Kunjungi Situs Natal
https://natal.sabda.org
Bacaan : 1Petrus 4:7-19
Bagi Lorraine Fusco, hari-harinya yang berguna di dunia ini tampak sudah berlalu. Kanker menyerang otaknya dan menjalar ke tulang ekor, melumpuhkannya secara total. Tabung-tabung digunakan untuk memberinya makanan dan pernafasan. Satu-satunya gerakan yang dapat ia lakukan adalah membuka dan menutup mata dan mulut.
Pastilah tak banyak yang dapat diperbuatnya, tetapi Lorraine tidak mau merajuk dan menjadi pahit, atau meratapi nasibnya dan mengutuki keadaan.
Menurut suaminya, pendeta Bill Fusco, ia menjadi prajurit doa dan secercah cahaya pengharapan. Ketika di rumah sakit, ia begitu mempengaruhi dua pekerja di sana dengan penampilannya yang ceria sehingga mereka percaya kepada Kristus. Kemudian, tatkala suaminya menjadi rektor, ia menghabiskan waktu untuk mendoakan para mahasiswa satu persatu.
Saat kematian menjemput, ia meninggalkan kesaksian yang sangat efektif. Lorraine hidup penuh sukacita bagi Allah di tengah-tengah ujian yang dialaminya. Ia melihat penderitaan sebagai bagian dari kehendak Allah, dan ia memberikan setiap energinya untuk melayani Dia (1Petrus 4:19). Yang dapat ia lakukan hanyalah berdoa dan hidup dengan sukacita, tetapi itu sudah cukup.
Kita semua memiliki keterbatasan. Jika kita memusatkan perhatian pada hal itu, kita akan mendapati bahwa melayani Allah tak lebih dari suatu pekerjaan. Tetapi jika kita memusatkan perhatian pada apa yang dapat kita lakukan, kita dapat memberi dampak positif bagi kerajaan-Nya [JDB]
There may be nothing you can do but pray,
But through your prayer there\'s something God can do:
The ones for whom you intercede may feel
The touch of God upon their life anew. -- Hess
Diambil dari:
http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/1998/02/04/