Kunjungi Situs Natal
https://natal.sabda.org
Mengapa Allah sudah terlebih dahulu menceritakan kepada "Sahabat"nya tentang apa yang ingin dilakukan-Nya? "Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka" (Mazmur 25:14). Umat Tuhan merupakan yang pertama yang mengetahui kehendak-Nya. Allah mempercayai Abraham, sahabat-Nya. Jika Abraham mendengar suatu menggelegar dan melihat letupan api menyala-nyala di angkasa dan merasakan bumi yang dipijaknya bergetar, sementara Kota Sodom dihancurkan tanpa ia sendiri diberitahu sebelumnya, bagaimana pandangannya tentang janji yang baru saja diberikan Allah kepadanya? Ia mungkin akan merasa bimbang. Abraham mengasihi seluruh penduduk Kota Sodom dan bukan hanya keponakannya Lot saja.
Abraham mengajukan pertanyaan yang merupakan beban berat dalam hatinya. "Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik?" Di sini Abraham menyampaikan keyakinannya kepada Allah dan berkata, "Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?" Ia mengajukan permohonannya berdasarkan kebenaran Allah dan bukan berdasarkan belas kasihan-Nya. Dengan sepenuhnya percaya kepada keadilan Allah yang mutlak, ia mencurahkan isi hatinya dan mengungkapkan kesulitan-kesulitannya kepada Allah. Inilah bagaimana seharusnya orang-orang percaya misteri kehidupan.
Abraham memiliki kesadaran yang mendalam tentang Allah. Oleh karena itu ia menghadap ke hadirat Allah dengan kerendahan hati dan rasa hormat yang dalam. "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan" (ayat 27). Persekutuan yang paling intim antara manusia dengan Allah haruslah dengan hormat dan takut akan Allah. Enam kali Abraham memohon pengampunan bagi Sodom dan Gomora dan enam kali Allah menjawabnya. Abraham berhenti bertanya sebelum Allah berhenti menjawab. Mengapa ia berhenti ketika ia menananyakan tentang sepuluh orang itu? Tak salah lagi Roh Kudus telah mengentikannya.
Kita bertanggung jawab untuk mendoakan orang lain. Kita berdosa kepada Allah jika kita tidak mendoakan orang lain (1Sam 12:23). Pada saat-saat seperti itu, kita masuk ke dalam tempat yang mahakudus karena dorongan kasih dan belas kasihan terhadap orang lain. Kita hanya dapat mendoakan orang lain kalau kita hidup dalam persekutuan yang erat dengan Allah (Yohanes 15:7).
Ada empat fakta yang harus dipelajari dari bagian ini:
1. "Allah memeriksa kondisi moral dari kota-kota.
2. Allah bersedia mendengar permohonan manusia yang memohin dengan kesungguhan hati.
3. Bahwa beberapa orang dapat melayani banyak orang.
4. Bahwa doa manusia berada di bawah kekuasaan sumber-sumber Ilahi" -- Joseph Parker dalam Genesis, The Peoples Bible, halaman 221.