Tuhan, Saya Ingin Bicara....

Oleh: Ayub T.

Doa adalah hak saya berbicara kepada Tuhan yang hidup secara bebas dan terang-terangan. Pernyataan ini keluar dari hati dan mulut saya secara sadar sebagai orang yang hidup di dalam penebusan oleh darah Salib Kristus. Saya termasuk orang yang tergolong malas untuk berdoa dengan disiplin di waktu-waktu tertentu dan dalam keadaan tertentu. Pergumulan ini begitu membebani diri saya, satu kesulitan yang saya hadapi selama bertahun-tahun. Suatu ketika sempat saya berpikir, "Tuhan, payah sekali diri saya sebagai orang Kristen dan terlibat dalam dunia pelayanan...saya sulit untuk berdoa kepada-Mu". Sampai suatu ketika saya menempatkan diri sebagai seorang Kristen yang beraliran "just-flow", dalam pikiran saya berpikir Tuhan sudah tahu apa yang ada dalam pikiran dan hati saya, saya tidak meminta pun seharusnya Dia tahu keinginan maupun beban saya. Kawan, cara berpikir seperti ini tentulah berbahaya. Pertanyaan dasar yang saya pergumulkan adalah, apa yang mebuat saya harus berdoa dan mengapa saya harus berdoa kalau Tuhan mengetahui segala sesuatu dalam diri saya?

Mengapa doa memiliki esensi penting dalam kehidupan Kristen. Apakah doa adalah semacam 'media' untuk berkomunikasi dengan Tuhan? Apakah doa harus dengan memejamkan mata? Terlalu banyak pertanyaan yang muncul begitu saja saat saya merenungkan doa. Namun, Tuhan memakai hal ini untuk melatih saya berdoa, karena ketika saya terlalu bodoh untuk mempertanyakan tentang doa, di saat itulah sebenarnya saya sedang berbicara serius kepada Tuhan yang menebus hidup saya. Saya menemukan sebuah konsep dasar mengenai doa, dalam bahasa Ibrani, salah satu kata yang sering dipakai untuk kata doa adalah 'Palal' yang berarti "speak to autorithy". Secara literal, itu berarti jatuh ke tanah, di hadapan orang yang berwenang untuk membela suatu perkara. Salah satu contoh dalam Alkitab terdapat dalam Yesaya 45:14.

Saya berbicara kepada Sang Pemegang otoritas tertinggi untuk mengajukan sesuatu. Saya mengajukan permintaan dan permohonan dalam hak yang diberikan kepada saya melalui penebusan darah Kristus dan disahkan dalam otoritas nama-Nya. Di dalam anugerah-Nya saja saya bisa berbicara lantang untuk sesuatu yang bisa saya ajukan. Seperti yang tercatat dalam 2 Tawarikh 7:15 "Sekarang mata-Ku terbuka dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini." Berdoa adalah natur alami umat Tuhan, otoritas darah Yesus telah membawa kita untuk hidup sebagai pendoa. Tuhan memberkati.

Komentar