Mengapanya Penderitaan

Mungkin Anda pernah bertanya, "Mengapa Tuhan yang Mahakuasa mengirimkan atau paling tidak mengizinkan penderitaan?" Ketika Anda diganggu dengan pertanyaan seperti ini, katakanlah kepada diri Anda sendiri, "Saya masih dalam tingkatan sekolah dasar. Ketika nanti aku lulus dari universitas kehidupan Kristen, aku akan mengerti jalan-jalan-Nya lebih baik dan keraguan akan berhenti."

Kita tidak mempunyai pengertian yang benar akan kekuatan, yang bagi kita artinya adalah kekuasaan untuk menghancurkan, menundukkan, menumpas, menghukum. Ada juga kekuatan yang lainnya yaitu kekuatan untuk mengasihi, kekuatan untuk menjadi sabar dan tenang, kekuatan untuk menderita bukan karena kejahatan, dan kekuatan untuk berlaku baik kepada mereka yang melakukan kesalahan. Ketika kita berpikir mengenai energi, kita memikirkannya sebagai gerakan, suatu kualitas yang dapat membuat yang sangat besar berisikan energi potensial, inti energi. Dari sana muncul ketenangan, kedamaian.

Seorang petugas Komunis memaki seorang tahanan Kristen ketika memukulinya, "Aku mahakuasa, seharusnya aku menjadi Tuhanmu. Aku dapat membunuhmu."

Orang Kristen itu menjawab, "Kuasa memihakku. Aku dapat tetap mengasihimu sementara kamu menyiksaku sampai mati."

Seperti itulah sifat kemahakuasaan Tuhan -- tercermin di dalam ketenangan terdalam jiwa-jiwa orang-orang kudus. Mereka tidak menanyakan pertanyaan yang menyulitkan, "Mengapa semua kesengsaraan ini menimpa kita?" Mereka telah belajar untuk mengasihi salib dan di tolak. Sekali Anda meneladani tingkah laku ini, kebingungan Anda berhenti. Anak mana yang menjadi sedih ketika ia menerima pemberian yang sangat diinginkannya?

Puncak kekudusan adalah tidak pernah menanyakan apa pun untuk diri Anda sendiri, tidak pernah menolak sebuah salib yang mana Tuhan memberikannya sebagai penghargaan kepadamu, dan menjalani hidup dengan taat, tanpa timbul pertanyaan-pertanyaan. Kita masih belum siap untuk mengerti jawabannya. Suatu hari kita akan tahu saat kita juga dikenal oleh Tuhan (2 Korintus 13:12).

Orang-orang kudus bukanlah orang-orang yang memiliki lebih banyak terang dari Tuhan. Mereka bukanlah siapa-siapa, mereka dipakai Tuhan untuk memikul, mengharapkan, mengasihi kuasa Tuhan, bahkan orang-orang terburuk sekalipun bisa di pakai Tuhan. Siapa yang tahu jika sekarang seorang pembunuh akan menjadi rasul di masa depan? Siapa yang tahu jika sekarang seorang pelacur akan menjadi seorang Magdalena?

Diambil dari:

Judul buletin : Kasih Dalam Perbuatan Maret - April 2009
Penulis artikel : Richard Wurmbrand
Penerbit : Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya
Halaman : 2

Komentar