Yefta (Hakim-hakim 11:11,30,31)

Nama Yefta berarti "Allah membuka." Sayangnya ia adalah seorang anak haram. Sebenarnya istilah yang kurang tepat karena sebenarnya tidak ada seorang anak haram atau anak yang tidak sah; yang tidak sah adalah orang tuanya. Ketika mereka mengusirnya Tuhan berbelas kepadanya. Ia membalas kejahatan dengan kebaikan dan mendatangkan berkat bagi mereka yang membencinya.

Satu-satunya doa Yefta yang tercatat merupakan suatu doa bersyarat (ayat 30, 31). Dalam perkataan lain, jika Allah mau melakukan sesuatu untuk saya, saya akan melakukan sesuatu untuk Dia. Tetapi kita tidak perlu menyuap Allah untuk mendapatkan pertolongan-Nya. Allah senang mengampuni dosa (Mikha 7:18). Doa Yefta merupakan suatu nazar kepada Allah dan ia menepati nazarnya itu (ayat 35).

Ada tafsiran-tafsiran yang berbeda tentang nazar Yefta ini. Tidakkah mungkin bahwa ia bermaksud untuk mengorbankan anak perempuannya sebagai suatu korban bakaran. Kitab Ulangan 18 melarang korban persembahan manusia. Lagi pula, Allah mengirimnya untuk menghancurkan bani Amon yang mempraktekkan pengorbanan manusia, oleh karena itu Allah tidak dapat menerima persembahan korban manusia dari Yefta.

Anak perempuan Yefta tidak dibunuh, tetapi ia menjadi suatu "Korban yang hidup" bagi Allah untuk pelayanan-Nya. Ia tetap menjadi seorang perawan sampai mati dan mengabadikan dirinya untuk pelayanan Allah. Ia menangisi kegadisannya sebab biasanya wanita Ibrani berharap bukan saja menjadi seorang ibu, tetapi kesempatan untuk menjadi ibu dari Mesias yang dijanjikannya.

Kesetiaan Yefta kepada Allah ditunjukkan dengan menepati nazarnya kepada Allah walaupun hal itu mendatangkan kesedihan bagi dirinya. Ia menggenapi nazarnya, "Aku telah membuka mulutku bernazar kepada Tuhan, dan tidak dapat aku mundur" (ayat 35), dan ia "berpegang pada sumpah, walaupun rugi" (Mazmur 15:4). Walaupun demikian kebanyakan ahli Alkitab berpendapat bahwa nazar Yefta itu suatu tindakan yang bodoh.

Komentar