Doa dari Orang-Orang Kudus yang Dimuliakan (Wahyu 19:1-10)

Kuasa Allah dalam menghancurkan Babel (pasal 8) menyebabkan timbulnya pujian di surga. Ini adalah Kidung Haleluya; "pujian yang sangat nyaring dan bebas sekali yang pernah diperdengarkan dalam alam semesta ini" (N.B. Harrison). Ada empat "haleluya" disebutkan (hanya di sinilah dalam Perjanjian Baru). Haleluya berarti "Puji Tuhan." Perayaan yang paling mulia selalu terjadi di surga (ayat 1).

Perayaan (perjamuan) itu untuk merayakan "Perjamuan kawin Anak Domba" (ayat 9). Nampaknya perayaan ini paling mulia dan paling hebat dalam seluruh Alkitab.

Kedengaranlah suatu suara dari takhta Allah, "Pujilah Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!" (ayat 5). Kemudian suara himpunan besar orang banyak itu mengatakan (atau menyanyi?), "Haleluya (Puji Tuhan)! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi Raja" (ayat 6). Doa ini adalah doa pujian yang terbesar kepada Allah Bapa kita dan kepada Anak Domba (Tuhan Yesus Kristus).

Hal ini akan terjadi setelah Tuhan datang untuk mengangkat orang-orang kudus-Nya, jemaat Tuhan, Pengantin Perempuan Kristus (1 Tesalonika 4:13-17). Perjamuan kawin ini akab begitu mulianya sehingga pikiran kita yang terbatas tidak dapat mengerti.

"Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba" (ayat 9). Ini mungkin menunjukkan bahwa ada orang-orang lain yang dipanggil yang tidak termasuk rombongan Pengantin Perempuan. Ada para penafsir Alkitab yang percaya bahwa mereka adalah tamu-tamu, yaitu orang-orang kudus dari masa Perjanjian Lama dan mungkin orang-orang kudus itu yang keluar dari kesusahan yang besar (Wahyu 7:14).

Saya berpendapat bahwa orang-orang kudus yang keluar dari kesusahan yang besar itu akan menghadiri perjamuan kawin Anak Domba itu.

Kita membaca bahwa Pengantin Perempuan-Nya telah siap sedia (ayat 7). Doa kita bagi diri kita dan orang-orang lain hendaknya: "O, Tuhan Allah, persiapkanlah hamba dan orang-orang lain bagi perjamuan yang mahamulia itu," yang menjadi "kesukacitaan bagi hati Pengantin Laki-Laki" (F.B. Meyer).

Sahabatku, tentu saja, jangan sampai Anda tidak menghadiri peristiwa yang hebat itu. Pastikanlah bahwa Anda termasuk bagian dari Pengantin Perempuan Kristus dengan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat Anda pribadi SEKARANG JUGA.

Kita diingatkan akan perumpamaan Tuhan tentang perjamuan kawin anak raja (Matius 22:1-10; Lukas 14:16-24). Kita diminta untuk "pergi dan memanggil orang-orang datang" supaya perkawinan Pengantin Laki-laki itu dapat dimeriahkan oleh para tamu.

Komentar