Artikel Kami

Kartu Suku

Seri GoPray!

Konten Pilihan

Artikel

Kumpulan artikel rohani yang memperdalam kehidupan doa.

Renungan

Bacaan renungan yang menguatkan kehidupan iman.

Kesaksian

Kisah nyata tentang Allah yang bekerja dalam hidup orang percaya.

Blog

Tulisan dan opini seputar kehidupan doa dan kerohanian.

Tokoh

Profil tokoh-tokoh inspiratif dalam pelayanan doa.

Ilustrasi

Ilustrasi yang menolong menjelaskan makna doa dengan sederhana.

Kalender Doa



Konten Terbaru

Bahan dan Audio Doa

Peperangan Rohani 2

30 / 5 / 2013
admin

Diringkas oleh: Novita Y.

Dalam menghadapi peperangan rohani, ada empat dimensi yang harus kita pertimbangkan dengan matang, yaitu senjata yang kita gunakan di dalam peperangan (sudah dibahas dalam edisi lalu, Red.), otoritas kerohanian kita, pertempuran kita melawan musuh, dan rencana tindakan kita.

Estafer dari Balik Penjara

23 / 3 / 2010
admin

Di China, LM dan S adalah para utusan terbelenggu. Ketika mereka di luar penjara, pihak berwajib komunis mengawasi gerak-gerik mereka. LM dan S tidak dapat lagi mengunjungi provinsi-provinsi yang jauh untuk mengabarkan kepada yang lain tentang Kristus. Tetapi putra mereka, S, dan putri mereka, J, bisa.

Adalah melawan hukum mengajarkan kekristenan kepada anak-anak di China, tetapi bagaimanapun LM dan S mengajarkan kekristenan kepada anak-anak mereka.

Rasa Haus Bangsa Rusia Akan Kristus

12 / 5 / 2010
admin

Aku dilahirkan sebagai yatim piatu sejak tahun-tahun pertama kelahiranku. Karena dibesarkan dalam suatu keluarga yang tak mengenal agama, aku tidak pernah mendapat pendidikan agama sewaktu kecil. Pada usia 14 tahun, aku telah menjadi seorang ateis yang keras seperti orang-orang komunis saat ini. Inilah akibat dari masa kecil yang pahit -- saat di mana aku sudah mengenal kemiskinan dalam tahun-tahun yang sukar selama Perang Dunia I.

Mengapa Aku Datang

19 / 1 / 2012
admin

Anne Askew, dipenjarakan dan disiksa dengan hebat karena imannya. Ditaruh pada papan penyiksaan yang kejam, sendi-sendi dan tulang-tulangnya ditarik keluar dari tempatnya. Ia pingsan karena rasa sakit, tetapi ketika ia mendapatkan kesadaran kembali, ia berkhotbah selama dua jam kepada penyiksanya.

Pada hari eksekusinya, ia dibawa ke tiang pancang dengan kursi karena tulang-tulangnya mengalami dislokasi dan ia tidak dapat berjalan. Di saat terakhir, ia ditawari pengampunan dari raja, jika ia mau menarik ucapannya kembali. Ia berkata: "Aku tidak datang kembali untuk menyangkal Tuhan dan Guruku." Ia meninggal sambil berdoa bagi pembunuh-pembunuhnya di tengah-tengah kobaran api.