Anne Askew, dipenjarakan dan disiksa dengan hebat karena imannya. Ditaruh pada papan penyiksaan yang kejam, sendi-sendi dan tulang-tulangnya ditarik keluar dari tempatnya. Ia pingsan karena rasa sakit, tetapi ketika ia mendapatkan kesadaran kembali, ia berkhotbah selama dua jam kepada penyiksanya.
Pada hari eksekusinya, ia dibawa ke tiang pancang dengan kursi karena tulang-tulangnya mengalami dislokasi dan ia tidak dapat berjalan. Di saat terakhir, ia ditawari pengampunan dari raja, jika ia mau menarik ucapannya kembali. Ia berkata: "Aku tidak datang kembali untuk menyangkal Tuhan dan Guruku." Ia meninggal sambil berdoa bagi pembunuh-pembunuhnya di tengah-tengah kobaran api. ... selengkapnya »