Pengharapan pada Allah dalam Doa

Berdoa kepada Tuhan meminta sesuatu kepada-Nya, kemudian menjalani hari Anda tanpa berharap menerima apa pun dari-Nya, sama halnya dengan pergi ke restoran dan memesan beberapa makanan dengan harapan bahwa Anda akan merasa kelaparan sepanjang malam.

Mazmur 5:3 berkata, "TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu."

Daud menulis Mazmur ini di tengah-tengah pencobaan yang sangat berat, tetapi ia tetap berharap akan penyertaan Tuhan.

Kadang-kadang, saya menyadari bahwa saya bukan hanya berada di tengah-tengah pencobaan, melainkan berada di musim pencobaan yang cukup panjang, yang membuat saya berdoa setiap hari untuk pencobaan tersebut. Hasilnya, doa-doa saya menjadi monoton dan biasa. Harapan untuk mendapatkan jawaban doa pun sirna.

Yakobus 1 mengatakan bahwa ketika kita berdoa (dalam konteks kebijaksanaan di tengah-tengah pencobaan), kita perlu berdoa dengan percaya tanpa kebimbangan. Jika kita bimbang, kita tidak seharusnya berharap untuk menerima sesuatu. Bagian dari Alkitab ini juga menjelaskan bahwa pencobaan bukan hal yang menyedihkan, tetapi suatu "sukacita yang sejati" (bedakan dengan kebahagiaan yang sejati), karena pencobaan merupakan alat yang dipakai Allah untuk memperbaiki karakter kita dengan tujuan menghasilkan kedewasaan di dalam Kristus.

Saya harus mengakui bahwa saya telah menjadi orang Kristen selama 20 tahun (wow, saya merasa tua), dan saya masih merasa pencobaan adalah hal yang sangat menyebalkan, seolah pencobaan adalah pembunuh sukacita. Padahal, pencobaan adalah bukti bahwa Allah sedang bekerja di dalam hidup kita, di dalam diri kita, dan melalui kita. Kita menanyakan hal-hal seperti: "Tuhan, apakah Engkau di sana?" Jawabannya sudah jelas: "Ya, sekarang diamlah, dan biarkan Aku menyelesaikan apa yang Kulakukan!"

Rekan kerja saya senang jika dia sedang berolahraga. Saat saya sedang berada bersamanya, dia mengatakan bahwa dia menikmati olahraga karena dapat merasakan hasil dari setiap rasa sakit yang dialaminya saat berolahraga (misalnya, terbentuknya otot, susutnya lemak, semakin energik, dll). Dia merasakan sakit, sama seperti saya, tetapi dia memiliki sikap yang berbeda menyikapi rasa sakit itu. Dia memiliki keyakinan dan harapan bahwa rasa sakit tersebut akan menghasilkan sesuatu yang baik di dalam dirinya. Saya melakukan latihan yang sama, tetapi dengan satu harapan bahwa saya mengalami rasa sakit yang akan terus terasa sampai beberapa hari ke depan. Kami berdua tampaknya menuai apa yang kami percayai dan yang kami harapkan terjadi dalam diri kami.

Saya yakin, saya akan mendapat manfaat besar dari perubahan sikap saya, baik dalam latihan maupun dalam pencobaan-pencobaan yang saya alami. Mulai sekarang, pencobaan yang saya alami akan menjadi pertanda yang baik bagi saya untuk mengetahui bahwa Allah hadir dan aktif dalam hidup saya. Saya akan menerimanya dengan sukacita dan dengan pengharapan yang besar karena saya tahu bahwa saya akan mengalami proses Allah sedang membentuk saya untuk menjadi lebih seperti Yesus.

Dan, ketika saya berdoa di tengah-tengah pencobaan, pokok doa utama saya bukanlah supaya pencobaan itu segera berakhir. Akan tetapi, saya akan berdoa dengan ucapan syukur bahwa Tuhan sedang bekerja dalam hidup saya. Saya akan berdoa dengan penuh harapan, seperti Daud, dan melihat apa yang akan Tuhan lakukan, meminta kepada Dia agar pencobaan itu menghasilkan buah dalam diri saya seperti yang Dia inginkan. Dan, saya akan berdoa, menyadari bahwa Tuhan selalu memerhatikan saya dan tidak akan meninggalkan saya dalam kondisi tergeletak. Allah adalah tempat perlindungan, tempat perteduhan, dan tempat persembunyian kita. Ketika Tuhan berperang bagi kita, kita akan berdiri teguh di dalam sukacita-Nya. (t/Jing Jing)

Diterjemahkan dari:

Nama situs : Rock Harbor Huntington Beach
Alamat URL : http://huntingtonbeach.rockharbor.org/2011/12/15/expectation-of-god-in-prayer/
Judul asli artikel : Expectation of God in Prayer
Penulis artikel : Tidak dicantumkan
Tanggal akses : 6 Mei 2014

Komentar