Kunjungi Situs Natal
https://natal.sabda.org
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENULIS KESAKSIAN KRISTEN
Target Pembaca
Akan membantu jika Anda mempunyai gambaran kira-kira mengenai target pembaca anda. Ingat, membaca bukan kegiatan yang dilakukan secara berkelompok. Anda menulis untuk satu pembaca pada satu waktu, dan bukan sedang berkhotbah. Bayangkan seorang pembaca yang memiliki kebutuhan dan minat sendiri, yang masih kurang atau bahkan tidak memiliki pemahaman apapun mengenai iman kekristenan. Menulislah dalam tingkatan itu.
Bagaimana Memulai
Mulailah dengan memberi gambaran mengenai diri Anda - siapa, apa, dimana, kapan dan kenapa. Jangan langsung mulai dengan pembicaraan tentang Tuhan atau pertobatan Anda. Ciptakan sebuah gambaran yang menarik mengenai hidup dan masalah Anda sebelum bertobat, lalu mulailah menjelaskan tentang sesuatu yang dapat menimbulkan keinginan dan ketertarikan akan hal-hal kekristenan.
Tonjolkan Satu Bagian
Tonjolkan satu hal dalam kesaksian Anda utuk menunjukan bagaimana Tuhan menolong Anda dalam suatu masalah hidup yang dihadapi: kesepian, ketakutan, kekuatiran, utang, bunuh diri, hubungan, berbagai masalah seksual, atau kecanduan, alkohol, narkoba, kehidupan pelajar dan sekolah, atau tujuan hidup yang buram.
Perasaan Dalam Hati
Cobalah untuk membagikan bagaimana perasaan dalam hati Anda sebelum bertobat. Bagaimana Anda melihat dunia? Apakah Anda merasa kosong, sendiri, terancam, dan tidak memiliki arah? Atau Anda berpikir bahwa Anda dapat menangani semua masalah itu? Pembaca harus suatu saat dapat mengidentifikasikan dirinya dengan Anda. Pembaca juga tidak akan dapat menghubungkan dirinya dengan keadaan Anda saat ini. Mereka mungkin tidak akan merasa tertarik dengan kepercayaan Anda tentang hidup kekal, atau iman Anda. Sebaliknya mereka akan lebih tertarik dengan apa yang dulu Anda rasakan, serta untuk belajar mengenai jawaban praktis yang dibutuhkan hidup mereka saat ini. Bahkan jika dulu Anda merasa bahwa orang Kristen itu bodoh, sesat, dsb --katakan saja-- hal itu mungkin akan membantu mereka mengidentifikasikan dirinya.
Kejujuran
Jangan menulis kesaksian yang penuh keberhasilan. Jika memang Anda telah benar-benar bebas dari segala keterikatan akan narkoba, ketakutan, depresi dll, katakanlah. Namun, kadang masih banyak juga orang yang sampai sekarang masih sering bergumul dengan masalah yang sama. Yang membedakan sekarang adalah - mereka memiliki Teman yang selalu menolong mengatasinya. Jujurlah jika Anda masih memiliki masa- masa sulit dalam hidup. Memang banyak kesaksian yang melebih-lebihkan, namun itu bukan cara yang benar. Yang terpenting adalah Anda menyatakan dengan jelas mengenai pertolongan nyata akan masalah tersebut. Jangan merasa bahwa Anda akan mempermalukan Tuhan jika Anda membeberkan pergumulan yang masih Anda hadapi.
Agama Lama
Jika sebelumnya Anda memeluk agama lain, cobalah menjelaskan bagaimana agama lama Anda tersebut tidak dapat memuaskan diri Anda sekaligus juga menghormati mereka yang sekarang masih memeluk agama tersebut. Akan lebih baik lagi jika Anda tidak menyebutkan nama agama tersebut jika memang tidak mendesak. Ini dilakukan untuk menghindari kekecewaan yang tak perlu (yang dapat melepaskan kesempatan) bagi mereka yang masih menganut agama lama Anda itu, juga akan membantu mereka yang memiliki agama lain untuk mengidentifikasikan dirinya dengan pengalaman Anda. Jika Anda sudah memiliki latar belakang Kristen sebelum bertobat, cobalah menjelaskan bagaimana pertobatan itu membawa Anda ke perbedaan dalam memandang sesuatu, tanpa menyebutkan nama gereja Anda sekarang.
Hindari "Jargon" Rohani
Hindari penggunaan kata-kata rohani atau segala sesuatu yang dapat membuat kesaksian Anda terlalu "rohani". Bahkan, lebih baik memakai kata "pertemuan" daripada "kebaktian", "pembicara" daripada "pelayan", dsb. Ingatlah bahwa Anda tidak sedang mempromosikan suatu agama, tapi menawarkan sebuah hubungan yang dapat menjawab kebutuhan mereka.
Kalimat Langsung
Usahakan untuk memasukan kalimat-kalimat atau kutipan langsung, karena hal itu lebih terkesan nyata. Misalnya, "Teman saya Cheryl datang dan berkata 'aku punya buku bagus buat kamu nih'" daripada "Teman saya Cheryl datang dan berkata bahwa ia mempunyai buku bagus untuk saya". Satu pertanyaan mungkin muncul, bagaimana kita dapat ingat persis apa yang dikatakan seseorang bertahun-tahun yang lalu? Disini kita perlu memahami bahwa untuk membuat satu cerita efektif, kita perlu memakai cara yang sama seperti layaknya menulis novel -- termasuk memuat kalimat langsung. Lagipula, kutipan langsung, meski tidak sama persis dengan aslinya, mempunyai fakta yang lebih dipercaya dan lebih mudah diterima daripada sebuah kalimat tidak langsung yang menerangkan bahwa seseorang mengatakan sesuatu.
Meluruskan Kesalahpahaman
Dunia memiliki banyak pemahaman yang salah mengenai orang Kristen yang sebenarnya. Pendapat yang umum antara lain bahwa menjadi orang Kristen berarti harus menuruti daftar peraturan-peraturan, tanpa memberi kesempatan melakukan hal lain, dan tak pernah bersenang-senang. Orang yang memiliki kepercayaan berbeda juga memiliki kesalahpahaman yang lain pula. Melalui kesaksian, cobalah meluruskan kesalahpahaman tersebut. Jika dulu Anda pun memiliki pemahaman yang salah tersebut, jelaskan dengan hati-hati bagaimana Anda akhirnya mengerti kesalahannya.
Tidak selalu Kronologis
Kejadian-kejadian dalam cerita kesaksian tidaklah selalu disajikan secara urut. Media-media terkemuka seperti Reader's Digest dan Guideposts biasanya menuliskan kisah pribadi dengan urutan seperti ini:
Banyak hal sering menunjukan bahwa cerita yang disusun secara berurutan kadang malah akan memuat pengalaman-pengalaman yang tidak penting atau tidak berhubungan.
Kesaksian pada akhirnya adalah senjata rahasia yang dimiliki gereja dan sumber yang seringkali belum tersentuh. Karenanya, kesaksian yang ditulis dengan baik dan menarik seharusnya selalu ada di buletin, majalah, atau situs Kristen.
Bahan diringkas dari:
http://www.internetevangelismday.com