Merayakan 30 tahun
melayani bersama
Bacaan : Matius 26:36-44
Pernahkah Anda atau kawan Anda menderita sakit yang tidak ada pengobatan medisnya? Apakah Allah telah menolak permohonan kesembuhan Anda yang berulang-ulang? Apakah penolakan-Nya membuat Anda mempertanyakan kehendak-Nya?
Sebuah artikel yang ditulis oleh Carol Bradley bercerita mengenai hikmat yang dimiliki oleh Craig Satterlee, seorang profesor seminari di Chicago. Ia buta sejak lahir, dan daya penglihatannya hanya 20 persen dari penglihatan normal. Apakah ia mengeluh, dan mengatakan bahwa Allah telah melupakan janji-Nya untuk menjawab doa? Sama sekali tidak! Ia percaya dengan sepenuh hati bahwa Allah telah memberinya sesuatu yang jauh lebih baik.
"Saya merasa utuh," ia bersaksi, "walaupun saya buta." Dan bila ada yang menyebutnya sebagai seorang yang percaya pada kekuatan doa, dengan ramah ia menjelaskan, "Saya tidak mempercayai kekuatan doa. Namun, saya percaya akan kuasa dan hadirat Allah, karena itulah saya berdoa." Ia menambahkan, "Kita tahu bahwa Allah memberi kita terang melalui kegelapan, hidup melalui kematian, harapan melalui keputusasaan. Itu yang diajarkan oleh Kitab Suci kepada kita."
Doa bukanlah cara untuk membuat Allah melakukan apa pun yang kita inginkan. Doa merupakan suatu ungkapan kepercayaan kita akan kuasa, hikmat, dan anugerah-Nya. Apa pun yang kita minta untuk Allah lakukan bagi kita, kita harus bersikap seperti Yesus, yang mengatakan, "Tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki" (Matius 26:39) -- Vernon Grounds
Diambil dari:
http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2003/11/30/