Berdoa untuk Myanmar

07/05/2009 4:56 pm
Etc/GMT+7

Myanmar (49,8 juta), Ibukota Naypyidaw, kota besar: Yangon (5 juta), agama: Budha 83%, Kristen 7%, Katolik 1%, Islam 3,8%. Pemerintahan militer sebelum mengambil satu keputusan mencari petunjuk dari dukun, khusus dari ahli nujum. Lewat badai Cyclone Nargis puluhan ribu, mungkin 100.000 orang menjadi korban jiwa, dua juta orang kehilangan tempat tinggalnya, barang miliknya dan ladangnya rusak, sebagian mereka juga luka. Pemerintah lambat untuk membantu, karena mereka tidak memunyai fasilitas dan tidak mampu untuk membantu penduduk sendiri sesudah satu musibah ini. Tetapi mereka menghalangi tenaga ahli dari luar negeri untuk membantu masyarakat yang menderita. Meskipun kehidupan orang Kristen sangat susah, mereka terjun untuk membantu, juga orang Myanmar dari luar negeri pulang dengan bantuan, karena mereka warga negara, mereka bisa pergi ke tempat-tempat yang susah.

Satu masalah besar dalam negara ini: Militer Myanmar mencari desa-desa orang Karen di hutan, di pegunungan dan lereng, kalau diketemukan, rumah dan ladang mereka dihancurkan. Penduduk kalau tidak sempat melarikan diri disiksa, malah ada yang dibunuh. Militer menanam ranjau darat di ladang orang, agar mereka tidak bisa pulang ke desa mereka. Setiap tahun 1.500 orang menjadi korban ranjau. Tolong berdoa untuk perlindungan dan damai di daerah hutan buat orang Karen, yang biasanya Kristen. Dalam beberapa tahun ini karena kerusuhan, perang saudara, dan tindakan brutal milisi Budha dan militer satu juta orang mengungsi di Myanmar dari satu tempat di hutan ke tempat lain, terus-menerus dalam ketakutan, satu juta orang lari ke Thailand. Masalah rohani adalah, karena orang Karen sudah menderita luar biasa, mereka penuh dengan kebencian dan rasa dendam, meskipun mereka Kristen. Kaset cerita Injil sudah dibagikan: Kanpetlet Cho, Dai Chin, Chinbon, and Yindu Dai. Rekaman Injil Myanmar mau merekam paling sedikit 10 bahasa baru. Daftar bahasa bisa melihat: http://www.ethnologue.com/show_country.asp?name=Myanmar

Komentar