      • Membuktikan "kuasa kerajaan Allah" dalam pengalaman dan sikap hidup, yaitu dengan bertanggung jawab memberikan prioritas kepada-Nya (Matius 6:33). Kuasa kerajaan Allah itu dalam hal ini akan terbukti bekerja hari ini dan di sini, menjawab tantangan hari ini dalam segala segi hidup serta menjadi landasan bagi pembebasan hari esok yang merupakan rahasia bagi manusia. Dengan demikian, penginjilan dalam falsafah Yesus jelas berkisar sekitar diri-Nya sendiri (kristologi) dan dinyatakan dalam pekerjaan-Nya sebagai Mesias dengan karya penebusan-Nya, sebagai Rasul dalam karya pembebasan-Nya, dan kuasa kerajaan Allah dengan kedaulatan pemerintahan-Nya yang penuh berkat.

Pelayanan Yesus dalam Hubungannya dengan Penginjilan

Dalam bagian ini akan disoroti berturut-turut dasar, motivasi, dan praktik pelayanan Yesus Kristus dalam pelebaran kerajaan Allah.

  1. Dasar pelayanan Yesus Kristus adalah kasih. Allah dengan bertumpu pada kasih-Nya, mengutus Yesus ke dunia (Yohanes 3:16; 1Yohanes 4). Dan dengan bertumpu pada kasih pula, Yesus memberi perintah yang merupakan dasar penginjilan (Yohanes 13:2, 34-35). Penginjilan hanya dapat terlaksana atas dasar kasih, yaitu kasih kepada jiwa-jiwa yang tersesat.

  2. Motivasi pelayanan Yesus Kristus adalah kasih. Di dalam konteks kasihlah Yesus mengungkapkan motif pelayanan-Nya, yaitu Ia datang untuk melayani dan melayani (Yohanes 13:1-20; Markus 10:45). Hal ini disebut pula Mandat Pastoral. Yesus datang bukan untuk menjadi tuan, tetapi untuk menjadi pelayan dan melayani.

  3. Praktik pelayanan Yesus adalah pelayanan dalam kasih.
    1. Yesus memenuhi tugas mesianik, apostolik, dan kerajaan. Orang buta dapat melihat, yang lumpuh dapat berjalan, yang kusta menjadi tahir, yang tuli dapat mendengar, yang mati dibangkitkan, yang miskin mendengar berita kabar baik (Matius 11:2-5; Lukas 4:18-19, 7:19-22; Matius 12:28-34).

    2. Yesus melaksanakan tugas penginjilan dalam "three fold ministry" pelayanan lipat tiga (Matius 9:35) secara utuh dan sempurna, ke mana pun Ia pergi, yaitu:

      • Mengajar, yaitu menjelaskan tentang firman Allah guna melenyapkan ketidaktahuan serta mengubah konsepsi kepada pengetahuan dan pengenalan akan Allah secara benar.

      • Berkhotbah atau memberitakan Injil kerajaan Allah yang menyelamatkan serta membebaskan dari dosa. - Menyembuhkan, yang menggambarkan bahwa di dalam pembebasan Allah melalui Yesus Kristus, ada pembebasan fisik dari akibat dosa, ini menyangkut pembebasan total dari Allah.

Dasar bagi semua pelaksanaan ini adalah kasih (Markus 6:34) dan praktik pelayanan kasih beranjak dari dasar dan motif pelayanan kasih. Dengan demikian, dalam kasihlah penginjilan dilaksanakan dan digerakkan ke segala segi dengan segala cara untuk membebaskan dan menunjang hidup dalam pembebasan/kebebasan secara utuh dan menyeluruh.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul buku : Penginjilan Masa Kini
Judul asli : Falsafah Dasar Yesus Kristus tentang Penginjilan
Penulis : Y. Tomatala, M.Div., M.I.S.
Penerbit : Gandum Mas, Malang 1988
Halaman : 40 -- 42

e-JEMMi 49/2007

Komentar