David Brainerd

"Temukan pengkhotbah-pengkhotbah yang memiliki semangat David Brainerd dan tidak ada satu pun yang dapat tahan di hadapan mereka. Mari kita menjadi pengikut-pengikutnya seperti dia menjadi pengikut Kristus, dalam pengabdian diri yang sungguh, dalam kematian terhadap dunia yang total, dan dalam kasih yang sungguh kepada Tuhan dan manusia," tulis John Wesley kepada rekan-rekannya; dan orang-orang seperti itu pun dia dapatkan. Orang-orang yang kerohaniannya sekaliber David Brainerd itulah yang mempersiapkan garis perbatasan kolonial Amerika dan kota-kota dan wilayah kecil di Inggris raya dengan api kebangunan rohani. Saat perintis ini maju untuk membebaskan penduduk dari cengkeraman kekolotan, birokrasi, dan ketidakacuhan yang mematikan, mereka memiliki teladan yang baik dan mulia dari pengkhotbah garis perbatasan, David Brainerd, untuk menerangi jalan itu.

David Brainerd

Lahir di Hadden, Connecticut, pada 1718, bertobat pada 1739, dia memasuki Yale College untuk mempelajari tentang pelayanan. Di sana, dia dikenal dengan kesopanannya kepada orang banyak dan kesungguhan belajarnya. Namun, menurut catatan kampus, dia banyak melakukan pelanggaran hukum akibat "semangat yang keterlaluan dan tidak bijaksana". Gairahnya bagi Kristus terlalu berlebihan untuk ditahan oleh sistem. Dia dikeluarkan pada 1742 setelah mengomentari kehidupan rohani seorang guru "miskin anugerah seperti rambutnya". Tidak takut dengan kemunduran yang tampak ini, dia melanjutkan studinya secara privat. Pada tahun yang sama, Scottish Society of the Propagation of Christian Knowledge menunjuk dirinya sebagai misionaris mereka kepada orang-orang Indian. Pada 1743, dia bekerja di antara suku Kauhameek dan Indian Delaware. Ditahbiskan pada 1744, dia menetap di Cross Creeks, New Jersey, tempat penerjemah Indiannya yang baru bertobat berkhotbah kepada suku-suku yang ada di sekitar.

Pada 1745 sampai 1746, dalam jurnalnya dicatat bahwa dia "melihat karya anugerah yang luar biasa di antara orang-orang Indian" dengan lebih dari 130 orang petobat. Khotbahnya begitu diurapi, sehingga suku-suku dari desa yang jauh secara budaya, yang berpotensi untuk bersikap bermusuhan, menangis mendengar khotbahnya. Hasil khotbahnya begitu dramatis sehingga orang-orang kulit putih skeptis yang datang ke ibadah untuk mengejek, malah bertobat. Dari desa ke desa, kuasa Allah dinyatakan, mempertobatkan orang-orang Indian yang tidak tertarik dan menganut animisme. Pada 1745, David Brainerd melakukan perjalanan yang berjarak lebih dari 3.00 mil dengan menaiki kuda untuk menjangkau suku-suku Indian di tempat terpencil di Pennsylvania, Connecticut, dan New Jersey. Dia bertahan menerjang cuaca yang keras, perampasan, dan penderitaan pribadi dalam perjalanannya menuju setiap desa baru untuk memberitakan Kabar Baik. Meskipun mengidap tuberkulosis, dia maju terus.

Orang Indian

Adalah hal yang biasa melihat hamba Allah ini berseru memohon belas kasihan Allah untuk menyelamatkan orang-orang Indian. Menangis dan berdoa, membungkuk di dasar hutan yang bersalju selama berhari-hari pada waktu yang sama, berpuasa dan berdoa, memohon agar Allah menggerakkan mereka yang mendengar di desa berikutnya. Para saksi menghitung telah terjadi lebih dari satu kali, tanah yang putih berlapis salju yang baru turun ternodai oleh air ludah berdarah saat batuk yang keluar dari paru-parunya yang terkena TBC. Dia memilih untuk berdoa dan melanjutkan, lalu berhenti dan istirahat dengan tenang. Dia meneruskan saat kekuatannya sudah terkumpul kembali. Baginya adalah lebih baik kelelahan karena bekerja terlalu keras dari pada tidak dapat bekerja karena sudah "berkarat" (kaku karena lama tidak bekerja - Red.). Akhirnya, semua kekuatan terkuras, dia pulang ke rumah ayah mertuanya, Jonathan Edwards, di Northampton. Memercayakan pekerjaannya yang terbaru di antara suku Susquehanna kepada saudaranya, John, David pun meninggal tiga bulan kemudian, pada tahun 1747.

Rentang waktu pelayanan David Brainerd kurang dari lima tahun, tetapi dengan tutup usia dalam umur 29 tahun, dia memetikkan teladan pengorbanan diri, doa, dan saat teduh sedemikian rupa sehingga jurnalnya, yang diterbitkan setelah kematiannya, menginspirasi ratusan orang menjadi pembawa berita dan pemikul salib Yesus Kristus. Meskipun pelayanannya singkat dan jumlah orang yang bertobat adalah kecil dibandingkan dengan kebaktian penginjilan yang besar hari ini, ratusan misionaris terdorong masuk ke ladang pelayanan lewat teladannya dan ratusan ribu orang dibawa mengenal Kristus sebagai hasilnya. "Jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah." (t/Jing-Jing)

Download Audio

Diterjemahkan dari
Nama situs : Neo House Church Network
Alamat situs : http://www.neohcn.org/resources/articles/david-brainerd-man-of-prayer-man-of-results
Judul asli artikel : David Brainerd: Man of Prayer, Man of Results
Penulis artikel : Joseph Horevay
Tanggal akses : 25 November 2017



Komentar