Doa adalah alat yang paling besar untuk memajukan pekerjaan Allah. Hanya hati dan tangan yang berdoa yang dapat mengerjakan pekerjaan Allah. Doa mencatat keberhasilan saat yang lainnya mengalami kegagalan. Doa telah memenangkan kemenangan besar dan telah menyelamatkan orang-orang kudus Allah dengan kemenangan yang menakjubkan ketika pengharapan lainnya lenyap. Manusia yang tahu bagaimana harus berdoa adalah anugerah terbesar yang dapat Allah berikan kepada bumi. Ia adalah karunia paling kaya, yang dapat ditawarkan bumi kepada surga. Orang-orang yang tahu bagaimana menggunakan senjata doa ini adalah prajurit-prajurit terbaik Allah, para pemimpin-Nya yang terbesar.
Reuben A. Torrey, dalam bukunya "How to Pray" (New York: Revell, 1900), memberikan sebelas alasan mengapa doa itu penting, yaitu:
Doa tidak hanya dianggap penting dalam Alkitab, tetapi juga sepanjang sejarah gereja. Kalau kita menyelidiki sejarah, maka kita bisa menemukan banyak hamba Tuhan yang sungguh-sungguh berdoa dan berhasil dalam pelayanan mereka.
Seorang hamba Tuhan berkata, "Berbicara dengan manusia atas nama Allah adalah hal yang mulia, tetapi berbicara dengan Allah atas nama manusia adalah lebih mulia." Doa syafaat ialah mengutamakan keperluan orang lain, dan bukan menaikkan permohonan doa bagi diri kita sendiri. Menaikkan doa syafaat tidak mudah. Pada dasarnya, manusia bersifat mementingkan diri dan kurang memerhatikan orang lain. Namun aneh sekali, ini bukanlah sifat orang-orang yang melintasi Dataran Tinggi Doa Syafaat. Menaruh perhatian pada orang lain adalah semboyan bagi mereka yang menempuh jalan yang sepi ini.
Bayangkan berjalan ke atas gunung sendirian. Namun, itu bukanlah gunung biasa. Tanah di bawah Anda bergetar, dan seluruh gunung ditutupi asap. Di puncaknya ada awan tebal dengan kilat dan guntur. Allah turun ke gunung di dalam api, dan setiap kali Anda berbicara dengan-Nya, Dia merespon dengan guntur. Inilah yang dialami Musa dalam Keluaran 19.
Sekarang bandingkan pengalaman itu dengan waktu doa Anda yang terakhir.