Kunjungi Situs Natal
https://natal.sabda.org
Doa serupa dengan doa dalam pasal empat belas yang baru kita bicarakan dan karena dosa orang Yahudi yang besar dan karena firman Allah yang harus disampaikannya begitu keras dan tidak kenal kompromi. Yeremia kelihatannya hampir-hampir putus asa. Ia ingin supaya Allah mengingatnya dan melakukan pembalasan atas orang-orang yang menganiayanya. Ia mengatakan kepada Allah bahwa ia dianiaya demi Allah. Yeremia mengatakan kepada Allah bahwa ia telah menerima firman-Nya dan bahwa firman itu telah masuk ke dalam hatinya, membawa sukacita dan suatu kesadaran bahwa ia dipanggil oleh Allah. Ia menyatakan ketaatannya kepada Allah; ia mengakui bahwa ia kesepian karena tekanan tangan Allah dan karena kegeramannya akan dosa. Kenyataan ini membawa kepedihan dan menghancurkan hati nabi itu. Ia hampir-hampir menuduh Allah telah membohongi dirinya (ayat 18).
Bagaimana Allah menjawab keluhan nabi ini? (ayat 19-21). Allah berkata kepada Yeremia; "Jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku." Allah menegurnya karena keluhannya dan ucapannya yang gegabah. Yang "hina" adalah ucapannya sendiri yang gegabah dan yang "berharga" menjadi "penyambung lidah" Allah lagi. Petrus berdosa dan tak lama kemudian ia berbicara sebagai "penyambung lidah" Roh Kudus kepada beribu-ribu orang. Yohanes Markus meninggalkan Paulus, tetapi kemudian ia menjadi "penyambung lidah" Allah untuk menulis Injil Markus.