Kunjungi Situs Natal
https://natal.sabda.org
"... setelah berdoa merupakan hal yang agak sukar bagi kehendak hati manusia, mengapa? Karena, jawaban Allah ada yang tidak segera diberikan. Hal ini dilakukan Tuhan Yesus agar kita tidak hidup semena-mena dan tidak sombong, tetapi lebih mengenal bahwa hidup ini sangat bergantung pada Allah. Dengan cara demikian, Tuhan menunjukkan bahwa kita bukanlah anak-anak gampangan. Tuhan senantiasa mendidik kita untuk lebih mantap dalam iman ...."
Firman Tuhan memberikan penjelasan bahwa ada lima perkara penting yang menjadi keharusan bagi orang yang sedang menanti jawaban Tuhan, kelima poin itu adalah:
Percaya (Markus 11:24)
Percaya di sini berarti tidak meragukan janji Allah, mengakui kemahakuasaan Tuhan, meyakini bahwa yang diminta telah kita terima dari Allah. Bagi orang dunia, ini tidak masuk akal karena hal-hal seperti ini hanya mampu diterima oleh orang percaya/manusia rohani.
Sabar (Ibrani 13:5)
Sabar berarti adanya kemampuan bertahan sekalipun dalam waktu yang lama. Sabar juga berarti meluaskan Allah bekerja semau-Nya, tidak keburu nafsu, tenang, tidak mengeluh, sehingga dengan demikian penuh konsentrasi kepada kemahakuasaan Allah. Sering kali, karena ketidaksabaran, manusia menganggap Allah itu pasif dan tidak mendengarkan doa yang telah dipanjatkan.
Rendah Hati (Lukas 18:14)
Rendah hati artinya merasa diri tidak dapat berbuat apa-apa tanpa campur tangan Allah. Rendah hati itu bukan rendah diri/minder. Rendah diri itu membenci diri sendiri. Orang yang rendah hati sadar bahwa apa saja yang dia lakukan itu bukan karena kekuatannya sendiri tetapi segala sesuatu datang dari Roh Allah (Zakharia 4:6).
Memisahkan Diri dari Dosa (1 Yohanes 1:7)
Allah itu kudus. Hidup dalam kekudusan itu berarti membuka berkat Allah untuk dialirkan dalam kehidupan kita.
Saling Mengasihi (Yohanes 15:17)
Orang yang mengenal kasih pasti tidak egois. Ia sering memperhatikan kepentingan orang lain.
Kalau sampai saat ini doa Anda belum terjawab, itu berarti Tuhan mau agar Anda memiliki kelima hal di atas, yakinlah bahwa Tuhan tidak pernah mengulur-ulur waktu untuk menolong Anda. Tuhan tidak pernah terlambat, hanya manusia yang mengatakan bahwa Tuhan sudah terlambat. Bagi Tuhan, segala sesuatu indah pada waktunya, itulah waktu Tuhan. Apa yang Dia janjikan pasti ditepati-Nya. Tuhan kita tidak bodoh, Dia tidak jahat, Dia tidak pendendam, bagi Dia, Anda bukanlah orang asing. Percayalah! Firman Tuhan berkata, "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?" (Lukas 18:7)
Saya pernah membaca sebuah buku dan terkesan dengan kata-katanya yang berbunyi begini, "Percaya kepada Allah tidak ditentukan oleh perasaan kita, melainkan merupakan suatu keputusan yang harus kita ambil. Kita tidak akan selalu mampu mengubah perasaan kita, tetapi kita dapat melatih kemampuan kita". Apabila kita memandang dunia kita dan menyempatkan diri untuk mengamat-amatinya, percaya kepada Allah pada masa-masa yang seperti ini sungguh tidaklah mudah. Rakyat yang mulai kehilangan kepercayaan terhadap pemerintahnya membuat kekacauan di mana-mana, kerusuhan yang terjadi di berbagai daerah, aksi-aksi kekerasan, perampokan, pemerkosaan, pembunuhan serta tindakan kriminal lainnya. Memikirkan semuanya ini bisa membuat kita cemas untuk keluar rumah. Orang-orang tampaknya merasa tidak terlalu bersalah untuk melakukan hal itu. Tuntutan hidup yang semakin tinggi dan tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan yang cukup, memaksa semua keadaan itu terjadi. Semua bagaikan lingkaran setan yang tidak ada ujung pangkalnya.
"Tetapi berbahagialah engkau yang berlindung kepada Allah" (Mazmur 2:21B), Sang Pencipta, yang berdiri di balik semua kejadian yang terjadi, "Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi ...." (Mazmur 19:2-5a) Apabila kekhawatiran itu datang, pandanglah ke langit dan lihatlah burung-burung di udara yang tidak bekerja tetapi senantiasa diberi makan oleh Bapamu di Sorga, sebab "... manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Matius 4:4) Percaya kepada Allah berarti menomorduakan perasaan kita dan menganggap rendah kebimbangan kita. Letakkan kekhawatiran dan kebimbangan pada dasar kaki Anda sehingga bersama Yesus, Anda akan menginjaknya.
Diambil dan disunting dari:
Judul majalah | : | Pukat, Tahun XVII, Edisi Juli -- Agustus 1999 |
Penulis | : | HJP |
Penerbit | : | GBI Mawar Sharon, Jakarta |
Halaman | : | 19 dan 47 |